Awas Tiga Sektor Kontraksi Sepanjang Tahun, Rekor Inflasi Terendah Akan Terjadi

Kamis, 17 September 2020 - 17:52 WIB
loading...
Awas Tiga Sektor Kontraksi Sepanjang Tahun, Rekor Inflasi Terendah Akan Terjadi
Kontraksi yang menyerang ketiga sektor itu akan terjadi hingga akhir tahun 2020. Sehingga, diprediksi Indonesia akan mengalami tingkat inflasi paling rendah dari tahun-tahun sebelumnya. Foto/Ilustrasi
A A A
JAKARTA - Krisis ekonomi akibat dampak Pandemi Covid-19 menyasar paling dalam terhadap sektor transportasi, restoran dan perhotelan. Hal ini karena adanya pembatasan aktivitas masyarakat demi menurunkan tingkat penularan wabah tersebut.

(Baca Juga: ADB: Ketidakpastian Besar, Ekonomi Indonesia 2020 Akan Terkontraksi 1% )

Direktur Eksekutif CORE Indonesia Mohammad Faisal menyebut, kontraksi yang menyerang ketiga sektor itu akan terjadi hingga akhir tahun 2020. Sehingga, diprediksi Indonesia akan mengalami tingkat inflasi paling rendah dari tahun-tahun sebelumnya.

"Tekanan yang paling kena adalah sektor transportasi, restoran dan hotel. Ini berpengaruh dalam sisi inflasi. Dalam 2020 ini akan terjadi rekor inflasi terendah selama lebih dari dua dasawarsa. Sampai bulan kemarin itu baru 0,9 persen," kata Faisal dalam diskusi virtual, Kamis (17/9/2020).

Dia menambahkan, ada beberapa sektor yang terlihat mengalami peningkatan signifikan karena adanya pandemi. Contohnya seperti penjualan di bisnis kesehatan dan perawatan pribadi terlihat adanya kenaikan harga, karena permintaan yang banyak.

"Jadi selama pandemi, kebutuhan produk kesehatan itu meningkat sehingga harganya yang lebih mahal," ujarnya.

(Baca Juga: Nah Lho, Bos BI Sebut Asumsi Inflasi 3% di 2021 Sangat Berat )

Menurut dia, pelonggaran pembatasan sosial berskala besar (PSBB) memang sudah sewajarnya dievaluasi. Sebab, kebijakan itu belum memperbaiki pertumbuhan ekonomi ke arah yang lebih positif karena menimbulkan dampak kenaikan kasus baru Covid-19.

"Saya pikir pemantauan dari PSBB transisi perlu suatu tindakan agar ini tidak keterusan, akan ada risiko besar," kata dia.
(akr)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1330 seconds (0.1#10.140)