Pandemi Mengubah Perilaku Konsumen, Pengusaha Restoran Harus Adaptasi dengan 3 Hal Ini
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pelaku usaha di sektor industri restoran dan Food and Beverages (F&B) harus jeli mengamati perubahan perilaku konsumen untuk bisa membalik ancaman krisis Covid-19 menjadi peluang.
Pengamat pemasaran dari Inventure, Yuswohady mengatakan, prediksi vaksin akan mulai diproduksi Januari tahun depan menjadi titik balik ekonomi kembali menggeliat. Namun, perlu disadari bahwa situasi tidak akan pernah kembali normal mengingat pandemi telah merubah perilaku konsumen secara ekstrim.
"Maka dari itu, pemilik usaha harus benar-benar mempersiapkan diri menghadapi era baru, yaitu Era Next Normal. Era yang mengubah ancaman krisis Covid-19 menjadi peluang," ujarnya pada webinar Resto Industry Outlook 2021, Jumat (18/9/2020). (Baca juga: Serba Tak Pasti, Sri Mulyani Kesulitan Bikin Kebijakan Ekonomi )
Menurut Yuswohady, tahun 2021 harus menjadi tahun kebangkitan. Apalagi bisnis sektor industri restoran dan F&B dinilai paling cepat bangkit di tengah kelesuan bisnis akibat pandemi Covid-19.
"Restoran itu paling terkena tapi paling cepat bangkit. Menurut saya kemungkinan bisa bangkit itu besar dan harusnya di tahun 2021 tumbuh. Kalau tidak akan nyungsep," ungkap
Dia menjelaskan, di masa pandemi, bisnis restoran harus bisa hidup beradaptasi di lingkungan tiga ekonomi. Pertama, Hygiene Economy dimana Cleanliness, Healthiness, dan Safety (CHS) menjadi penentu krusial.
Kedua, Low-Touch Economy dimana operasi resto (front-end maupun back-end) harus memperkecil persentuhan fisik. Ketiga, Less Crowd Economy dimana jaga jarak menjadi sebuah keharusan untuk mengurangi risiko penularan Covid-19. (Baca juga: Rekor Baru! Sehari 44.428 Spesimen Diperiksa untuk Temukan Kasus Corona )
"Ini memaksa pemain restoran memasuki ekonomi baru. Maka kita harus beradaptasi karena kita memasuki 3 ekonomi yang berbeda," jelasnya.
Menurut Yuswohady, pandemi Covid-19 selain mendorong akselerasi digital juga meningkatkan kesadaran terhadap konsep CHS. Ke depannya, konsumen akan semakin peduli dengan penerapan konsep CHS di restoran dan tempat makan.
"CHS menjadi suatu lompatan dari awalnya konsumen tidak peduli, tiba-tiba concern luar biasa. Maka branding CHS jadi branding utama untuk menarik konsumen, selain promo dan diskon," tuturnya.
Pengamat pemasaran dari Inventure, Yuswohady mengatakan, prediksi vaksin akan mulai diproduksi Januari tahun depan menjadi titik balik ekonomi kembali menggeliat. Namun, perlu disadari bahwa situasi tidak akan pernah kembali normal mengingat pandemi telah merubah perilaku konsumen secara ekstrim.
"Maka dari itu, pemilik usaha harus benar-benar mempersiapkan diri menghadapi era baru, yaitu Era Next Normal. Era yang mengubah ancaman krisis Covid-19 menjadi peluang," ujarnya pada webinar Resto Industry Outlook 2021, Jumat (18/9/2020). (Baca juga: Serba Tak Pasti, Sri Mulyani Kesulitan Bikin Kebijakan Ekonomi )
Menurut Yuswohady, tahun 2021 harus menjadi tahun kebangkitan. Apalagi bisnis sektor industri restoran dan F&B dinilai paling cepat bangkit di tengah kelesuan bisnis akibat pandemi Covid-19.
"Restoran itu paling terkena tapi paling cepat bangkit. Menurut saya kemungkinan bisa bangkit itu besar dan harusnya di tahun 2021 tumbuh. Kalau tidak akan nyungsep," ungkap
Dia menjelaskan, di masa pandemi, bisnis restoran harus bisa hidup beradaptasi di lingkungan tiga ekonomi. Pertama, Hygiene Economy dimana Cleanliness, Healthiness, dan Safety (CHS) menjadi penentu krusial.
Kedua, Low-Touch Economy dimana operasi resto (front-end maupun back-end) harus memperkecil persentuhan fisik. Ketiga, Less Crowd Economy dimana jaga jarak menjadi sebuah keharusan untuk mengurangi risiko penularan Covid-19. (Baca juga: Rekor Baru! Sehari 44.428 Spesimen Diperiksa untuk Temukan Kasus Corona )
"Ini memaksa pemain restoran memasuki ekonomi baru. Maka kita harus beradaptasi karena kita memasuki 3 ekonomi yang berbeda," jelasnya.
Menurut Yuswohady, pandemi Covid-19 selain mendorong akselerasi digital juga meningkatkan kesadaran terhadap konsep CHS. Ke depannya, konsumen akan semakin peduli dengan penerapan konsep CHS di restoran dan tempat makan.
"CHS menjadi suatu lompatan dari awalnya konsumen tidak peduli, tiba-tiba concern luar biasa. Maka branding CHS jadi branding utama untuk menarik konsumen, selain promo dan diskon," tuturnya.
(ind)