Hidroponik, Tren Bertani yang Cocok saat Pandemi
loading...
A
A
A
"Jualan sayur kini laris manis seiring dengan gaya hidup sehat yang semakin meningkat saat pandemi ini. Ditambah hidroponik ini tanpa pestisida sehingga lebih sehat," tandas Ronny.
Tren menjadi petani dadakan juga dilakukan Prayogi Arifianto, warga Jakarta Selatan, yang baru April lalu mencoba bercocok tanam melalui hidroponik.
"Memang dasarnya kita suka berkebun. Kebetulan ketika PSBB coba menanam tanaman yang bisa dikonsumsi," ungkapnya. (Baca juga: Inggris, Prancis, dan Jerman Kecam China Atas Klaim Laut China Selatan)
Biasa dengan media tanah, Yogi merasa harus kembali dari nol untuk belajar menanam. Namun, kini sudah banyak tutorial di YouTube dan media sosial lainnya yang mampu memberikan pencerahan. Selain itu, sambil bekerja di rumah, Yogi pun rajin mengikuti kelas online di grup WhatsApp.
Meskipun dilakukan secara virtual, bapak dua anak ini tidak merasa kesulitan. Beberapa kali panen pun sukses, sesekali tidak berhasil tumbuh membuat Yogi semakin giat mencari tahu atau berdiskusi dengan sesama pelaku hidroponik.
Bagi Yogi, menanam itu mudah dan menyenangkan. Dia begitu menikmati prosesnya dari awal menyemai hingga panen. Dia pun mengajak istri dan anak sulungnya yang masih berusia 5 tahun untuk memantau perkembangan tanaman mereka sekaligus juga ikut memanen. (Lihat videonya: Istana Para Raja di Wilayah Sulsel Berumur Ratusan Tahun)
"Semua bagian dari bertanam itu berkesan. Panen pertama jenis tanaman sayur, tanaman kangkung, ada juga sawi, pakcoy, basil. Puas dan senang sekali, kami sekeluarga bisa petik sendiri sayuran di atap rumah dan kita makan. Ternyata kalau kita mau memulainya, kita akan merasakan hasilnya," ungkapnya, bahagia.
Bukan hanya tanaman sayuran untuk dikonsumsi sendiri. Yogi pun mencoba menanam bunga matahari yang menjadi kesukaan sang putri. (Ananda Nararya)
Lihat Juga: Prabowo Janji RI Swasembada Pangan 5 Tahun Lagi, Pakar Sarankan Genjot Komoditas non-Padi
Tren menjadi petani dadakan juga dilakukan Prayogi Arifianto, warga Jakarta Selatan, yang baru April lalu mencoba bercocok tanam melalui hidroponik.
"Memang dasarnya kita suka berkebun. Kebetulan ketika PSBB coba menanam tanaman yang bisa dikonsumsi," ungkapnya. (Baca juga: Inggris, Prancis, dan Jerman Kecam China Atas Klaim Laut China Selatan)
Biasa dengan media tanah, Yogi merasa harus kembali dari nol untuk belajar menanam. Namun, kini sudah banyak tutorial di YouTube dan media sosial lainnya yang mampu memberikan pencerahan. Selain itu, sambil bekerja di rumah, Yogi pun rajin mengikuti kelas online di grup WhatsApp.
Meskipun dilakukan secara virtual, bapak dua anak ini tidak merasa kesulitan. Beberapa kali panen pun sukses, sesekali tidak berhasil tumbuh membuat Yogi semakin giat mencari tahu atau berdiskusi dengan sesama pelaku hidroponik.
Bagi Yogi, menanam itu mudah dan menyenangkan. Dia begitu menikmati prosesnya dari awal menyemai hingga panen. Dia pun mengajak istri dan anak sulungnya yang masih berusia 5 tahun untuk memantau perkembangan tanaman mereka sekaligus juga ikut memanen. (Lihat videonya: Istana Para Raja di Wilayah Sulsel Berumur Ratusan Tahun)
"Semua bagian dari bertanam itu berkesan. Panen pertama jenis tanaman sayur, tanaman kangkung, ada juga sawi, pakcoy, basil. Puas dan senang sekali, kami sekeluarga bisa petik sendiri sayuran di atap rumah dan kita makan. Ternyata kalau kita mau memulainya, kita akan merasakan hasilnya," ungkapnya, bahagia.
Bukan hanya tanaman sayuran untuk dikonsumsi sendiri. Yogi pun mencoba menanam bunga matahari yang menjadi kesukaan sang putri. (Ananda Nararya)
Lihat Juga: Prabowo Janji RI Swasembada Pangan 5 Tahun Lagi, Pakar Sarankan Genjot Komoditas non-Padi
(ysw)