Pandemi Menghantui, Menkeu Ragu Industri Keuangan Syariah Bisa Sebagus 2019
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pandemi Covid-19 memberikan suatu tekanan yang besar tidak hanya pada kemanusiaan, tetapi juga perekonomian seluruh dunia. Akibatnya tidak hanya menekan sektor industri namun juga berdampak pada keuangan syariah .
(Baca Juga: Menkeu Berharap Label Halal Tidak Bebani Industri Syariah )
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengatakan dalam mendorong ekonomi dan keuangan syariah saat ini dihadapkan tantangan besar. "Dampak ekonomi akibat covid -19 dirasakan oleh seluruh industri termasuk industri dan ekonomi serta keuangan syariah," kata Sri Mulyani dalam diskusi virtual, Senin (21/9/2020).
Dia mengatakan, sebelum terjadi covid perbankan syariah Indonesia telah bukukan kinerja cukup baik dimana pertumbuhan double digit dengan market share di atas 5%. Namun di saat terjadi covid-19 seluruh industri keuangan termasuk perbankan dan perbankan syariah melakukan perubahan dalam rencana pertumbuhan mereka diakibatkan risiko akibat covid-19.
(Baca Juga: Potensi Besar, Menkeu Minta Ekspor Produk Halal Terus Digenjot )
"Pandemi ini tidak hanya masalah kesehatan dan mengancam jiwa tapi memmpengaruhi kondisi sosial dan ekonomi yang sebabkan seluruh masyarakat harus lakukan soscial distancing dan berimbas ke industri ekonomi dan keuangan syariah," tandasnya.
Sri Mulyani menjelaskan ini menunjukkan bahwa risiko akibat Covid-19 bukan hanya mengancam kesehatan, tetapi juga kondisi sosial dan ekonomi. Pembatasan sosial di masyarakat untuk menahan laju penyebaran pun ikut berimbas ke industri keuangan.
Oleh karena itu, katanya, pemerintah terus melakukan penanganan dari sisi kesehatan dan di saat yang penanganan dampak ke ekonomi juga dilakukan. Instrumen utama yang digunakan pemerintah dalam penanganan pandemi Covid-19, yaitu kebijakan fiskal yang ditujukan untuk semua elemen masyarakat.
(Baca Juga: Menkeu Berharap Label Halal Tidak Bebani Industri Syariah )
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengatakan dalam mendorong ekonomi dan keuangan syariah saat ini dihadapkan tantangan besar. "Dampak ekonomi akibat covid -19 dirasakan oleh seluruh industri termasuk industri dan ekonomi serta keuangan syariah," kata Sri Mulyani dalam diskusi virtual, Senin (21/9/2020).
Dia mengatakan, sebelum terjadi covid perbankan syariah Indonesia telah bukukan kinerja cukup baik dimana pertumbuhan double digit dengan market share di atas 5%. Namun di saat terjadi covid-19 seluruh industri keuangan termasuk perbankan dan perbankan syariah melakukan perubahan dalam rencana pertumbuhan mereka diakibatkan risiko akibat covid-19.
(Baca Juga: Potensi Besar, Menkeu Minta Ekspor Produk Halal Terus Digenjot )
"Pandemi ini tidak hanya masalah kesehatan dan mengancam jiwa tapi memmpengaruhi kondisi sosial dan ekonomi yang sebabkan seluruh masyarakat harus lakukan soscial distancing dan berimbas ke industri ekonomi dan keuangan syariah," tandasnya.
Sri Mulyani menjelaskan ini menunjukkan bahwa risiko akibat Covid-19 bukan hanya mengancam kesehatan, tetapi juga kondisi sosial dan ekonomi. Pembatasan sosial di masyarakat untuk menahan laju penyebaran pun ikut berimbas ke industri keuangan.
Oleh karena itu, katanya, pemerintah terus melakukan penanganan dari sisi kesehatan dan di saat yang penanganan dampak ke ekonomi juga dilakukan. Instrumen utama yang digunakan pemerintah dalam penanganan pandemi Covid-19, yaitu kebijakan fiskal yang ditujukan untuk semua elemen masyarakat.
(akr)