Memberdayakan UMKM Berbasis Digital di Kala Pandemi

Sabtu, 26 September 2020 - 10:11 WIB
loading...
A A A
Dalam realitasnya, manakala kecepatan adaptasi manusia, yang terbawa oleh kapasitas belajarnya lebih rendah dari kecepatan perubahan teknologi, maka terjadi patahan. Disrupsi. Kurva yang patah, menunjukkan jarak antara liniaritas adaptasi dengan tuntutan kemampuan untuk menyesuaikan diri. Ini terjadi akibat ekosistem yang diubah oleh teknologi.

Paradoks dari keadaan itu, banyak entitas bisnis, termasuk UMKM yang merasa punya pilihan : segera mengadaptasi, menunda atau menolak perubahan, yang sesungguhnya bukan pilihan. Paradoks makan korban ketika pandemi Covid-19 datang. Ini lengkap beserta kecepatan penularan, dan angka kematiannya yang mencekam. Kelanjutan kehidupan tak bisa berlangsung aman tanpa campur tangan perangkat digital.

Patahan adaptasi transformasi digital memperoleh momentum percepatan tanpa pilihan : beradaptasi atau mati. Itu juga yang terjadi pada UMKM. UMKM yang tanpa dipaksa pandemi Covid-19 telah membangun dan merawat aset digitalnya melenggang nyaman, meniti krisis. Mereka sanggup bertahan, bahkan menikmati pertumbuhan.

Lalu, apakah UMKM yang belum mengadaptasi transformasi digital semata menolak keniscayaan perubahan? Stuart Nash, 2020, Menteri UMKM dan Perikanan, Selandia Baru, dalam uraiannya yang berjudul Big Ideas for Small and Medium Enterprises: Helping SMEs Achieve Digital Transformation, menguraikan kesulitan yang dialami UMKM.

Pelaku usaha kelompok ini belum mengambil manfaat potensial dalam produktivitas dan daya saing, lewat adopsi teknologi digital. Ini terjadi karena berbagai alasan. Di antaranya, UMKM tak selalu dapat mengidentifikasi dengan jelas kebutuhannya. Kelompok ini tak punya pengetahuan, pengalaman, atau sumber daya untuk menerapkan perubahan.

Maka, ketika persoalan suprastruktur yang jadi penghambatnya, pemerintah yang berkepentingan dengan stabilitas ekonomi dan sosial, harus turun tangan. Ini relevan dengan Arnold Pacey, 2014 yang membahas Ethics and Emerging Technologies: seberapa efektif suatu teknologi di dunia tak hanya bergantung pada aspek teknisnya. Tapi juga tergantung pada kecocokan teknologi, dengan konteks sosial dan ekologis tempat teknologi itu diperkenalkan.

Adaptasi teknologi termasuk oleh UMKM, harus memperhatikan aspek budaya dan organisasi teknologi, dalam desain dan implementasinya. Pemerintah perlu punya prakarsa, menerjemahkan tuntutan ini. Alih-alih krisis yang berkepanjangan, akibat UMKM bertumbangan, terimbas pandemi.
(ind)
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0851 seconds (0.1#10.140)