Pandemi Boleh Saja, Tapi Uang Beredar Meningkat di Agustus 2020
loading...
A
A
A
JAKARTA - Bank Indonesia (BI) mencatat Likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) meningkat pada Agustus 2020 disebabkan oleh komponen uang beredar dalam arti sempit (M1) dan uang kuasi. Posisi M2 pada Agustus 2020 tercatat Rp6.726,1 triliun atau meningkat 13,3% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 10,5% (yoy).
(Baca Juga: Pantau Ya!, Suku Bunga Kredit Bank Terus Turun Meski Perlahan )
Direktur Eksekutif Komunikasi BI Onny Widjarnako mengatakan, peningkatan tersebut disebabkan pertumbuhan M1 sebesar 19,3% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan pada Juli 2020 sebesar 13,1% (yoy) didorong oleh naiknya simpanan giro Rupiah.
"Selain itu, pertumbuhan uang kuasi meningkat dari 9,7% (yoy) pada bulan sebelumnya menjadi 11,5% (yoy) pada Agustus 2020. Namun, surat berharga selain saham mengalami kontraksi sebesar 18,7% (yoy) pada Agustus 2020, setelah pada bulan sebelumnya tumbuh sebesar 4,9% (yoy)," ujar Onny di Jakarta, Rabu (30/9/2020).
Sementara berdasarkan faktor yang memengaruhi, peningkatan M2 pada Agustus 2020 disebabkan oleh kenaikan ekspansi keuangan pemerintah. Hal itu tercermin dari pertumbuhan tagihan bersih kepada Pemerintah Pusat yang meningkat, dari 40,8% (yoy) pada Juli 2020 menjadi 65,1% (yoy) pada Agustus 2020.
(Baca Juga: BI: Permintaan Kredit Konstruksi hingga Properti Masih Melambat )
Selain itu, aktiva luar negeri bersih meningkat sebesar 13,8% (yoy) pada Agustus 2020, lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan pada Juli 2020 sebesar 17,6% (yoy). Sementara itu, pertumbuhan kredit pada Agustus 2020 kembali melambat, dari 1,0% (yoy) pada Juli 2020 menjadi 0,6% (yoy) pada bulan laporan.
(Baca Juga: Pantau Ya!, Suku Bunga Kredit Bank Terus Turun Meski Perlahan )
Direktur Eksekutif Komunikasi BI Onny Widjarnako mengatakan, peningkatan tersebut disebabkan pertumbuhan M1 sebesar 19,3% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan pada Juli 2020 sebesar 13,1% (yoy) didorong oleh naiknya simpanan giro Rupiah.
"Selain itu, pertumbuhan uang kuasi meningkat dari 9,7% (yoy) pada bulan sebelumnya menjadi 11,5% (yoy) pada Agustus 2020. Namun, surat berharga selain saham mengalami kontraksi sebesar 18,7% (yoy) pada Agustus 2020, setelah pada bulan sebelumnya tumbuh sebesar 4,9% (yoy)," ujar Onny di Jakarta, Rabu (30/9/2020).
Sementara berdasarkan faktor yang memengaruhi, peningkatan M2 pada Agustus 2020 disebabkan oleh kenaikan ekspansi keuangan pemerintah. Hal itu tercermin dari pertumbuhan tagihan bersih kepada Pemerintah Pusat yang meningkat, dari 40,8% (yoy) pada Juli 2020 menjadi 65,1% (yoy) pada Agustus 2020.
(Baca Juga: BI: Permintaan Kredit Konstruksi hingga Properti Masih Melambat )
Selain itu, aktiva luar negeri bersih meningkat sebesar 13,8% (yoy) pada Agustus 2020, lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan pada Juli 2020 sebesar 17,6% (yoy). Sementara itu, pertumbuhan kredit pada Agustus 2020 kembali melambat, dari 1,0% (yoy) pada Juli 2020 menjadi 0,6% (yoy) pada bulan laporan.
(akr)