Ekonomi RI Minus, Bos OJK : Tidak Berlebihan untuk Tetap Bersyukur

Kamis, 01 Oktober 2020 - 13:35 WIB
loading...
Ekonomi RI Minus, Bos...
Ketua OJK Wimboh Santoso menerangkan, tidak berlebihan untuk tetap bersyukur apabila melihat kontraksi ekonomi Indonesia yang tidak seburuk negara lain. Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Ekonomi nasional yang diproyeksi bakal minus sepanjang tahun, menurut Ketua Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso menerangkan, tidak seburuk negara lain sehingga tidak berlebihan untuk tetap bersyukur. Pada kuartal II tahun 2020 lalu, Indonesia mencatatkan kontraksi ekonomi (PDB) sebesar -5,32% yoy.

" Hal ini dilihat di semua advanced economies (negara-negara maju) maupun di sebagian besar emerging economies (negara-negara berkembang) yang mayoritas struktur perekonomiannya bergantung pada perdagangan internasional. Sementara perekonomian kita lebih banyak ditopang oleh permintaan domestik, " kata Wimboh di Jakarta, Kamis (1/10/2020).

(Baca Juga: Menggantungkan ke Konsumsi, Wamenkeu: Masa Tahun Depan Engga Beli Baju Baru )

Dia melanjutkan untuk mengurangi dampak lebih lanjut dari pandemi Covid-19 pada sektor ekonomi dan keuangan, maka bersama pemerintah dan bank sentral mengeluarkan beberapa langkah kebijakan, baik fiskal, moneter maupun keuangan yang bersifat pre-emptive, extraordinary dan sekaligus forward looking.

"ResponS kebijakan sinergis dan koordinatif serta forward looking antara pemerintah bersama dengan OJK dan Bank Indonesia tersebut mampu menjadi benteng pertahanan yang tangguh dalam menghadapi economic shock yang begitu kuat bersumber dari pandemi ini," jelasnya.

(Baca Juga: Pemerintah Yakin Kontraksi Ekonomi Kuartal III Lebih Kecil, Ini Alasannya )

Wimboh menambahkan, beberapa indikator sudah mulai ada perbaikan, antaranya keyakinan konsumen untuk mendongkrak pertumbuhan konsumsi rumah tangga. "Di samping itu keyakinan konsumen juga mulai ada perbaikan, meskipun masih dalam zona kontraksi. Jadi ini di ujung-ujung ada optimisme. Angka-angka ini leading indicator yang menunjukkan ada pertumbuhan," pungkasnya.
(akr)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1202 seconds (0.1#10.140)