Saling Mendukung, Pariwisata dan Perdagangan Harus Jalan Bareng

Kamis, 01 Oktober 2020 - 19:21 WIB
loading...
Saling Mendukung, Pariwisata dan Perdagangan Harus Jalan Bareng
Perdagangan bukan hanya menyediakan kebutuhan wisatawan, tetapi juga memaksimalkan dampak bagi pendapatan asli daerah. Foto/Ilustrasi
A A A
JAKARTA - Upaya pemerintah menggalakkan pariwisata perlu didukung oleh sistem perdagangan yang baik. Hal itu ditegaskan Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Jerry Sambuaga seusai mengikuti acara Indonesia Care yang diluncurkan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.

Acara yang berlangsung di Lagoi, Bintan, tersebut menggaungkan penerapan protokol kesehatan dalam penyelenggaraan wisata. Pariwisata adalah salah satu penopang ekonomi Indonesia. Keunggulan pariwisata adalah mempunyai dampak trickle down yang lebih optimal. Itu karena masyarakat sekitar bisa ikut mendapatkan manfaat dari perdagangan baik barang maupun jasa. Karena itu, Kementerian Perdagangan (Kemendag) menurut Jerry mendukung upaya wisata yang sejalan dengan protokol kesehatan.

"Kalau pariwisata maju, tentu perdagangan juga, baik pada level masyarakat maupun di level yang lebih luas. Karena itu kita dukung upaya Kemenparekraf untuk menjalankan pariwisata dengan mode sesuai konteks pandemi. Ini bentuk sinergi antarkementerian dalam kabinet Indonesia maju sesuai dengan visi Presiden," kata Wamendag melalui siaran pers, Kamis (1/10/2020).

(Baca Juga: Pemerintah Berikan Berbagai Stimulus untuk Genjot Ekonomi Pariwisata)

Wamendag menilai bahwa pariwisata menghasilkan aliran ekonomi yang baik bagi daerah tujuan wisata dan sekitarnya. Untuk memaksimalkan itu, perdagangan di daerah tujuan wisata juga harus dioptimalkan.

Dalam konteks kawasan berikat seperti di Lagoi, Bintan, perdagangan ditujukan untuk bukan hanya menyediakan kebutuhan wisatawan tetapi juga memaksimalkan dampak bagi pendapatan asli daerah. Ini bisa dilakukan dengan membuat sistem suplai yang melibatkan petani, peternak dan pelaku ekonomi sekitar.

Jerry melihat, kekhasan sebuah daerah adalah salah satu nilai yang dicari wisatawan. Hal ini bukan hanya tercermin dari bangunan atau acara-acara seni, tetapi juga dalam perdagangan. Barang dan jasa, beserta pernak-perniknya, juga merupakan bentuk kekhasan tersendiri.

"Jadi, kekhasan itu kan soal budaya. Dan budaya itu cara hidup dari sebuah masyarakat yang terus dilestarikan. Itu tercermin di makanan, barang-barang bahkan dalam pelayanan. Nah, kekhasan masyarakat sekitar itulah yang bisa kita jual karena menjadi daya tarik wisatawan," kata Jerry.

Menurut Jerry, kekhasan budaya dalam pariwisata ini memang tidak berkaitan langsung dengan perdagangan internasional. Tetapi semakin besar permintaan wisatawan akan barang dan jasa yang khas dari sebuah daerah tentu akan meningkatkan kemandirian daerah tersebut sekaligus berdampak positif bagi kesejahteraan masyarakat. Untuk itu, sinergi yang baik antara kemenparekraf, kemendag dan pemerintah daerah perlu dioptimalkan.

Wamendag Jerry Sambuaga yang mendampingi Mendag Agus Suparmanto dalam Rapat Koordinasi Pimpinan (Rakorpim) Kementerian dan Lembaga yang dikoordinasikan oleh Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto, juga melihat langsung ekonomi di daerah yang terkena pandemi. Wamendag mengerahkan timnya untuk merekam potensi dan masalah perdagangan di Pulau Bintan, khususnya yang berkaitan dengan perdagangan luar negeri.

(Baca Juga: Dongkrak Perdagangan, Perry dan Agus Gandengan Tangan)

Langkah itu ditempuh agar kementerian bisa memotret masalah-masalah yang dihadapi masyarakat. Hasil itu akan dilaporkan dan dikoordinasikan dengan Mendag. "Kita mendapatkan beberapa gambaran masalah dalam perdagangan khususnya ekspor impor. Ada beberapa potensi, khususnya di sektor hortikultura yang bisa dimaksimalkan karena lokasi Bintan yang sangat strategis," katanya.

Kemendag mempunyai tekad yang sama dengan kemnterian lain untuk melakukan mitigasi ekonomi secara optimal agar menghindari tekanan dampak ekonomi akibat Covid-19. Wamendag menekankan bahwa perdagangan adalah kunci sekaligus indikator ekonomi baik di level makro maupun di level pelaku langsung. Oleh karena itu, menurut Wamendag, perdagangan harus dipastikan tetap berlangsung dengan berbagai penyesuaian karena pandemi Covid-19.
(fai)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1429 seconds (0.1#10.140)