Langkah Ekspor Pemprov Sulut Lewat Udara Dinilai Positif Buka Pasar
loading...
A
A
A
JAKARTA - Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Bhima Yudhistira Adhinegara mengatakan, langkah Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Utara yang melakukan ekspor perdana memanfaatkan kargo udara merupakan langkah positif pada situasi pandemi Covid-19 .
Namun, untuk memberikan nilai tambah, dia menekankan jalur ekspor lewat laut. “Ya kalau mau punya nilai tambah yang lebih tetap manfaatkan jalur laut. Karena dari sisi volume bisa lebih besar yang diekspor. Kalau situasi seperti ini, masa pandemi, kalau ada pasarnya memang sebaiknya dimanfaatkan,” ungkapnya, kepada SINDO Media di Jakarta, Kamis (1/10/2020).
Adapun, pemanfaatan ekspor lewat pesawat hendaknya bisa dilakukan pada barang-barang tertentu. “Jadi kriteria untuk ekspor lewat pesawat itu juga ada kategorinya. Misalnya barang elektronik berteknologi tinggi, atau barang langka yang memang sukar untuk jalur darat maupun laut,” ungkap dia. ( Baca juga:Nikmat, di Tengah Pandemi Industri Kopi Bisa Seruput Devisa USD211 Juta )
Mengenai pengiriman ekspor jalur udara yang cepat, dia menilai positif. Artinya, lanjut Bhima, ada pasar yang mau digarap oleh Pemprov Sulawesi Utara. “Kalau semakin besar pasarnya otomatis pengimpor pasti bakal meminta volume yang lebih besar. Mau tidak mau jalur laut atau kapal yang akan dimanfaatkan karena volumenya bakal besar,” ungkapnya.
Di sisi lain, dengan memanfaatkan jalur kapal laut pengiriman ekspor akan lebih menghidupkan jalur distribusi logistik yang ada di sekitar Sulawesi Utara, terutama di kawasan timur Indonesia. “Yang diperlukan sekarang adalah bagaimana menata jalur atau rutenya. Akan lebih baik kalau ada pelayaran kapal kargo untuk ekspor secara langsung dari Sulawesi Utara melingkupi kawasan Indonesia Timur dan sekitarnya,” jelasnya.
Dia menambahkan, langkah ekspor yang dilakukan oleh pemerintah daerah, apa pun itu, merupakan hal positif. “Kalau ekspor tentunya banyak nilai lebihnya. Tinggal melihat lagi, apakah itu bahan baku yang diekspor atau bahan jadi. Ke depan perlu nilai tambah dengan membuatnya menjadi barang jadi atau bahan setengah jadi,” pungkasnya. ( Baca juga:Rusia Siap Jadi Mediator Pembicaraan Damai Armenia-Azerbaijan )
Seperti diketahui, situasi pandemi Covid-19 yang sangat menghantam multisektor disiasati dengan berbagai terobosan. Salah satunya gebrakan ekspor komoditas andalan daerah yang dilakukan oleh Gubernur Sulut Olly Dondokambey dengan menyasar pasar Jepang. Setelah produk ikan tuna, kini komoditas ikan Nila rempah berhasil dikirim.
Ekspor dengan penerbangan langsung (direct call) menggunakan pesawat Garuda dari Bandara Sam Ratulangi Manado ke Bandara Narita, Jepang, pertama kali dilepas oleh Gubernur Sulawesi Utara Olly Dondokambey pada Rabu (24/9). Penerbangan kargo pertama itu menjadi kado di Hari Ulang Tahun (HUT) ke-56 Provinsi Sulawesi Utara.
Namun, untuk memberikan nilai tambah, dia menekankan jalur ekspor lewat laut. “Ya kalau mau punya nilai tambah yang lebih tetap manfaatkan jalur laut. Karena dari sisi volume bisa lebih besar yang diekspor. Kalau situasi seperti ini, masa pandemi, kalau ada pasarnya memang sebaiknya dimanfaatkan,” ungkapnya, kepada SINDO Media di Jakarta, Kamis (1/10/2020).
Adapun, pemanfaatan ekspor lewat pesawat hendaknya bisa dilakukan pada barang-barang tertentu. “Jadi kriteria untuk ekspor lewat pesawat itu juga ada kategorinya. Misalnya barang elektronik berteknologi tinggi, atau barang langka yang memang sukar untuk jalur darat maupun laut,” ungkap dia. ( Baca juga:Nikmat, di Tengah Pandemi Industri Kopi Bisa Seruput Devisa USD211 Juta )
Mengenai pengiriman ekspor jalur udara yang cepat, dia menilai positif. Artinya, lanjut Bhima, ada pasar yang mau digarap oleh Pemprov Sulawesi Utara. “Kalau semakin besar pasarnya otomatis pengimpor pasti bakal meminta volume yang lebih besar. Mau tidak mau jalur laut atau kapal yang akan dimanfaatkan karena volumenya bakal besar,” ungkapnya.
Di sisi lain, dengan memanfaatkan jalur kapal laut pengiriman ekspor akan lebih menghidupkan jalur distribusi logistik yang ada di sekitar Sulawesi Utara, terutama di kawasan timur Indonesia. “Yang diperlukan sekarang adalah bagaimana menata jalur atau rutenya. Akan lebih baik kalau ada pelayaran kapal kargo untuk ekspor secara langsung dari Sulawesi Utara melingkupi kawasan Indonesia Timur dan sekitarnya,” jelasnya.
Dia menambahkan, langkah ekspor yang dilakukan oleh pemerintah daerah, apa pun itu, merupakan hal positif. “Kalau ekspor tentunya banyak nilai lebihnya. Tinggal melihat lagi, apakah itu bahan baku yang diekspor atau bahan jadi. Ke depan perlu nilai tambah dengan membuatnya menjadi barang jadi atau bahan setengah jadi,” pungkasnya. ( Baca juga:Rusia Siap Jadi Mediator Pembicaraan Damai Armenia-Azerbaijan )
Seperti diketahui, situasi pandemi Covid-19 yang sangat menghantam multisektor disiasati dengan berbagai terobosan. Salah satunya gebrakan ekspor komoditas andalan daerah yang dilakukan oleh Gubernur Sulut Olly Dondokambey dengan menyasar pasar Jepang. Setelah produk ikan tuna, kini komoditas ikan Nila rempah berhasil dikirim.
Ekspor dengan penerbangan langsung (direct call) menggunakan pesawat Garuda dari Bandara Sam Ratulangi Manado ke Bandara Narita, Jepang, pertama kali dilepas oleh Gubernur Sulawesi Utara Olly Dondokambey pada Rabu (24/9). Penerbangan kargo pertama itu menjadi kado di Hari Ulang Tahun (HUT) ke-56 Provinsi Sulawesi Utara.
(uka)