Seruhhh! Setelah Airlangga Resmikan Listrik Coca-Cola, Erick Berkirim Surat Soal PLN
loading...
A
A
A
Dalam sambutannya, Airlangga tampak seperti memuji langkah Coca-Cola itu. "Jadi capaian investasi Rp87 miliar ini adalah sesuatu yang luar biasa karena Coca-Cola juga menjadi pionir dan ini adalah panel terbesar di ASEAN, nomor dua di Asia Pasifik, dan nomor empat di dunia," ujar Airlangga dalam acara peresmian.
Pembangkit milik Coca-Cola itu jelas menghasilkan listrik yang terbilang besar. Pembangkit itu sanggup menghemat 7.000 kendaraan yang dikendarai selama satu tahun.
Menurut Airlangga, saat ini pemerintah memang sedang mendorong kontribusi energi baru terbarukan (renewable energy) menjadi sebesar 23% di tahun 2025. Pencapaiannya nanti akan ditingkatkan setiap tahun. ( Baca juga:Gandeng Universitas Riau, Sandi Minta Alumnus Ciptakan Lapangan Kerja )
"Saya berharap program ini dilanjutkan karena masih banyak pabrik Coca-Cola lain di berbagai wilayah. Saya yakin tidak nomor dua di Asia Pasifik, tetapi bisa nomor 1 di Asia Pasifik," kata Airlangga.
Nah perkaranya adalah...langkah Coca-Cola itu tampaknya akan kian memengaruhi permintaan listrik industri ke PLN. Di Januari kemarin saja, konsumsi listrik sektor industri mengalami pertumbuhan negatif, yakni sebesar minus 1,61%. Angka itu lebih rendah bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yang mencapai 3,79%. Bayangkan kalau semua industri besar membangun pembangkit listriknya sendiri?
Pembangkit milik Coca-Cola itu jelas menghasilkan listrik yang terbilang besar. Pembangkit itu sanggup menghemat 7.000 kendaraan yang dikendarai selama satu tahun.
Menurut Airlangga, saat ini pemerintah memang sedang mendorong kontribusi energi baru terbarukan (renewable energy) menjadi sebesar 23% di tahun 2025. Pencapaiannya nanti akan ditingkatkan setiap tahun. ( Baca juga:Gandeng Universitas Riau, Sandi Minta Alumnus Ciptakan Lapangan Kerja )
"Saya berharap program ini dilanjutkan karena masih banyak pabrik Coca-Cola lain di berbagai wilayah. Saya yakin tidak nomor dua di Asia Pasifik, tetapi bisa nomor 1 di Asia Pasifik," kata Airlangga.
Nah perkaranya adalah...langkah Coca-Cola itu tampaknya akan kian memengaruhi permintaan listrik industri ke PLN. Di Januari kemarin saja, konsumsi listrik sektor industri mengalami pertumbuhan negatif, yakni sebesar minus 1,61%. Angka itu lebih rendah bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yang mencapai 3,79%. Bayangkan kalau semua industri besar membangun pembangkit listriknya sendiri?
(uka)