Reptil Bisa Jadi Hobi Plus Investasi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Peluang bisnis tidak hanya datang dari sebuah kesempatan, namun juga bisa berawal dari hobi . Seperti hobi memelihara binatang reptil yang kini menjadi sebuah tren baru masyarakat kota, ternyata bisa menjadi lahan investasi yang cukup menjanjikan.
Awalnya, tren reptil sebagai peliharaan hanya berkembang di kalangan penghobi saja. Namun, hingga saat ini perkembangan peminat reptil meningkat pesat hingga 50% selama pandemi. Ini terlihat dari bermunculannya berbagai klub pencinta reptil di berbagai daerah di Indonesia. (Baca: Amalan Ringan yang Bisa Jadi Sebab Turunnya Rahmat Allah)
Bahkan, lingkup pencinta reptil seperti iguana dan tokek pun kian luas. Jika dahulu masih banyak cowok yang berani memelihara, kini banyak kaum hawa yang juga mulai meminatinya. Rentang usianya pun mulai dari anak-anak hingga dewasa. "Trennya sekarang penghobi reptil itu berasal dari kalangan urban, yaitu kalangan muda yang punya jiwa tantangan dan sibuk," ujar mantan anggota DPR yang juga pencinta hewan, Lucky Hakim.
Reptil, kata Lucky, tidak seperti hewan peliharaan lainnya yang membutuhkan perawatan khusus. Pemeliharaan reptil sangatlah mudah dan tidak repot. "Reptil itu sebenarnya kalem dan tidak rewel, perawatannya mudah asal kebutuhan pokoknya, yaitu makanan dan kebersihannya dijaga," lanjutnya.
Karena itu, hewan reptil sangat cocok untuk kaum urban yang tidak memiliki banyak waktu untuk perawatan hewan. Sekarang ini untuk reptil yang banyak di buru, yaitu leopard gecko (tokek hias) dan iguana. Kedua jenis reptil ini memiliki motif kulit yang sangat unik sehingga banyak diminati.
Dengan semakin banyaknya peminat, harga reptil ini pun ikut melonjak. Gecko misalnya, untuk anakan yang bermotif standar saja harganya mencapai Rp150.000. Sementara yang jenis leopard gecko dengan motif atraktif bisa menembus Rp12 juta. (Baca juga: Ini Makanan yang Baik dan Tidak untuk Jantung)
Selain motif, harga tokek juga dilihat dari berat badannya. Untuk tokek yang memiliki berat di atas 3 ons memiliki harga dari Rp30 juta hingga Rp100 juta-an, sedangkan tokek dengan berat 3,5 sampai 4 ons bisa dihargai dengan Rp100 juta hingga Rp800 juta. "Harganya memang bervariasi menurut jenis dan beratnya," tegas Lucky.
Sedangkan untuk bayi green iguana bisa dibanderol Rp300.000 per ekor, red iguana Rp750.000, blue iguana Rp5 juta, iguana albino Rp30 juta, dan white iguana bisa mencapai Rp150 juta.
Selain itu, harga iguana dan ?tokek betina yang sudah pernah melahirkan akan semakin tinggi. Sebab, iguana dan tokek yang pernah sekali melahirkan pada kehamilan berikutnya mampu menetaskan telur yang samakin banyak. "Iguana saya pernah menetas sampai 75 telur," lanjutnya.
Bila berbicara investasi, iguana dan tokek bisa dikatakan cukup menggiurkan. Sebab, bila ukurannya semakin besar, harga jualnya akan semakin tinggi. Apalagi jika kedua reptil ini dirawat dengan bagus dan berwarna serta memiliki bentuk cantik. (Baca juga: Peneliti Temukan Danau Air Asin di Mars)
"Rata-rata untuk para pencinta iguana ini mereka membeli dari bayi dan ditunggu sampai besar agar lebih jinak. Kalau membeli langsung ukuran dewasa akan lebih lama untuk di jinakkan," ungkapnya.
Lucky menambahkan, investasi iguana dan tokek hampir tidak pernah rugi. Karena, rata-rata Indonesia bisa mengimpor 15 ekor iguana dan tokek per tahun dari berbagai negara dan hanya tersedia dua ribu ekor iguana lokal dan tokek lokal per tahun.
Terbatasnya jumlah iguana dan tokek yang diimpor Indonesia memberikan kesempatan bagi para breeder (peternak) untuk jual beli. Terlebih lagi, menjual iguana dan tokek sangat gampang, sebab banyak sekali wadah pencinta reptil di jejaring media sosial.
“Untuk kalangan hobi, harganya saya kira sepadan dengan jenis reptilnya. Kan nantinya bisa untuk investasi lagi, seperti iguana semakin bobotnya berat dan memiliki warna bagus harganya bisa mahal. Teman saya pun mengaku pernah menjual sekitar 20 ekor tokek setiap bulan dengan omset Rp5 juta per bulan. Tentunya sesama anggota komunitas, karena tokek jenis tertentu seperti tokek Pakistan tidak dijual di pet shop ini kan ada nilai investasinya juga," jelasnya.
Alasan lainnya mengapa harga tokek di pasaran cukup tinggi karena masih dipengaruhi oleh beberapa kepercayaan seperti untuk penyembuhan penyakit tertentu. Seperti, daging tokek dipercaya sebagai obat gatal, begitu juga dengan darah dan empedu tokek. (Baca juga: Din Syamsuddin Minta Moeldoko Tak Mudah Lempar Tuduhan)
"Konon, empedu tokek yang sudah jadi kristal bisa jadi obat apa saja. Itu biasanya kalau tokeknya sudah memiliki berat 4 ons. Tokek juga bisa jadi obat HIV/AIDS, tapi saya juga kurang tahu apanya. Ada yang bilang darahnya, dagingnya dan lidahnya. Ada juga yang percaya bahwa tokek bisa membawa keberuntungan," tutur pria kelahiran 1978 ini.
Jika Anda tertarik untuk memulai koleksi reptil Ketua komunitas pencinta reptil Jakarta, Roy Silalahi memberikan tipsnya. Pertama, cari dahulu informasi tentang reptil sebagai hewan peliharaan. Cari juga jenis hewan yang paling mudah perawatannya dahulu.
“Pemeliharaannya bisa dilakukan dengan cara yang mudah, hanya perlu memperhatikan kandang berupa kotak kaca ukuran 40 x 60 cm, dilengkapi dengan dahan-dahan kayu kecil. Sedangkan untuk makanannya, cukup dengan memberikan anak-anak tikus yang masih merah,” ujarnya.
"Untuk makanannya bisa didapat di toko hewan pada umumnya,"saran Roy.
Selain itu, sebelum membeli jenis reptil ini sebaiknya cek dengan detail bentuk dan kelengkapan anggota tubuhnya. Untuk iguana, memiliki kuku sempurna, duri-duri di atas punggung bagus, dan kelincahan iguana.
"Karena jika kuku-kuku sudah tumbuh namun belum sempurna, maka kesempurnaan iguana akan terganggu," ungkapnya. (Lihat videonya: Janda Bolong Jadi Primadona Saat Pandemi Harganya Mencapai Jutaan)
Adapun untuk tokek, perhatikan corak dan warnanya. Warna yang cerah akan semakin banyak disukai dan bernilai jual yang tinggi. "Jika dari bayinya saja sudah terlihat memiliki corak yang cantik, mungkin tokeknya juga bisa semakin cantik ketika besar,"kata Roy. (Aprilia S Andyna)
Awalnya, tren reptil sebagai peliharaan hanya berkembang di kalangan penghobi saja. Namun, hingga saat ini perkembangan peminat reptil meningkat pesat hingga 50% selama pandemi. Ini terlihat dari bermunculannya berbagai klub pencinta reptil di berbagai daerah di Indonesia. (Baca: Amalan Ringan yang Bisa Jadi Sebab Turunnya Rahmat Allah)
Bahkan, lingkup pencinta reptil seperti iguana dan tokek pun kian luas. Jika dahulu masih banyak cowok yang berani memelihara, kini banyak kaum hawa yang juga mulai meminatinya. Rentang usianya pun mulai dari anak-anak hingga dewasa. "Trennya sekarang penghobi reptil itu berasal dari kalangan urban, yaitu kalangan muda yang punya jiwa tantangan dan sibuk," ujar mantan anggota DPR yang juga pencinta hewan, Lucky Hakim.
Reptil, kata Lucky, tidak seperti hewan peliharaan lainnya yang membutuhkan perawatan khusus. Pemeliharaan reptil sangatlah mudah dan tidak repot. "Reptil itu sebenarnya kalem dan tidak rewel, perawatannya mudah asal kebutuhan pokoknya, yaitu makanan dan kebersihannya dijaga," lanjutnya.
Karena itu, hewan reptil sangat cocok untuk kaum urban yang tidak memiliki banyak waktu untuk perawatan hewan. Sekarang ini untuk reptil yang banyak di buru, yaitu leopard gecko (tokek hias) dan iguana. Kedua jenis reptil ini memiliki motif kulit yang sangat unik sehingga banyak diminati.
Dengan semakin banyaknya peminat, harga reptil ini pun ikut melonjak. Gecko misalnya, untuk anakan yang bermotif standar saja harganya mencapai Rp150.000. Sementara yang jenis leopard gecko dengan motif atraktif bisa menembus Rp12 juta. (Baca juga: Ini Makanan yang Baik dan Tidak untuk Jantung)
Selain motif, harga tokek juga dilihat dari berat badannya. Untuk tokek yang memiliki berat di atas 3 ons memiliki harga dari Rp30 juta hingga Rp100 juta-an, sedangkan tokek dengan berat 3,5 sampai 4 ons bisa dihargai dengan Rp100 juta hingga Rp800 juta. "Harganya memang bervariasi menurut jenis dan beratnya," tegas Lucky.
Sedangkan untuk bayi green iguana bisa dibanderol Rp300.000 per ekor, red iguana Rp750.000, blue iguana Rp5 juta, iguana albino Rp30 juta, dan white iguana bisa mencapai Rp150 juta.
Selain itu, harga iguana dan ?tokek betina yang sudah pernah melahirkan akan semakin tinggi. Sebab, iguana dan tokek yang pernah sekali melahirkan pada kehamilan berikutnya mampu menetaskan telur yang samakin banyak. "Iguana saya pernah menetas sampai 75 telur," lanjutnya.
Bila berbicara investasi, iguana dan tokek bisa dikatakan cukup menggiurkan. Sebab, bila ukurannya semakin besar, harga jualnya akan semakin tinggi. Apalagi jika kedua reptil ini dirawat dengan bagus dan berwarna serta memiliki bentuk cantik. (Baca juga: Peneliti Temukan Danau Air Asin di Mars)
"Rata-rata untuk para pencinta iguana ini mereka membeli dari bayi dan ditunggu sampai besar agar lebih jinak. Kalau membeli langsung ukuran dewasa akan lebih lama untuk di jinakkan," ungkapnya.
Lucky menambahkan, investasi iguana dan tokek hampir tidak pernah rugi. Karena, rata-rata Indonesia bisa mengimpor 15 ekor iguana dan tokek per tahun dari berbagai negara dan hanya tersedia dua ribu ekor iguana lokal dan tokek lokal per tahun.
Terbatasnya jumlah iguana dan tokek yang diimpor Indonesia memberikan kesempatan bagi para breeder (peternak) untuk jual beli. Terlebih lagi, menjual iguana dan tokek sangat gampang, sebab banyak sekali wadah pencinta reptil di jejaring media sosial.
“Untuk kalangan hobi, harganya saya kira sepadan dengan jenis reptilnya. Kan nantinya bisa untuk investasi lagi, seperti iguana semakin bobotnya berat dan memiliki warna bagus harganya bisa mahal. Teman saya pun mengaku pernah menjual sekitar 20 ekor tokek setiap bulan dengan omset Rp5 juta per bulan. Tentunya sesama anggota komunitas, karena tokek jenis tertentu seperti tokek Pakistan tidak dijual di pet shop ini kan ada nilai investasinya juga," jelasnya.
Alasan lainnya mengapa harga tokek di pasaran cukup tinggi karena masih dipengaruhi oleh beberapa kepercayaan seperti untuk penyembuhan penyakit tertentu. Seperti, daging tokek dipercaya sebagai obat gatal, begitu juga dengan darah dan empedu tokek. (Baca juga: Din Syamsuddin Minta Moeldoko Tak Mudah Lempar Tuduhan)
"Konon, empedu tokek yang sudah jadi kristal bisa jadi obat apa saja. Itu biasanya kalau tokeknya sudah memiliki berat 4 ons. Tokek juga bisa jadi obat HIV/AIDS, tapi saya juga kurang tahu apanya. Ada yang bilang darahnya, dagingnya dan lidahnya. Ada juga yang percaya bahwa tokek bisa membawa keberuntungan," tutur pria kelahiran 1978 ini.
Jika Anda tertarik untuk memulai koleksi reptil Ketua komunitas pencinta reptil Jakarta, Roy Silalahi memberikan tipsnya. Pertama, cari dahulu informasi tentang reptil sebagai hewan peliharaan. Cari juga jenis hewan yang paling mudah perawatannya dahulu.
“Pemeliharaannya bisa dilakukan dengan cara yang mudah, hanya perlu memperhatikan kandang berupa kotak kaca ukuran 40 x 60 cm, dilengkapi dengan dahan-dahan kayu kecil. Sedangkan untuk makanannya, cukup dengan memberikan anak-anak tikus yang masih merah,” ujarnya.
"Untuk makanannya bisa didapat di toko hewan pada umumnya,"saran Roy.
Selain itu, sebelum membeli jenis reptil ini sebaiknya cek dengan detail bentuk dan kelengkapan anggota tubuhnya. Untuk iguana, memiliki kuku sempurna, duri-duri di atas punggung bagus, dan kelincahan iguana.
"Karena jika kuku-kuku sudah tumbuh namun belum sempurna, maka kesempurnaan iguana akan terganggu," ungkapnya. (Lihat videonya: Janda Bolong Jadi Primadona Saat Pandemi Harganya Mencapai Jutaan)
Adapun untuk tokek, perhatikan corak dan warnanya. Warna yang cerah akan semakin banyak disukai dan bernilai jual yang tinggi. "Jika dari bayinya saja sudah terlihat memiliki corak yang cantik, mungkin tokeknya juga bisa semakin cantik ketika besar,"kata Roy. (Aprilia S Andyna)
(ysw)