Duh Gawat! Rumah Sakit Kelabakan Obat Corona Mulai Langka
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menteri Koordinator (Menko) Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan sejumlah rumah sakit mengalami kebingungan karena mulai kesulitan emncapatkan pasokan obat corona seperti Favipiravir, Remdesivir dan Actemra.Sebab itu, pihaknya mendesak Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto membereskan keluhan terkait kelangkaan tersebut.
"Saya ingin agar kelangkaan ini bisa segera diselesaikan. Saya akan cek secara regular terkait hal ini, pokoknya jangan sampai ada orang mati karena tidak memperoleh obat tepat waktu,” ujar Menko Marves sekaligus Wakil Ketua Komite Penanganan covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC PEN) melalui keterangan resminya, di Jakarta, Senin (5/10/2020).
Tidak hanya itu, Luhut juga meminta Kementerian BUMN turut memastikan ketersediaan obat tersebut tersedia bagi rumah sakit. Selain itu, agar tidak terjadi pemesanan ganda, dia meminta agar Kementerian BUMN melakukan sinkronisasi kebijakan pemesanan obat antara pemerintah pusat dan daerah.
"Saya melihat Kemenkes sudah mengalokasikan anggaran untuk ini, namun pemerintah daerah melalui APBD juga menganggarkan. Oleh karena itu, perlu ada sinkronisasi anggaran antara pusat dan daerah dalam pengadaan obat ini," ungkap dia.
Berdasarkan laporan Kemenkes pengadaan obat dan alat kesehatan telah sesuai dengan standar penanganan pasien Covid-19 dan telah didistribusikan sesuai kebutuhan. Namun demikian untuk pengadaan alat High Flow Nasal Cannula masih belum sepenuhnya mampu dipenuhi oleh produsen dalam negeri.
"Untuk alkes High Nasal canulla untuk sementara produsen dalam negeri hanya mampu menyediakan 300 alat, sedangkan 1000 alat sisanya masih saya cari dari luar negeri," tandas dia.
"Saya ingin agar kelangkaan ini bisa segera diselesaikan. Saya akan cek secara regular terkait hal ini, pokoknya jangan sampai ada orang mati karena tidak memperoleh obat tepat waktu,” ujar Menko Marves sekaligus Wakil Ketua Komite Penanganan covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC PEN) melalui keterangan resminya, di Jakarta, Senin (5/10/2020).
Tidak hanya itu, Luhut juga meminta Kementerian BUMN turut memastikan ketersediaan obat tersebut tersedia bagi rumah sakit. Selain itu, agar tidak terjadi pemesanan ganda, dia meminta agar Kementerian BUMN melakukan sinkronisasi kebijakan pemesanan obat antara pemerintah pusat dan daerah.
"Saya melihat Kemenkes sudah mengalokasikan anggaran untuk ini, namun pemerintah daerah melalui APBD juga menganggarkan. Oleh karena itu, perlu ada sinkronisasi anggaran antara pusat dan daerah dalam pengadaan obat ini," ungkap dia.
Berdasarkan laporan Kemenkes pengadaan obat dan alat kesehatan telah sesuai dengan standar penanganan pasien Covid-19 dan telah didistribusikan sesuai kebutuhan. Namun demikian untuk pengadaan alat High Flow Nasal Cannula masih belum sepenuhnya mampu dipenuhi oleh produsen dalam negeri.
"Untuk alkes High Nasal canulla untuk sementara produsen dalam negeri hanya mampu menyediakan 300 alat, sedangkan 1000 alat sisanya masih saya cari dari luar negeri," tandas dia.
(nng)