Gaes, Mau Jadi Pebisnis Kuliner Sukses? Cermati Lima Tips Ini

Jum'at, 09 Oktober 2020 - 07:55 WIB
loading...
Gaes, Mau Jadi Pebisnis...
Foto/Ilustrasi/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Kuliner adalah salah satu industri yang tidak ada matinya, begitu kata orang-orang. Sebagai penyedia kebutuhan pokok, bisnis ini menawarkan keuntungan yang menjanjikan, khususnya di era daring yang serba-praktis. Tidak heran, penggiat bisnis dan generasi muda kini berlomba-lomba untuk membangun bisnis kuliner daring, terutama sejak pandemi Covid-19 menuntut daya kreasi dan inovasi.

Nah, di tengah persaingan yang ketat ini dibutuhkan strategi dan langkah yang tepat dalam merancang dan memulai bisnis makanan daring. Seperti apa langkah-langkah yang dapat diterapkan? Batam Tourism Polytechnic (BTP), salah satu politeknik swasta terbaik di bidang pariwisata yang berbasis di Batam, Kepulauan Riau, juga memberikan tips kepada pelaku usaha pemula atau masyarakat yang ingin merintis bisnis kuliner. Di antaranya adalah:

1. Temukan niche bisnis makanan daring
Niche market adalah target pasar yang diidentifikasikan berdasarkan kebutuhan, preferensi, atau identitas yang spesifik. Melalui niche market, kamu akan berada di kolam persaingan yang lebih sempit dan berkesempatan untuk tampil lebih menonjol.

Dalam menentukan niche market ini, hal esensial yang perlu dilakukan adalah mencari tahu tren makanan yang sedang diminati masyarakat. Lalu, tentukan posisi bisnismu, apakah misalnya sebagai brand yang affordable atau luxury? Akankan pelaku fokus pada menu clean-eating atau hidangan yang memanjakan? ( Baca juga:Tingkatkan Daya Saing UMKM, Kemenkop Siapkan 'Pabrik Bersama' )

Niche bisnis ini juga akan memengaruhi branding dan caramu mengiklankan diri. Mulai dari memilih warna perusahaan, teks, hingga desain logo. Semuanya akan bersinggungan dengan niche market. Setelah itu, tetapkan anggaran dan ekspektasi. Berapa banyak bujet bulanan yang dapat kamu keluarkan? Apakah ingin memasarkan produk di area lokal, nasional, atau mungkin hingga ke luar negeri?

Jawaban atas pertanyaan-pertanyaan di atas akan membantu mengetahui berapa banyak dana yang harus diinvestasikan dalam pengembangan toko daring, pemasaran, dan bahan produksi, yang pada akhirnya menentukan harga jual.

2. Cari pemasok bahan
Dalam bidang makanan, terdapat dua jenis bisnis, yaitu bisnis yang memproduksi produknya sendiri dan bisnis yang membeli produk jadi untuk dijual. Apa pun jenis bisnis itu, perlu meluangkan waktu untuk mencari pemasok bahan yang kredibel dan terpercaya. Jika menjual menu clean-eating dengan bahan organik, sebaiknya pastikan pemasok tersebut benar-benar menyediakan sayuran dan buah-buahan organik.

3. Buat merek, kemasan, dan label
Pada tahap ini, pelaku harus telah memiliki gagasan yang jelas tentang makanan apa yang ingin dijual dan bagaimana akan memproduksinya. Selain itu, juga akan memikirkan branding bisnis yang mencakup beberapa hal, seperti:

-Nama bisnis: terdapat tiga prinsip yang harus diperhatikan, yaitu mudah diingat, relevan, dan mudah dieja. Cobalah pikirkan ide-ide kreatif dan tanyakan pendapat dari teman dan kerabat. ( Baca juga:Pilpres Masih Lama, Gatot Disarankan Pintar-pintar Atur Ritme )

-Warna brand: warna merupakan representasi dari bisnis beserta semangat dan visi yang terkandung di dalamnya. Karena itu, pelaku perlu menaruh perhatian yang lebih saat menentukan warna atau brand colour.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2276 seconds (0.1#10.140)