Bos BI: 17 Sektor Produktif Bisa Jadi Alat Pengungkit Ekonomi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Bank Indonesia (BI) terus berupaya untuk membantu memulihkan ekonomi akibat pandemi Covid-19 . Berdasarkan laporan BI ada 17 sektor produktif yang telah diidentifikasi oleh pemerintah dapat mendongkrak ekonomi, yakni pertanian, tanaman pangan, holtikultura, dan perkebunan.
"Sektor lainnya, yaitu informasi teknologi dan komunikasi, jasa keuangan, peternakan, pertambangan, termasuk sektor administrasi pemerintahan. Memang sektor seperti perdagangan dan restoran mempunyai potensi walaupun memerlukan protokol Covid-19 yang lebih ketat," ujar Gubernur BI Perry Warjiyo saat video virtual, Jumat (9/10/2020).
Menurut dia ada 5 hal yang dilakukan otoritas fiskal dan moneter untuk terus bersinergi membangkitkan kembali ekonomi. Kelima hal itu meliputi koordinasi, pemberian stimulus dari otoritas fiskal, moneter, dan lembaga terkait, serta digitalisasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). "Oleh karena itu dalam konteks ini, mari kita perkuat ketahanan ekonomi kita. Mari kita bersinergi, gotong royong, dan membangun optimisme," katanya.
Dia menambahkan untuk UMKM misalnya, mendapat anggaran tambahan Rp 123,5 triliun tahun ini. Penggelontoran anggaran untuk UMKM ini bisa dipercepat dengan terus menyalurkan subsidi bunga UMKM, Banpres Tunai, penjaminan kredit modal kerja, dan penempatan pendanaan. "Tentu saja ini akan diupayakan untuk realisasinya. Termasuk bagaimana perhatian Bapak Presiden untuk mendorong UMKM sebagai sumber kekuatan ekonomi kita," tandasnya.
"Sektor lainnya, yaitu informasi teknologi dan komunikasi, jasa keuangan, peternakan, pertambangan, termasuk sektor administrasi pemerintahan. Memang sektor seperti perdagangan dan restoran mempunyai potensi walaupun memerlukan protokol Covid-19 yang lebih ketat," ujar Gubernur BI Perry Warjiyo saat video virtual, Jumat (9/10/2020).
Menurut dia ada 5 hal yang dilakukan otoritas fiskal dan moneter untuk terus bersinergi membangkitkan kembali ekonomi. Kelima hal itu meliputi koordinasi, pemberian stimulus dari otoritas fiskal, moneter, dan lembaga terkait, serta digitalisasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). "Oleh karena itu dalam konteks ini, mari kita perkuat ketahanan ekonomi kita. Mari kita bersinergi, gotong royong, dan membangun optimisme," katanya.
Dia menambahkan untuk UMKM misalnya, mendapat anggaran tambahan Rp 123,5 triliun tahun ini. Penggelontoran anggaran untuk UMKM ini bisa dipercepat dengan terus menyalurkan subsidi bunga UMKM, Banpres Tunai, penjaminan kredit modal kerja, dan penempatan pendanaan. "Tentu saja ini akan diupayakan untuk realisasinya. Termasuk bagaimana perhatian Bapak Presiden untuk mendorong UMKM sebagai sumber kekuatan ekonomi kita," tandasnya.
(nng)