Pengusaha Nahdliyin Dirangkul Teten untuk Kembangkan Koperasi dan UMKM
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengajak Himpunan Pengusaha Nahdliyin untuk turut serta terlibat dalam upaya pengembangan koperasi dan UMKM di Indonesia.Teten mengatakan, selama ini banyak koperasi yang berkembang di lingkungan Nahdliyin dan hal ini dapat menjadi modal pendukung untuk kerja sama tersebut.
“Saya mengajak para nahdliyin, terutama yang tergabung dalam Himpunan Pengusaha Nahdliyin, untuk ikut serta membangun dan mengembangkan koperasi dan UMKM,” kata Teten dalam acara Hari Lahir Ke-9 Himpunan Pengusaha Nahdliyin (HPN) yang digelar secara virtual di Jakarta, Jumat (9/10/2020).
(Baca Juga: Bangkitkan UMKM, Teten Minta Bantuan Erick Thohir )
Dia juga berharap para pengusaha Nahdliyin menjadi motor penggerak kebangkitan ekonomi Indonesia di tengah pandemi COVID-19. Selebihnya, dia menekankan bahwa struktur ekonomi Indonesia memiliki formasi 99% UMKM, dengan tingkat penyerapan kerja mencapai 97%, dan kontribusi ke PDB hingga 60%.
“Kontribusi dari UMKM itu sangat besar, sehingga ekonomi Indonesia ini sebenarnya UMKM. Namun sayangnya produktivitas UMKM masih terlalu rendah dibandingkan dengan usaha besar atau korporasi yang jumlahnya 1 persen, inilah tantangan utama kita,” katanya.
Di tengah pandemi, kata Teten, UMKM mengalami dampak yang luar biasa, dan kondisinya berbeda dengan krisis 1998 di mana ketika usaha besar berjatuhan, UMKM justru menyelamatkan ekonomi Indonesia.
“Saat ini beda, seluruh dunia sekarang mengalami krisis, UMKM sangat terdampak dari sisi supply maupun demand. Banyak survei dilakukan, salah satunya dari ADB, yang mencatat bahwa 50 persen UMKM diperkirakan akan menutup usahanya, sementara 88 persen usaha mikro sudah tidak lagi memiliki tabungan,” katanya.
(Baca Juga: Menteri Teten Bongkar Ada 50% UMKM Sudah Gulung Tikar )
Untuk itu, ia mengatakan, Pemerintah mengalokasikan dana sebesar Rp123,46 triliun untuk Program Pemulihan Ekonomi Nasional khusus sektor UMKM. Per 5 Oktober 2020, progress sementara mencapai 67,99% atau telah disalurkan sebesar Rp83,9 triliun.
Program PEN Kementerian Koperasi dan UKM meliputi Banpres Produktif untuk Usaha Mikro, Pembiayaan Investasi Kepada Koperasi melalui LPDB-KUMKM, subsidi KUR, dan subsidi Non-KUR (BLU-Koperasi).
Teten menambahkan, sejumlah program lain yang juga digalakkan di antaranya adalah pelibatan UMKM dalam Pengadaan Barang dan Jasa, menyelenggarakan Pasar Digital UMKM (PaDi), Korporatisasi Petani/Nelayan (Pengembangan Koperasi Pangan), juga program Belanja Di Warung Tetangga, serta menyerap produk koperasi dan UMKM melalui kolaborasi dengan Bulog, PTPN dan 9 klaster pangan BUMN yang akan menyalurkan produk ke warung-warung tradisional.
Pada kesempatan itu, dia menyampaikan ucapan selamat kepada Himpunan Pengusaha Nahdliyin (HPN) dan menanti kontribusi besar mereka dalam upaya turut serta memberdayakan koperasi dan UMKM di tanah air. “Dirgahayu untuk Himpunan Pengusaha Nahdliyin yang sudah berusia 9 tahun, semoga terus berkembang,” kata Teten.
“Saya mengajak para nahdliyin, terutama yang tergabung dalam Himpunan Pengusaha Nahdliyin, untuk ikut serta membangun dan mengembangkan koperasi dan UMKM,” kata Teten dalam acara Hari Lahir Ke-9 Himpunan Pengusaha Nahdliyin (HPN) yang digelar secara virtual di Jakarta, Jumat (9/10/2020).
(Baca Juga: Bangkitkan UMKM, Teten Minta Bantuan Erick Thohir )
Dia juga berharap para pengusaha Nahdliyin menjadi motor penggerak kebangkitan ekonomi Indonesia di tengah pandemi COVID-19. Selebihnya, dia menekankan bahwa struktur ekonomi Indonesia memiliki formasi 99% UMKM, dengan tingkat penyerapan kerja mencapai 97%, dan kontribusi ke PDB hingga 60%.
“Kontribusi dari UMKM itu sangat besar, sehingga ekonomi Indonesia ini sebenarnya UMKM. Namun sayangnya produktivitas UMKM masih terlalu rendah dibandingkan dengan usaha besar atau korporasi yang jumlahnya 1 persen, inilah tantangan utama kita,” katanya.
Di tengah pandemi, kata Teten, UMKM mengalami dampak yang luar biasa, dan kondisinya berbeda dengan krisis 1998 di mana ketika usaha besar berjatuhan, UMKM justru menyelamatkan ekonomi Indonesia.
“Saat ini beda, seluruh dunia sekarang mengalami krisis, UMKM sangat terdampak dari sisi supply maupun demand. Banyak survei dilakukan, salah satunya dari ADB, yang mencatat bahwa 50 persen UMKM diperkirakan akan menutup usahanya, sementara 88 persen usaha mikro sudah tidak lagi memiliki tabungan,” katanya.
(Baca Juga: Menteri Teten Bongkar Ada 50% UMKM Sudah Gulung Tikar )
Untuk itu, ia mengatakan, Pemerintah mengalokasikan dana sebesar Rp123,46 triliun untuk Program Pemulihan Ekonomi Nasional khusus sektor UMKM. Per 5 Oktober 2020, progress sementara mencapai 67,99% atau telah disalurkan sebesar Rp83,9 triliun.
Program PEN Kementerian Koperasi dan UKM meliputi Banpres Produktif untuk Usaha Mikro, Pembiayaan Investasi Kepada Koperasi melalui LPDB-KUMKM, subsidi KUR, dan subsidi Non-KUR (BLU-Koperasi).
Teten menambahkan, sejumlah program lain yang juga digalakkan di antaranya adalah pelibatan UMKM dalam Pengadaan Barang dan Jasa, menyelenggarakan Pasar Digital UMKM (PaDi), Korporatisasi Petani/Nelayan (Pengembangan Koperasi Pangan), juga program Belanja Di Warung Tetangga, serta menyerap produk koperasi dan UMKM melalui kolaborasi dengan Bulog, PTPN dan 9 klaster pangan BUMN yang akan menyalurkan produk ke warung-warung tradisional.
Pada kesempatan itu, dia menyampaikan ucapan selamat kepada Himpunan Pengusaha Nahdliyin (HPN) dan menanti kontribusi besar mereka dalam upaya turut serta memberdayakan koperasi dan UMKM di tanah air. “Dirgahayu untuk Himpunan Pengusaha Nahdliyin yang sudah berusia 9 tahun, semoga terus berkembang,” kata Teten.
(akr)