Keamanan Digital Picu Pertumbuhan Ekonomi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Perkembangan ekonomi digital sangat pesat dalam beberapa tahun terakhir. Bahkan, Google Temasek Company melansir pertumbuhan ekonomi digital mencapai 4 kali lipat.
Sejak 2015, rata-rata pertumbuhan ekonomi digital mencapai 40%. Bahkan, diprediksi pada 2025 perekonomian digital indonesia mencapai USD130 miliar atau sekitar 1.911 triliun (kurs Rp14.700). (Baca: Muslimah, Ini Pentingnya Menyempurnakan Wudhu)
Ekonomi digital ini dipengaruhi oleh kemampuan platform digital dalam menunjukkan bahwa mereka dapat diandalkan dan dapat terus membantu meningkatkan perekonomian bangsa. Selain marketplace, yang berjaya menjadi perusahaan rintisan sukses juga ada Finance Technologi (Fintech) yang kini tengah menanjak.
Menurut Direktur Eksekutif, Kepala Departemen Penelitian dan Pengaturan Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Anung Herlianto, perekonomian digital yang menjadi tulang punggung pada era pandemi harus dijaga dengan baik termasuk 'shadow bank'. Sebab, kini nasabah tidak lagi melihat sektor keuangan formal, perbankan, asuransi, atau fintech. Apa pun itu kini eranya melihat infrastruktur yang memiliki sistem pembayaran paling fleksibel. Dalam lima tahun terakhir digitalisasi terjadi pada perbankan yang menjadi bagian dari inklusi.
"Sebenarnya kantor cabang atau kantor fisik itu sangat mahal. Sementara itu masuk digitalisasi pada first round investment masih tinggi, tetapi dalam jangka panjang bisa sangat murah dan bisa menjangkau sampai ke remote area," ungkapnya.
Dia juga berharap keamanan digital pada sektor ekonomi ini terus terjaga dan jangan sampai ada satu pun yang gagal. Anung menegaskan, jika terjadi kegagalan dalam menjaga data pelanggan atau pencurian, maka akan mengurangi kepercayaan public, bahkan bisa juga merembet ke sektor formal.
Direktur Grup Inovasi Keuangan Digital OJK Dino Milano Siregar menambahkan, OJK juga berinisiatif meningkatkan kemampuan literasi konsumen dan melakukan pendekatan pengaturan di fintech, Sebab, inovasi di bidang fintech yang tidak dibarengi keamanan digital akan menjadi kontraproduktif. (Baca juga: Tangkap dan Aniaya Wartawan, Polri Didesak Evaluasi Pola Pengamanan Unras)
Sebaliknya, dengan platform yang aman akan membuat masyarakat semakin nyaman memanfaatkanya. "Kami di OJK selalu mendorong para pemain fintech untuk terus berinvestasi dan berinovasi di bidang ini," ujarnya.
Amar Bank, bank digital pertama di Indonesia sangat concern dengan keamanan data yang berpedoman pada standarisasi global keamanan sistem informasi perbankan seperti ISO 270001 dan PCIDSS (Payment Card Industry Data Security Standard). Mereka juga fokus pada peraturan terkait manajemen risiko teknologi informasi yang dikeluarkan oleh OJK dan Bank Indonesia.
“Praktik keamanan digital untuk keseluruhan produk digital Amar Bank berfokus pada tiga hal, yaitu keamanan jaringan dan pusat data, keamanan data pribadi nasabah, serta keamanan akun, identitas, dan akses. Keamanan jaringan dan pusat data diimplementasikan dengan penggunaan firewall, data yang terenkripsi, dan TLS (transport layer security) yang merupakan protokol terbaru keamanan jaringan data," ujar Kevin Kane selaku Head of Technology Amar Bank.
Sejak 2015, rata-rata pertumbuhan ekonomi digital mencapai 40%. Bahkan, diprediksi pada 2025 perekonomian digital indonesia mencapai USD130 miliar atau sekitar 1.911 triliun (kurs Rp14.700). (Baca: Muslimah, Ini Pentingnya Menyempurnakan Wudhu)
Ekonomi digital ini dipengaruhi oleh kemampuan platform digital dalam menunjukkan bahwa mereka dapat diandalkan dan dapat terus membantu meningkatkan perekonomian bangsa. Selain marketplace, yang berjaya menjadi perusahaan rintisan sukses juga ada Finance Technologi (Fintech) yang kini tengah menanjak.
Menurut Direktur Eksekutif, Kepala Departemen Penelitian dan Pengaturan Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Anung Herlianto, perekonomian digital yang menjadi tulang punggung pada era pandemi harus dijaga dengan baik termasuk 'shadow bank'. Sebab, kini nasabah tidak lagi melihat sektor keuangan formal, perbankan, asuransi, atau fintech. Apa pun itu kini eranya melihat infrastruktur yang memiliki sistem pembayaran paling fleksibel. Dalam lima tahun terakhir digitalisasi terjadi pada perbankan yang menjadi bagian dari inklusi.
"Sebenarnya kantor cabang atau kantor fisik itu sangat mahal. Sementara itu masuk digitalisasi pada first round investment masih tinggi, tetapi dalam jangka panjang bisa sangat murah dan bisa menjangkau sampai ke remote area," ungkapnya.
Dia juga berharap keamanan digital pada sektor ekonomi ini terus terjaga dan jangan sampai ada satu pun yang gagal. Anung menegaskan, jika terjadi kegagalan dalam menjaga data pelanggan atau pencurian, maka akan mengurangi kepercayaan public, bahkan bisa juga merembet ke sektor formal.
Direktur Grup Inovasi Keuangan Digital OJK Dino Milano Siregar menambahkan, OJK juga berinisiatif meningkatkan kemampuan literasi konsumen dan melakukan pendekatan pengaturan di fintech, Sebab, inovasi di bidang fintech yang tidak dibarengi keamanan digital akan menjadi kontraproduktif. (Baca juga: Tangkap dan Aniaya Wartawan, Polri Didesak Evaluasi Pola Pengamanan Unras)
Sebaliknya, dengan platform yang aman akan membuat masyarakat semakin nyaman memanfaatkanya. "Kami di OJK selalu mendorong para pemain fintech untuk terus berinvestasi dan berinovasi di bidang ini," ujarnya.
Amar Bank, bank digital pertama di Indonesia sangat concern dengan keamanan data yang berpedoman pada standarisasi global keamanan sistem informasi perbankan seperti ISO 270001 dan PCIDSS (Payment Card Industry Data Security Standard). Mereka juga fokus pada peraturan terkait manajemen risiko teknologi informasi yang dikeluarkan oleh OJK dan Bank Indonesia.
“Praktik keamanan digital untuk keseluruhan produk digital Amar Bank berfokus pada tiga hal, yaitu keamanan jaringan dan pusat data, keamanan data pribadi nasabah, serta keamanan akun, identitas, dan akses. Keamanan jaringan dan pusat data diimplementasikan dengan penggunaan firewall, data yang terenkripsi, dan TLS (transport layer security) yang merupakan protokol terbaru keamanan jaringan data," ujar Kevin Kane selaku Head of Technology Amar Bank.