Tekan Kasus Covid-19, Pemerintah Tingkatkan Tes dan Pelacakan di Jabodetabek dan Bali
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pemerintah terus melakukan berbagai cara untuk menangani lonjakan angka kasus penderita Covid-19 . Cara tersebut antara lain dengan melakukan pengetesan (testing) dan pelacakan (tracing).
Menteri Koordinator (Menko) Bidang Kemaritiman dan Investasi sekaligus Wakil Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) Luhut Pandjaitan menyebut pihaknya saat ini tengah menyiapkan vaksin untuk Covid-19, diharapkan November 2020 sudah dapat diterima.
"Kita juga menekankan pentingnya melakukan targeted testing dan tracing. Selagi menunggu datangnya vaksin Covid-19," ujar dia dalam Rapat Koordinasi targeted testing dan tracing Covid-19 di Jabodetabek dan Bali, Rabu (14/10/2020).
(Baca Juga: 160 Juta Warga Jadi Prioritas Penerimaan Vaksin Covid-19)
Sementara itu, Penasehat Menko Marves Bidang Penanganan Covid-19 Monica Nirmala mengatakan penularan Covid-19 didominasi oleh segelintir orang yang terinfeksi, yang disebut sebagai super spreaders. Mereka mampu menularkan virus kurang lebih 2 hari sebelum timbul gejala, hingga 10 hari setelah bergejala.
"Oleh karena periode infeksius yang singkat ini, maka waktu dan kecepatan respon kita sangat penting untuk memutus rantai penularan. Time is of the essence (waktu adalah kunci),” ungkap dia.
Sedangkan, Menurut Gubernur DKI Anies Baswedan di Jakarta sendiri, terjadi penurunan proporsi cluster perkantoran selama 14 hari terakhir setelah dilakukan targeted testing dan tracing. "Testing ini diterapkan secara gratis kepada 8.000 spesimen perharinya," jelas dia.
Lebih jauh, dia menyebutkan bahwa garda terdepan dari testing dan tracing ini adalah puskesmas kecamatan. Di setiap puskesmas terdapat dua komponen.
Pertama, digital tracer yang bertugas untuk melakukan investigasi kasus dan menindaklanjuti semua kontak eratnya. Kedua, koordinator lapangan di setiap kecamatan yang melibatkan 1.500 ASN dan relawan.
Jika digital tracer hanya melakukan pelacakan kontak erat secara daring, koordinator lapangan terjun langsung ke lokasi untuk menemui dan mendampingi pasien serta melacak kontak eratnya.
Pemerintah DKI Jakarta telah menyediakan aplikasi Jakarta Terkini (Jaki) yang digunakan oleh lebih dari 800 ribu pengguna aktif di Jakarta. Aplikasi ini dapat digunakan untuk melaporkan pelanggaran protokol kesehatan maupun tracing pasien Covid-19.
Kemudian, Gubernur Bali I Wayan Koster menjelaskan pada wilayah Bali, kondisi sudah mulai membaik. Pertumbuhan kasus baru cenderung menurun, yakni penambahan angka pasien Covid-19 di bawah 100 kasus per hari. "Tingkat kesembuhan meningkat hingga 86.37 persen. Angka meninggal pun dapat dikendalikan menjadi di bawah lima persen," jelas dia.
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyebut di Jawa Barat dari yang sebelumnya memiliki lima zona merah, sejak 6 Oktober hingga 11 Oktober 2020 tersisa tiga Kabupaten/Kota saja.
Agar angkanya dapat semakin ditekan, pemerintah Jawa Barat memanfaatkan QR Code Check-in bagi orang yang masuk ke gedung negara untuk mempermudah tracing.
"Misalnya di Gedung Sate ada satu orang yang positif Covid-19, kita jadi bisa tahu siapa saja orang-orang yang ada di sana di waktu tersebut," tuturnya.
Ketiga kepala daerah di wilayah ini ingin meningkatkan upaya testing dan tracing. Oleh karena itu, dibutuhkan strategi testing yang tepat sasaran berdasarkan hasil tracing, dan penguatan contact tracing dengan tiga cara.
Pertama, pengendalian stigma. Selama ini, masyarakat khawatir untuk melakukan tes PCR karena takut dengan penilaian dari tetangga maupun dari petugas tracing.
Kedua, peningkatan jumlah dan keterampilan tenaga tracing. Ketiga, pembenahan manajemen informasi pencatatan dan pelaporan tracing yang cepat, lengkap, dan akurat.
( )
Bukan hanya testing dan tracing yang penting, tetapi juga pendampingan karantina dan isolasi. Menyambung tentang poin ini, Monica Nirmala menjelaskan, tes-lacak-isolasi adalah 3 mata rantai surveilans yang saling terkait. Deteksi dini dan pendampingan pasien menjalani isolasi serta perawatan hingga tuntas adalah kunci penanganan pandemi.
Dalam rapat ini juga dibahas tentang kemungkinan lonjakan kasus pada akhir bulan Oktober ini, mengingat pada libur panjang Agustus yang lalu, jumlah kenaikan kasus Covid-19 di Jakarta sempat meningkat tajam hingga lebih dari 60 persen. "Kita perlu membuat rencana untuk mengantisipasi hal ini," pesan Menko Luhut.
Menteri Koordinator (Menko) Bidang Kemaritiman dan Investasi sekaligus Wakil Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) Luhut Pandjaitan menyebut pihaknya saat ini tengah menyiapkan vaksin untuk Covid-19, diharapkan November 2020 sudah dapat diterima.
"Kita juga menekankan pentingnya melakukan targeted testing dan tracing. Selagi menunggu datangnya vaksin Covid-19," ujar dia dalam Rapat Koordinasi targeted testing dan tracing Covid-19 di Jabodetabek dan Bali, Rabu (14/10/2020).
(Baca Juga: 160 Juta Warga Jadi Prioritas Penerimaan Vaksin Covid-19)
Sementara itu, Penasehat Menko Marves Bidang Penanganan Covid-19 Monica Nirmala mengatakan penularan Covid-19 didominasi oleh segelintir orang yang terinfeksi, yang disebut sebagai super spreaders. Mereka mampu menularkan virus kurang lebih 2 hari sebelum timbul gejala, hingga 10 hari setelah bergejala.
"Oleh karena periode infeksius yang singkat ini, maka waktu dan kecepatan respon kita sangat penting untuk memutus rantai penularan. Time is of the essence (waktu adalah kunci),” ungkap dia.
Sedangkan, Menurut Gubernur DKI Anies Baswedan di Jakarta sendiri, terjadi penurunan proporsi cluster perkantoran selama 14 hari terakhir setelah dilakukan targeted testing dan tracing. "Testing ini diterapkan secara gratis kepada 8.000 spesimen perharinya," jelas dia.
Lebih jauh, dia menyebutkan bahwa garda terdepan dari testing dan tracing ini adalah puskesmas kecamatan. Di setiap puskesmas terdapat dua komponen.
Pertama, digital tracer yang bertugas untuk melakukan investigasi kasus dan menindaklanjuti semua kontak eratnya. Kedua, koordinator lapangan di setiap kecamatan yang melibatkan 1.500 ASN dan relawan.
Jika digital tracer hanya melakukan pelacakan kontak erat secara daring, koordinator lapangan terjun langsung ke lokasi untuk menemui dan mendampingi pasien serta melacak kontak eratnya.
Pemerintah DKI Jakarta telah menyediakan aplikasi Jakarta Terkini (Jaki) yang digunakan oleh lebih dari 800 ribu pengguna aktif di Jakarta. Aplikasi ini dapat digunakan untuk melaporkan pelanggaran protokol kesehatan maupun tracing pasien Covid-19.
Kemudian, Gubernur Bali I Wayan Koster menjelaskan pada wilayah Bali, kondisi sudah mulai membaik. Pertumbuhan kasus baru cenderung menurun, yakni penambahan angka pasien Covid-19 di bawah 100 kasus per hari. "Tingkat kesembuhan meningkat hingga 86.37 persen. Angka meninggal pun dapat dikendalikan menjadi di bawah lima persen," jelas dia.
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyebut di Jawa Barat dari yang sebelumnya memiliki lima zona merah, sejak 6 Oktober hingga 11 Oktober 2020 tersisa tiga Kabupaten/Kota saja.
Agar angkanya dapat semakin ditekan, pemerintah Jawa Barat memanfaatkan QR Code Check-in bagi orang yang masuk ke gedung negara untuk mempermudah tracing.
"Misalnya di Gedung Sate ada satu orang yang positif Covid-19, kita jadi bisa tahu siapa saja orang-orang yang ada di sana di waktu tersebut," tuturnya.
Ketiga kepala daerah di wilayah ini ingin meningkatkan upaya testing dan tracing. Oleh karena itu, dibutuhkan strategi testing yang tepat sasaran berdasarkan hasil tracing, dan penguatan contact tracing dengan tiga cara.
Pertama, pengendalian stigma. Selama ini, masyarakat khawatir untuk melakukan tes PCR karena takut dengan penilaian dari tetangga maupun dari petugas tracing.
Kedua, peningkatan jumlah dan keterampilan tenaga tracing. Ketiga, pembenahan manajemen informasi pencatatan dan pelaporan tracing yang cepat, lengkap, dan akurat.
( )
Bukan hanya testing dan tracing yang penting, tetapi juga pendampingan karantina dan isolasi. Menyambung tentang poin ini, Monica Nirmala menjelaskan, tes-lacak-isolasi adalah 3 mata rantai surveilans yang saling terkait. Deteksi dini dan pendampingan pasien menjalani isolasi serta perawatan hingga tuntas adalah kunci penanganan pandemi.
Dalam rapat ini juga dibahas tentang kemungkinan lonjakan kasus pada akhir bulan Oktober ini, mengingat pada libur panjang Agustus yang lalu, jumlah kenaikan kasus Covid-19 di Jakarta sempat meningkat tajam hingga lebih dari 60 persen. "Kita perlu membuat rencana untuk mengantisipasi hal ini," pesan Menko Luhut.
(ind)