Pengusaha Sebut Aturan Impor Tekstil Akan Matikan Industri Dalam Negeri
loading...
A
A
A
JAKARTA - Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) No. 77/2019 tentang Ketentuan Impor Tekstil dan Produk Tekstil disebut muncul untuk meningkatkan industri kecil menengah (IKM) . Pasalnya, ada beberapa produk yang katanya bisa meningkatkan produktivitas IKM.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Rizal Rakhman mengatakan, dengan adanya importasi maka industri sejenis yang ada di dalam negeri akan mati dan menimbulkan persoalan lain. ( Baca juga:1,6 juta IKM Ikut Gerakan yang Digagas Pak Jokowi )
"Alangkah lebih baik jika pemerintah mendorong ekosistem yang kondusif bagi industri dalam negeri untuk menyediakan bahan baku yang diperlukan oleh IKM. Menurut saya, justru menjadi solusi yang sangat krusial bagi industri kita," ujar Rizal dalam acara Market Review IDX Channel, Selasa (20/10/2020).
Rizal menambahkan, dengan mudahnya importasi akan banyak korban industri manufaktur atau industri tekstil dalam negeri yang tidak punya kesempatan untuk membangun industri yang kuat di masa depan.
"Sedangkan struktur industri tekstil secara nasional lengkap dari hulu ke hilir. Kita punya fiber, spining, finishing, printing sampai ke garmen. Nah integrasi ini yang diperlukan sebenarnya adalah penguatan agar supply chain produknya berjalan dengan sempurna," kata dia.
Menurutnya, kapasitas industri tekstil nasional sangat mencukupi untuk kebutuhan dalam negeri sekaligus menandakan pentingnya pemerintah mengubah Permendag 77/2019. ( Baca juga:Terdampak Pandemi Corona, Industri TPT Terancam Bangkrut )
"Impor boleh dilakukan untuk produk yang tidak kita produksi. Artinya, kalau itu bisa diproduksi di dalam negeri jangan impor karena itu berbahaya bagi industri dalam negeri," ucapnya.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Rizal Rakhman mengatakan, dengan adanya importasi maka industri sejenis yang ada di dalam negeri akan mati dan menimbulkan persoalan lain. ( Baca juga:1,6 juta IKM Ikut Gerakan yang Digagas Pak Jokowi )
"Alangkah lebih baik jika pemerintah mendorong ekosistem yang kondusif bagi industri dalam negeri untuk menyediakan bahan baku yang diperlukan oleh IKM. Menurut saya, justru menjadi solusi yang sangat krusial bagi industri kita," ujar Rizal dalam acara Market Review IDX Channel, Selasa (20/10/2020).
Rizal menambahkan, dengan mudahnya importasi akan banyak korban industri manufaktur atau industri tekstil dalam negeri yang tidak punya kesempatan untuk membangun industri yang kuat di masa depan.
"Sedangkan struktur industri tekstil secara nasional lengkap dari hulu ke hilir. Kita punya fiber, spining, finishing, printing sampai ke garmen. Nah integrasi ini yang diperlukan sebenarnya adalah penguatan agar supply chain produknya berjalan dengan sempurna," kata dia.
Menurutnya, kapasitas industri tekstil nasional sangat mencukupi untuk kebutuhan dalam negeri sekaligus menandakan pentingnya pemerintah mengubah Permendag 77/2019. ( Baca juga:Terdampak Pandemi Corona, Industri TPT Terancam Bangkrut )
"Impor boleh dilakukan untuk produk yang tidak kita produksi. Artinya, kalau itu bisa diproduksi di dalam negeri jangan impor karena itu berbahaya bagi industri dalam negeri," ucapnya.
(uka)