Mantuls, Kakao Jembrana Bali Tembus Pasar Belanda
loading...
A
A
A
JAKARTA - Di masa pandemi Covid-19 , kakao Jembrana justru menorehkan prestasi dengan menambah deretan negara tujuan ekspor . Hari ini, Senin (19/10) dilakukan ekspor perdana satu kontainer 20 feet sebanyak 12 ton ke Belanda. Ekspor itu mencatatkan nilai devisa sebesar Rp660.000.000 yang dikirim melalui pelabuhan Tanjung Perak Surabaya. ( Baca juga:Diadang Pandemi, Ekspor Produk Kakao Kian Terasa Lezat )
Pelepasan ekspor dilakukan secara ceremonial via virtual oleh Wakil Gubernur Bali Tjokorda Artha Ardana Sukawati di Denpasar Bali. Acara ini disaksikan Kanwil DJBC Bali NTB dan NTT Hendar Prasmono, Kusuma Santi Kepala Bea Cukai Denpasar, Fikri Cassidy-Wakil Dubes Indonesia di Belanda serta Kepala Dinas Pertanian Pangan Jembrana I Wayan Sutama.
Ketua Koperasi Kerta Semaya Samania (KSS) Jembrana, I Ketut Wiadnyana menyampaikan rasa bangga dan syukur atas dukungan pemerintah sejak awal dan binaan dari Yayasan Kalimajari. "Atas dukungan segala proses yang kami lakukan di KSS. Kami ucapkan terima kasih hingga terwujud nota kesepamahaman ekspor dan support kita sehingga proses bisa berjalan. Juga teman karantina Bali yang intens beri dukungan," ujarnya.
Wagub Bali, Tjokorda Oka Arta Ardana Sukawati (Cok Ace) menyampaikan perasaan bahagia karena perkebunan di Jembrana bisa mengekspor di tengah pariwisata yang meredup. Melihat fenomena ini Wagub diingatkan peristiwa krisis ekonomi 98, ketika sendi perekonomian terpuruk.
"Situasi krisis itu mirip dengan sekarang, ketika sektor pertanian tetap eksis. Kita dapati bahwa pendapatan utama Bali dari pariwisata tentu harus ada penyanding pertanian, " ujar Wagub.
Karena itu, sektor pertanian harus dibangun dengan baik untuk meningkatkan ketahanan pangan. Wagub sangat mengapresiasi adanya upaya peningkatan mutu produk pertanian karena kakao tidak hanya dalam produk basah dan non-fermentasi. "Saya berharap pertanian terus ditingkatkan. Saya juga mengapresiasi subak abian dengan basis kakao sehingga terus berinovasi dan mampu menciptakan pasar spesifik dan dapat berlanjut untuk ekspor berikutnya," harap Cok Ace, sapaan sang Wagub.
Sementara itu, terkait ekspor, Pemkab Jembrana melalui Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Jembrana I Wayan Sutama sangat mengapresiasi kinerja KSS bersama jajaran terkait.
Menurut Sutama, hal ini sebagai pemicu dan motivasi para petani kakao di Jembrana untuk terus berupaya meningkatkan produktivitas produksi kakaonya melalui budidaya yang lebih baik (good agriculture practice). ( Baca juga:Selain Jokowi, Ini 7 Tokoh Indonesia yang Jadi Nama Jalan di Luar Negeri )
Selain itu, wujud komitmen untuk meningkatkan nilai tambah dan daya saing produknya. "Kita bersyukur dan berbangga dengan ekspor hari ini. Kita mendorong KSS untuk melakukan peningkatan kuantitas dan kualitas produk kakao yang diekspor ke depan tidak hanya produk biji fermentasi tetapi juga dalam bentuk Nibs, Bubuk, Butter serta produk olahan lainnya," tandas Sutama.
Pelepasan ekspor dilakukan secara ceremonial via virtual oleh Wakil Gubernur Bali Tjokorda Artha Ardana Sukawati di Denpasar Bali. Acara ini disaksikan Kanwil DJBC Bali NTB dan NTT Hendar Prasmono, Kusuma Santi Kepala Bea Cukai Denpasar, Fikri Cassidy-Wakil Dubes Indonesia di Belanda serta Kepala Dinas Pertanian Pangan Jembrana I Wayan Sutama.
Ketua Koperasi Kerta Semaya Samania (KSS) Jembrana, I Ketut Wiadnyana menyampaikan rasa bangga dan syukur atas dukungan pemerintah sejak awal dan binaan dari Yayasan Kalimajari. "Atas dukungan segala proses yang kami lakukan di KSS. Kami ucapkan terima kasih hingga terwujud nota kesepamahaman ekspor dan support kita sehingga proses bisa berjalan. Juga teman karantina Bali yang intens beri dukungan," ujarnya.
Wagub Bali, Tjokorda Oka Arta Ardana Sukawati (Cok Ace) menyampaikan perasaan bahagia karena perkebunan di Jembrana bisa mengekspor di tengah pariwisata yang meredup. Melihat fenomena ini Wagub diingatkan peristiwa krisis ekonomi 98, ketika sendi perekonomian terpuruk.
"Situasi krisis itu mirip dengan sekarang, ketika sektor pertanian tetap eksis. Kita dapati bahwa pendapatan utama Bali dari pariwisata tentu harus ada penyanding pertanian, " ujar Wagub.
Karena itu, sektor pertanian harus dibangun dengan baik untuk meningkatkan ketahanan pangan. Wagub sangat mengapresiasi adanya upaya peningkatan mutu produk pertanian karena kakao tidak hanya dalam produk basah dan non-fermentasi. "Saya berharap pertanian terus ditingkatkan. Saya juga mengapresiasi subak abian dengan basis kakao sehingga terus berinovasi dan mampu menciptakan pasar spesifik dan dapat berlanjut untuk ekspor berikutnya," harap Cok Ace, sapaan sang Wagub.
Sementara itu, terkait ekspor, Pemkab Jembrana melalui Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Jembrana I Wayan Sutama sangat mengapresiasi kinerja KSS bersama jajaran terkait.
Menurut Sutama, hal ini sebagai pemicu dan motivasi para petani kakao di Jembrana untuk terus berupaya meningkatkan produktivitas produksi kakaonya melalui budidaya yang lebih baik (good agriculture practice). ( Baca juga:Selain Jokowi, Ini 7 Tokoh Indonesia yang Jadi Nama Jalan di Luar Negeri )
Selain itu, wujud komitmen untuk meningkatkan nilai tambah dan daya saing produknya. "Kita bersyukur dan berbangga dengan ekspor hari ini. Kita mendorong KSS untuk melakukan peningkatan kuantitas dan kualitas produk kakao yang diekspor ke depan tidak hanya produk biji fermentasi tetapi juga dalam bentuk Nibs, Bubuk, Butter serta produk olahan lainnya," tandas Sutama.
(uka)