Vaksin Merah Putih Sudah Bisa Diuji Coba pada Hewan, Bio Farma Siap?

Selasa, 20 Oktober 2020 - 20:04 WIB
loading...
Vaksin Merah Putih Sudah Bisa Diuji Coba pada Hewan, Bio Farma Siap?
Menristek/Kepala BRIN Bambang Brodjonegoro. Foto/SINDOphoto/Yulianto
A A A
JAKARTA - Kementerian Riset dan Teknologi atau Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN) mencatat vaksin Merah Putih sudah dapat diuji coba pada hewan. Oleh karena itu, ditargetkan pada awal tahun 2021 Lembaga Biologi Molekuler Eijkman dan Universitas Indonesia (UI) akan menyerahkan bibit vaksin merah putih kepada PT Bio Farma (Persero).

Menristek/Kepala BRIN Bambang Brodjonegoro mengutarakan, penyerahan bibit vaksin kepada Bio Farma pada awal tahun depan merupakan target tercepat yang diharapkan pemerintah. Setelah penyerahan tersebut, pihak Bio Farma akan melakukan tindak lanjut proses vaksinasi tersebut.

( )

“Diperkirakan bisa paling cepat di awal tahun depan (2021) bisa diserahkan bibit vaksinya ke Bio Farma. Itu adalah yang dari Eijkman dan UI karena tahapannya sudah mendekati atau sudah masuk ke tahap uji hewan,” ujar Bambang dalam Webinar, Jakarta, Selasa (20/10/2020).

Untuk memperkuat vaksin tersebut, pihak BRIN terus melakukan whole genome sequencing (WGS) untuk mempelajari karakter virus yang bertransmisi di Indonesia. Saat ini, BRIN sudah mengirimkan sebanyak 114 WGS kepada GISAID yang merupakan bank data virus influenza di dunia.

Selain itu, dalam proses pembuatan vaksin Merah Putih, pemerintah melibatkan sejumlah lembaga dan institusi perguruan tinggi di dalam negeri. Tercatat ada enam institusi dan lembaga yang bergabung dalam tahapan awal produksi vaksin Merah Putih.

Di antaranya, Lembaga Biologi Molekuler Eijkman yang mengembangkan vaksin Merah Putih dengan dua platform yaitu sub unit protein rekombinan dan inactivated virus. Kemudian Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) yang bertugas mengembangkan vaksin dengan platform protein rekombinan fusi.



Sementara perguruan tinggi yang terlibat adalah Universitas Indonesia (UI) yang mengembangkan vaksin dengan platform DNA, mRNA, dan virus-like-particles.

Institut Teknologi Bandung mengembangkan vaksin dengan platform adenovirus. Serta, Universitas Airlangga mengembangkan vaksin dengan 2 platform yaitu adenovirus dan adeno-associated virus (AAV).

Dalam kesempatan itu, Bambang juga mengatakan, pengembangan vaksin merah putih tetap relevansi dengan kebutuhan, meski di saat yang bersamaan pemerintah terus mengimpor ratusan juta vaksin Covid-19 dari perusahaan farmasi asal luar negeri. Karena itu, produksi vaksin Merah Putih diprioritaskan untuk jangka menengah-panjang.

( )

"Vaksin Merah Putih tetap relevan, kemungkinan besar vaksin dari manapun tidak akan bertahan seumur hidup, misal divaksin 2021, ada kemungkinan 2022 dan 2023 divaksin lagi, maka vaksin merah putih kami dikondisikan untuk jangka menengah panjang," tuturnya.

Vaksin buatan anak bangsa juga dinilai tetap diperlukan mengingat besarnya jumlah penduduk Indonesia. Kehadiran vaksin ini, kata Bambang, merupakan upaya pemerintah agar tidak terus menerus bergantung pada vaksin impor untuk jangka panjang.
(ind)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2131 seconds (0.1#10.140)