Wapres Ma’ruf Amin Ungkap Potensi Pesantren Jadi Motor Penggerak Ekonomi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Wakil Presiden (Wapres) Republik Indonesia Ma’ruf Amin mengungkapkan, potensi yang dimiliki pesantren untuk menjadi salah satu motor penggerak ekonomi kerakyatan, ekonomi syariah , dan UMKM. Tercatat saat ini ada 28.194 pesantren dengan santri 18 juta orang yang tersebar di berbagai daerah seluruh Indonesia.
Pesantren tersebar luas di Nusantara, dan umumnya berada di pedesaan. "Pesantren lahir mandiri, dibangun dengan swadaya masyarakat dan memberikan layanan terintegrasi sebagai lembaga pendidikan, layanan dakwah, dan pemberdayaan masyarakat," kata Ma’ruf Amin di Jakarta, Kamis (22/10/2020).
(Baca Juga: Pesantren Masuk dalam Blue Print Keuangan Syariah, Bos BI: Kita Dorong Sama-sama )
Dia melanjutkan program Akselerasi Ekonomi Kerakyatan Berbasis Pesantren dan Komunitas diharapkan dapat mendorong kebangkitan UMKM dan mempercepat pemulihan ekonomi nasional. "Di antaranya melalui pengembangan lembaga keuangan syariah pesantren, pengembangan kewirausahaan santri (santripreneur), dan pengembangan sektor riil dan industri halal," ungkapnya.
Saat ini, pngembangan keuangan syariah di pesantren dilakukan melalui Bank Wakaf Mikro (BWM) dan Baitul Maal Wat-Tamwil (BMT) yang keduanya berbadan hukum koperasi. Nantinya, pesantren juga diharapkan dapat berperan aktif dalam pembangunan ketahanan pangan.
Dalam hal ini KNEKS bersama dengan Bank Indonesia mendukung program ketahanan pangan berbasis pesantren, seperti Urban Farming Pesantren, Green Waqf dan lain-lain. Urban Farming Pesantren adalah program serupa khusus untuk pesantren yang berada di perkotaan yang memiliki lahan terbatas.
(Baca Juga: Menkeu Pakai Dana Wakaf untuk Bangun RS Achmad Wardi )
Sedangkan Green Waqf merupakan program wakaf produktif di sektor pertanian dan perikanan yang hasilnya dimanfaatkan oleh pesantren dan masyarakat miskin sebagai penerima manfaat (maukuf alaih). "Kedua program tersebut diharapkan dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari dan meningkatkan pendapatan pesantren dan masyarakat sekitar," tandasnya.
Lihat Juga: Kenapa Mensesneg Tak Ungkap Alasan Kepala dan Wakil Otorita IKN Mundur, Begini Jawaban Wapres
Pesantren tersebar luas di Nusantara, dan umumnya berada di pedesaan. "Pesantren lahir mandiri, dibangun dengan swadaya masyarakat dan memberikan layanan terintegrasi sebagai lembaga pendidikan, layanan dakwah, dan pemberdayaan masyarakat," kata Ma’ruf Amin di Jakarta, Kamis (22/10/2020).
(Baca Juga: Pesantren Masuk dalam Blue Print Keuangan Syariah, Bos BI: Kita Dorong Sama-sama )
Dia melanjutkan program Akselerasi Ekonomi Kerakyatan Berbasis Pesantren dan Komunitas diharapkan dapat mendorong kebangkitan UMKM dan mempercepat pemulihan ekonomi nasional. "Di antaranya melalui pengembangan lembaga keuangan syariah pesantren, pengembangan kewirausahaan santri (santripreneur), dan pengembangan sektor riil dan industri halal," ungkapnya.
Saat ini, pngembangan keuangan syariah di pesantren dilakukan melalui Bank Wakaf Mikro (BWM) dan Baitul Maal Wat-Tamwil (BMT) yang keduanya berbadan hukum koperasi. Nantinya, pesantren juga diharapkan dapat berperan aktif dalam pembangunan ketahanan pangan.
Dalam hal ini KNEKS bersama dengan Bank Indonesia mendukung program ketahanan pangan berbasis pesantren, seperti Urban Farming Pesantren, Green Waqf dan lain-lain. Urban Farming Pesantren adalah program serupa khusus untuk pesantren yang berada di perkotaan yang memiliki lahan terbatas.
(Baca Juga: Menkeu Pakai Dana Wakaf untuk Bangun RS Achmad Wardi )
Sedangkan Green Waqf merupakan program wakaf produktif di sektor pertanian dan perikanan yang hasilnya dimanfaatkan oleh pesantren dan masyarakat miskin sebagai penerima manfaat (maukuf alaih). "Kedua program tersebut diharapkan dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari dan meningkatkan pendapatan pesantren dan masyarakat sekitar," tandasnya.
Lihat Juga: Kenapa Mensesneg Tak Ungkap Alasan Kepala dan Wakil Otorita IKN Mundur, Begini Jawaban Wapres
(akr)