Minat Berlibur Minim, Konsumsi Masyarakat Bakal Stagnan

Senin, 26 Oktober 2020 - 08:35 WIB
loading...
Minat Berlibur Minim, Konsumsi Masyarakat Bakal Stagnan
Selama pandemi, pantai Ancol, Jakarta Utara sepi dari pengunjung. Foto: dok/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Libur panjang Maulid ditambah cuti bersama pada 28 Oktober hingga 1 November 2020 diprediksi tidak akan banyak dimanfaatkan masyarakat untuk berlibur . Takut terhadap penularan Covid-19 yang angkanya masih tinggi menjadi alasan utama masyarakat untuk tidak berlibur.

Minimnya minat berlibur masyarakat ini berdasarkan hasil survei yang dilakukan Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Perhubungan (Balitbanghub). Dalam survei tersebut sekitar 77% responden mengaku tidak akan melakukan perjalanan selama libur panjang Maulid Nabi Muhammad saw dan cuti bersama. (Baca: Inilah Penyebab Hati Tidak Merasakan Manisnya Iman)

Kepala Balitbanghub Umiyatun Hayati Triastuti mengatakan, banyak alasan yang membuat masyarakat enggan berlibur atau melakukan perjalanan. “Mayoritas memilih di rumah saja. Faktor terbesar karena ini masih masa Covid-19, jadi kebanyakan memilih untuk berada di rumah saja,” jelas Umiyatun di Jakarta akhir pekan lalu.

Hasil survai Balitbanghub juga menyebutkan, jika masyarakat memilih liburan , angkutan yang dominan dipilih melakukan perjalanan adalah angkutan pribadi (64%), disusul angkutan pesawat udara (11,5%) serta sepeda motor (5,5%).

Seperti diketahui, pemerintah menetapkan masa libur dan cuti bersama per tanggal 28 Oktober hingga 1 November 2020. Kemenhub sendiri mengantisipasi kemungkinan melonjaknya arus transportasi memasuki masa libur panjang di akhir bulan ini. Antisipasi dilakukan dengan berkoordinasi bersama kepolisian, operator maupun pihak terkait sektor transportasi.

“Kita tidak ingin ada penularan Covid-19 gelombang kedua karena potensinya juga besar terjadinya penularan pada saat perjalanan,” kata Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi. (Baca juga: Kemenag Bekali guru RA Keterampilan Psikososial di Masa Pandemi)

Dia menambahkan, akan ada peningkatan arus perjalanan di semua sektor transportasi dengan persentase 20%. “Saya ingatkan semua operator transportasi harus siap sedia dengan syarat dan protokol kesehatan yang berlaku,” tandasnya.

Konsumsi Masyarakat

Akibat minimnya minat masyarakat untuk berlibur, ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira memprediksi libur panjang pada minggu terakhir Oktober 2020 ini tidak akan terlalu berdampak pada kenaikan konsumsi rumah tangga alias stagnan.

Menurut dia, setidaknya ada empat faktor yang masih akan menahan orang untuk keluar dari rumah. Pertama, kekhawatiran masyarakat terhadap penularan pandemi masih tinggi karena melihat kasus positif fluktuatif Covid-19 di angka 3.000–4.000 kasus harian. "Vaksin juga belum ditemukan sehingga ini memengaruhi kepercayaan konsumen kelas menengah dan atas untuk belanja," ujar Bhima saat dihubungi kemarin. (Lihat videonya: Skateboard Dapat Melatih Keberanian Anak-anak Sejak Dini)

Kedua, dia menyebut stimulus dari pemerintah baru dirasakan pada kelas bawah, sementara untuk kelas menengah stimulus yang ada dirasa masih kurang, khususnya terkait bantuan subsidi gaji dan UMKM.

Ketiga, tren masyarakat kalangan menengah ke atas yang menyimpan uang di bank masih berlanjut. Berdasarkan data Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), angka kenaikan pada simpanan di atas Rp2 miliar masih terus terjadi. "Ini menunjukkan perubahan perilaku untuk lebih mengamankan aset di tempat aman daripada belanja," katanya.

Keempat, Bhima mengatakan, destinasi pariwisata yang ada di Tanah Air termasuk sarana pendukung seperti hotel dan restoran belum beroperasi secara penuh, bahkan ada hotel yang masih tutup. "Akibatnya turis yang mau berlibur pun jadi menunda hingga tahun depan," sebutnya. (Ichsan Amin/Adithya Pratama)
(ysw)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1926 seconds (0.1#10.140)