Lewat Gemaya, Kementan Bantu Peternak Ayam dari Terjangan Pandemi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Pertanian (Kementan) memberikan perhatian serius terhadap kondisi peternak ayam di Indonesia. Pasalnya, saat ini mereka dihadapkan pada rendahnya harga lantaran pasokan berlimpah sementara permintaan tertekan. Ditambah lagi dengan adanya pandemi Covid-19 yang membuat peternak ayam semakin terpuruk. ( Baca juga:Menteri Teten Ungkap Kunci yang Bisa Pulihkan UMKM, Apa Itu? )
Nah untuk membantu para peternak, Kementan menginisiasi sebuah kampanye yang disebut ‘Gerakan Makan Ayam’ atau Gemaya. Inisiasi ini diharapkan bisa meningkatkan konsumsi daging ayam dan bisa menstabilkan harga. Ujungnya, meningkatkan pendapatan peternak.
Menurut Direktur Jenderal Peternakan Dan Kesehatan Hewan Dr. Ir. Nasrullah M.sc, kampanye ini juga memberikan efek tidak langsung kepada perekonomian Indonesia yang terguncang karena pandemi. Tentunya pembelian daging ayam akan menimbulkan efek berantai terhadap industri lainnya, seperti pakan ternak.
Nasrullah menambahkan, daging ayam adalah sumber protein hewani dengan kandungan gizi yang baik dan mudah terjangkau oleh masyarakat. Jadi sangat penting untuk memenuhi asupan gizi, terutama di masa pandemi Covid-19. Daging ayam disebutkan sebagai salah satu asupan makanan yang dibutuhkan agar imun tubuh meningkat.
‘’Menjaga pola makan dengan asupan gizi yang seimbang penting dilakukan sebagai upaya menjaga daya tahan tubuh di tengah pandemi. Mengkonsumsi daging ayam merupakan bagian dari upaya meningkatkan daya tahan tubuh karena gizinya dapat meningkatkan kekebalan tubuh,’’ kata Nasrullah, di Jakarta, Senin (26/10/2020).
Sementara itu, pihak Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat (Pinsar) melihat kampanye Gemaya bukan kampanye periodik ataupun seasonal. Gemaya bisa menjadi solusi jangka panjang untuk menolong peternak ayam yang sedang terpuruk.
Drh. Rakhmat Nurianto, selaku Ketua DPP PINSAR Indonesia, mengungkapkan gemaya menghadirkan opsi-opsi jawaban baru dari masalah ini. Ia memberi contoh yakni rantai dingin (cold chain). Proses pengaturan suhu yang tidak terputus, mulai dari pemotongan, penyimpanan hingga konsumsi.
"Semua itu bisa mengubah industri ayam ras di Indonesia. Peternak pun harus beradaptasi dengan proses ini untuk ke depannya bisa menyimpan pasokan berlebih," kata Drh.Rakhmat
Prof. Dr. Ir. Hardinsyah, MS, Ketua Umum PERGIZI Pangan Indonesia juga melihat cold chain sebagai solusi alternatif yang efektif. Dengan cara ini daging ayam akan lebih lama bertahan.
Nah untuk membantu para peternak, Kementan menginisiasi sebuah kampanye yang disebut ‘Gerakan Makan Ayam’ atau Gemaya. Inisiasi ini diharapkan bisa meningkatkan konsumsi daging ayam dan bisa menstabilkan harga. Ujungnya, meningkatkan pendapatan peternak.
Menurut Direktur Jenderal Peternakan Dan Kesehatan Hewan Dr. Ir. Nasrullah M.sc, kampanye ini juga memberikan efek tidak langsung kepada perekonomian Indonesia yang terguncang karena pandemi. Tentunya pembelian daging ayam akan menimbulkan efek berantai terhadap industri lainnya, seperti pakan ternak.
Nasrullah menambahkan, daging ayam adalah sumber protein hewani dengan kandungan gizi yang baik dan mudah terjangkau oleh masyarakat. Jadi sangat penting untuk memenuhi asupan gizi, terutama di masa pandemi Covid-19. Daging ayam disebutkan sebagai salah satu asupan makanan yang dibutuhkan agar imun tubuh meningkat.
‘’Menjaga pola makan dengan asupan gizi yang seimbang penting dilakukan sebagai upaya menjaga daya tahan tubuh di tengah pandemi. Mengkonsumsi daging ayam merupakan bagian dari upaya meningkatkan daya tahan tubuh karena gizinya dapat meningkatkan kekebalan tubuh,’’ kata Nasrullah, di Jakarta, Senin (26/10/2020).
Sementara itu, pihak Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat (Pinsar) melihat kampanye Gemaya bukan kampanye periodik ataupun seasonal. Gemaya bisa menjadi solusi jangka panjang untuk menolong peternak ayam yang sedang terpuruk.
Drh. Rakhmat Nurianto, selaku Ketua DPP PINSAR Indonesia, mengungkapkan gemaya menghadirkan opsi-opsi jawaban baru dari masalah ini. Ia memberi contoh yakni rantai dingin (cold chain). Proses pengaturan suhu yang tidak terputus, mulai dari pemotongan, penyimpanan hingga konsumsi.
"Semua itu bisa mengubah industri ayam ras di Indonesia. Peternak pun harus beradaptasi dengan proses ini untuk ke depannya bisa menyimpan pasokan berlebih," kata Drh.Rakhmat
Prof. Dr. Ir. Hardinsyah, MS, Ketua Umum PERGIZI Pangan Indonesia juga melihat cold chain sebagai solusi alternatif yang efektif. Dengan cara ini daging ayam akan lebih lama bertahan.