Lawan Isu Negatif, Minyak Sawit Merah Alami Diyakini Aman Bagi Kesehatan
loading...
A
A
A
Pada tahun 2019, nilai ekspor minyak sawit (diluar produk Oleokimia & Biodiesel) mencapai USD15,57 miliar atau setara kurang lebih Rp220 triliun, melampaui nilai ekspor dari sektor migas maupun sektor nonmigas lainnya. Di masa pandemi Covid-19, sektor sawit juga terbukti mampu bertahan dan tetap menyumbangkan devisa ekspor sekitar USD13 miliar sampai dengan Agustus 2020, ditengah lesunya sektor-sektor penghasil devisa lainnya seperti migas, batubara, dan pariwisata. ( Baca juga:Jika Biden Menang di Nevada, Selesai Sudah Pilpres AS )
Perkebunan dan industri sawit juga membuka jutaan lapangan kerja di dalam negeri, baik untuk petani sawit, pekerja pabrik, maupun tenaga kerja lainnya di sepanjang rantai produksi kelapa sawit dari kebun sampai dengan menjadi produk akhir. Tercatat kurang lebih 4,2 juta tenaga kerja langsung dan 16 juta tenaga kerja tidak langsung yang diserap oleh sektor sawit.
Dengan besarnya peran komoditas sawit tersebut, sangat ironis bahwa kemudian komoditas ini belum menjadi tuan rumah di negeri sendiri.
"Indonesia merupakan produsen kelapa sawit terbesar di dunia. Karenanya, tidak heran banyak serangan-serangan yang ingin menjatuhkan Indonesia, terutama di sektor perkebunan kelapa sawit agar produktivitasnya bisa terganggu dan menurun," ungkap Direktur Utama BPDP-KS Eddy Abdurrachman.
Perkebunan dan industri sawit juga membuka jutaan lapangan kerja di dalam negeri, baik untuk petani sawit, pekerja pabrik, maupun tenaga kerja lainnya di sepanjang rantai produksi kelapa sawit dari kebun sampai dengan menjadi produk akhir. Tercatat kurang lebih 4,2 juta tenaga kerja langsung dan 16 juta tenaga kerja tidak langsung yang diserap oleh sektor sawit.
Dengan besarnya peran komoditas sawit tersebut, sangat ironis bahwa kemudian komoditas ini belum menjadi tuan rumah di negeri sendiri.
"Indonesia merupakan produsen kelapa sawit terbesar di dunia. Karenanya, tidak heran banyak serangan-serangan yang ingin menjatuhkan Indonesia, terutama di sektor perkebunan kelapa sawit agar produktivitasnya bisa terganggu dan menurun," ungkap Direktur Utama BPDP-KS Eddy Abdurrachman.
(uka)