Industry Meghashift 2021 (2)

Sabtu, 07 November 2020 - 09:35 WIB
loading...
Industry Meghashift 2021 (2)
Managing Partner Inventure Yuswohady
A A A
JAKARTA - Yuswohady
Managing Partner Inventure

Pada 2021 kita akan menghadapi perubahan peta industri besar, barangkali terbesar dalam sejarah peradaban umat manusia. Covid-19 telah meluluhlantakkan sendi-sendi perekonomian, industri, dan bisnis yang memaksa kita memasuki dunia yang sama sekali baru: A Whole New World.

Pada 2021 kita akan menghadapi pergeseran industri mahadahsyat dan ekstrem karena itu saya menyebutnya: Industry Megashifts. Bagaimana peta pergeserannya? (Baca: Di Manakah Tempat Sifat Ikhlas Itu?)

Secara sederhana saya kelompokkan ke dalam tiga bagian besar, yaitu pergeseran di tingkat MEGA (“Changes”), MACRO (“Competition”), dan MICRO (“Customer”). Minggu lalu saya sudah menguraikan pergeseran industri yang pertama, yaitu di level MEGA. Kali ini saya akan menguraikan dua level yang lain: MACRO dan MICRO.

I. MACRO: THE 7 NEW RULES OF THE GAME

Pergeseran di tingkat makro mencakup perubahan-perubahan besar yang menghasilkan peta kompetisi baru di era pandemi. Perubahan besar yang didorong oleh bencana dahsyat Covid-19 ini menghasilkan lanskap industri baru yang ditandai dengan empat karakteristik: hygiene, low-touch, less-crowd, dan low-mobility.

#1. Hygiene

Ketika ancaman Covid-19 terus mengintai, maka cleanliness, healthiness, safety, dan environment (CHSE) menjadi prioritas dan preferensi utama konsumen. Maka itu, kepatuhan pada protokol kesehatan menjadi faktor kunci pulihnya berbagai industri. Di hygiene economy, disiplin protokol kesehatan menjadi alat branding paling ampuh.

Survei dari Nippon, perilaku personal hygiene seperti mencuci tangan, menggunakan hand sanitizer, dan memakai masker mengalami peningkatan dibandingkan saat virus influenza pada 2018.

Ketika CHSE menjadi preferensi dan prioritas konsumen, maka perusahaan yang bisa membangun customer confidence terkait CHSE akan lebih diminati konsumen. (Baca juga: Kampus Merdeksa untuk Siapkan Mahasiswa Hadapi Tantangan Global)

Tak hanya itu, di era pandemi kepatuhan perusahaan terhadap protokol kesehatan juga menjadi jaminan terciptanya loyalitas dan customer trust dalam jangka panjang.

#2. Low-Touch

Di masa pandemi kontak fisik akan dihindari karena menjadi sumber penularan Covid-19 yang massif. Maka itu, sifatnya high-touch seperti hospitality and tourism harus bertransformasi menjadi low-touch. Maka itu, digital menjadi solusi sementara sekaligus selamanya.

Perusahaan yang sukses di era pandemi adalah perusahaan-perusahaan yang bisa beradaptasi dengan lanskap industri baru yang bersifat low-touch. Itu sebabnya perusahaan di sektor industri digital misalnya lebih sustainable di era pandemi karena bersifat low-touch.

Sementara perusahaan-perusahaan yang high-touch seperti di sektor pariwisata mau tak mau harus bertransformasi dan mengadopsi model bisnis yang low-touch untuk bisa sukses melewati badai krisis pandemi. (Baca: Pemilu Kacau, Maduro Cemooh AS)

#3. Less-Crowd

Ketika kerumunan orang (crowd) kian dihindari di era pandemi, maka industri-industri yang mengandalkan kerumunan massa seperti meeting, incentive, conference, dan exhibition (MICE), transportasi publik, bisnis pertunjukan, airport, hingga sport harus beradaptasi agar bisa survive.

Untuk menghadapinya, digital dan pengalaman online akan menjadi solusi sementara di masa transisi. Namun, hybrid operating modelyang menggabungkan aktivitas fisik dan virtual akan menjadi solusi jangka panjang bagi para pelaku di berbagai industri yang high-crowd.

#4. Low-Mobility

Era pandemi adalah era low-mobility. Masyarakat mengurangi mobilitas karena semakin mobil, maka semakin besar pula potensi penularan Covid-19 . “Low-mobile society” yang terbentuk oleh adanya bencana pandemi akan memukul berbagai industri seperti automotif, penerbangan, energi, pariwisata, hingga dine-in resto. (Lihat videonya: Pemda DKI Jakarta Berencana Perpanjang PSBB Transisi)

Di sisi lain mobilitas manusia yang kian terbatas mendorong ekonomi digital berkembang lebih cepat. Setiap pemain di industri apa pun harus jeli merespons peluang maupun ancaman yang muncul sebagai akibat munculnya “low mobile society” ini. (Bersambung)
(ysw)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1616 seconds (0.1#10.140)