Wamenparekraf Apresiasi Pelaku Industri Kreatif yang Bertahan di Tengah Pandemi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Wamenparekraf) Angela Tanoesoedibjo hari ini menyambut ratusan peserta dari 43 negara secara virtual dalam The Friends of Creative Economy Meeting (FCE) 2020. Pertemuan internasional ini merupakan wadah diskusi untuk pengembangan ekonomi kreatif dan pemulihan krisis akibat pandemi Covid-19.
"Hari ini kita menghadapi tantangan global, yang sangat mengubah cara kita hidup. Terlebih, pandemi ini menyebabkan terbatasnya interkoneksi global dan mobilitas nasional, yang tentunya sangat mempengaruhi banyak industri kreatif," kata Angela di Jakarta, Rabu (11/11/2020).
(Baca Juga: Tetap Optimis! Wamenparekraf Yakin Pariwisata RI Bisa Lebih Cepat Pulih)
Angela mengatakan, disrupsi yang terjadi di satu area tentunya mempengaruhi area lain. Adanya PSBB juga menghalangi beroperasinya para pelaku industri kreatif.
"Sebagian besar pelaku industri kreatif adalah usaha kecil menengah (UKM), wiraswasta, dan freelancer yang memiliki kemampuan finansial lebih terbatas untuk menghadapi krisis yang mendadak," imbuhnya.
Di bagian lain, pemerintah telah melihat sisi lain di industri kreatif, terutama yang memiliki produk dan layanan digital ternyata bisa tumbuh subur dan menikmati pertumbuhan pesat dalam kondisi ini.
"Pandemi telah mempercepat disrupsi digital, dan saat ini, lebih dari sebelumnya, kita perlu mengatasi tantangan dan peluang digitalisasi, dan bagaimana hal itu memengaruhi ekonomi kreatif secara keseluruhan," ujarnya.
(Baca Juga: Wamenparekraf: Kolaborasi Stakeholder Kunci Bangun Pariwisata)
Aset industri kreatif, kata dia, adalah kreativitas masyarakat. Dan melalui masa-masa yang belum pernah terjadi sebelumnya ini, kreativitas dan inovasi sangat penting.
"Kami telah menyaksikan bagaimana para pemain kreatif mengatasi keterbatasan yang diberikan kepada mereka, dan telah menunjukkan kemampuan untuk beradaptasi melalui pandemi," tambahnya.
Dari konser virtual dan drive-through, produksi rumahan, produk inovatif baru yang memenuhi tujuan kesehatan dan kebersihan, serta peningkatan kehadiran di platform online, hanyalah segelintir kecil sebagai contoh dari bagaimana kreativitas bertahan. "Maka dari itu, Indonesia yakin bahwa ekonomi kreatif harus menjadi agenda global," tegas Angela.
"Hari ini kita menghadapi tantangan global, yang sangat mengubah cara kita hidup. Terlebih, pandemi ini menyebabkan terbatasnya interkoneksi global dan mobilitas nasional, yang tentunya sangat mempengaruhi banyak industri kreatif," kata Angela di Jakarta, Rabu (11/11/2020).
(Baca Juga: Tetap Optimis! Wamenparekraf Yakin Pariwisata RI Bisa Lebih Cepat Pulih)
Angela mengatakan, disrupsi yang terjadi di satu area tentunya mempengaruhi area lain. Adanya PSBB juga menghalangi beroperasinya para pelaku industri kreatif.
"Sebagian besar pelaku industri kreatif adalah usaha kecil menengah (UKM), wiraswasta, dan freelancer yang memiliki kemampuan finansial lebih terbatas untuk menghadapi krisis yang mendadak," imbuhnya.
Di bagian lain, pemerintah telah melihat sisi lain di industri kreatif, terutama yang memiliki produk dan layanan digital ternyata bisa tumbuh subur dan menikmati pertumbuhan pesat dalam kondisi ini.
"Pandemi telah mempercepat disrupsi digital, dan saat ini, lebih dari sebelumnya, kita perlu mengatasi tantangan dan peluang digitalisasi, dan bagaimana hal itu memengaruhi ekonomi kreatif secara keseluruhan," ujarnya.
(Baca Juga: Wamenparekraf: Kolaborasi Stakeholder Kunci Bangun Pariwisata)
Aset industri kreatif, kata dia, adalah kreativitas masyarakat. Dan melalui masa-masa yang belum pernah terjadi sebelumnya ini, kreativitas dan inovasi sangat penting.
"Kami telah menyaksikan bagaimana para pemain kreatif mengatasi keterbatasan yang diberikan kepada mereka, dan telah menunjukkan kemampuan untuk beradaptasi melalui pandemi," tambahnya.
Dari konser virtual dan drive-through, produksi rumahan, produk inovatif baru yang memenuhi tujuan kesehatan dan kebersihan, serta peningkatan kehadiran di platform online, hanyalah segelintir kecil sebagai contoh dari bagaimana kreativitas bertahan. "Maka dari itu, Indonesia yakin bahwa ekonomi kreatif harus menjadi agenda global," tegas Angela.
(fai)