Pandemi Bikin Angka Kelaparan Naik Dua Kali Lipat, Saatnya Reformasi Sistem Pangan

Kamis, 12 November 2020 - 13:25 WIB
loading...
Pandemi Bikin Angka Kelaparan Naik Dua Kali Lipat, Saatnya Reformasi Sistem Pangan
Data pangan dunia menunjukkan, Angka kelaparan ini meningkat dua kali lipat dari tahun 2019 akibat Pandemi. Ini pentingnya Refoodmation, adalah istilah KRKP untuk menggambarkan semangat reformasi. Foto/Dok
A A A
BOGOR - Laporan Oxfam terkait pandemi Covid-19 dan kelaparan menunjukkan, pandemi telah memberikan pukulan telak pada sektor pangan . Data pangan dunia menunjukkan, jumlah orang yang menderita kelaparan akut meningkat menjadi 270 juta orang sebelum akhir tahun ini. Angka kelaparan ini meningkat dua kali lipat dari tahun 2019.

Ironisnya, di antara kelompok rentan menderita kelaparan itu salah satunya adalah petani, yang merupakan produsen pangan. Head of Program Management Oxfam Indonesia Siti Khoirun Nikmah mengatakan, pandemi memperparah kondisi ini karena petani tidak bisa menjual hasil panennya. Sementara, selama ini petani sangat bergantung pada penjualan hasil panennya.

"Petani juga mengalami kesulitan akses terhadap pangan berkualitas, karena terjadi monetarisasi, semua dibayar dengan uang, sehingga petani menjual hasil pertanian yang bagus ketimbang dimakan. Petani menjadi rentan terhadap akses pangan berkualitas," kata Nikmah, dalam acara 'Refoodmation' yang digelar Koalisi Rakyat untuk Kedaulatan Pangan.

(Baca Juga: Pandemi Bikin Pola Konsumsi Pangan Berubah, Awas Ancam Daya Serap Produk Petani )

Menyikapi kondisi ini, kata Nikmah, salah satu rekomendasi yang dikeluarkan Oxfam adalah, pentingnya membangun sistem pangan yang adil resilien (memiliki daya lenting), dan berkelanjutan. Sistem pangan ini diharapkan mampu menjamin hak atas pangan bagi seluruh penduduk.

"Pada Hari Pahlawan, pahlawan pangan kita menghadapi ujian tidak mudah, karena pandemi Covid. Momen ini harus menjadi momen refleksi agar petani kecil dan perempuan petani memiliki kehidupan lebih baik dengan membangun sistem pangan yang adil, resilien, berdaulat dan berkelanjutan," papar Nikmah.

Badan Pengurus KRKP Nanang Hari mengutarakan, KRKP sendiri berupaya bekerjasama dengan berbagai pihak untuk mewujudkan sistem pangan tersebut, agar mampu menjamin pemenuhan hak pangan semua rakyat. Hal itu, kata Nanang, sangat mungkin diwujudkan.

"Kita memiliki beragam sistem pangan yang bersandar pada sumber daya lokal. Sistem pangan kita sangat resilien, sehingga melakukan perbaikan sistem pangan menjadi mungkin. Refoodmation, adalah istilah KRKP untuk menggambarkan semangat reformasi atau perubahan melibatkan semua pihak menggunakan kekuatan yang kita miliki untuk mewujudkan sistem pangan yang adil," papar Nanang.

Dalam gelaran Refoodmation ini, KRKP juga menayangkan laporan dari tiga desa yang menerapkan sistem pangan berbasis kearifan lokal. Pertama adalah di Kasepuhan Cibarani, merupakan bagian dari Kesatuan Adat Banten Kidul (SABAKI) yang berada di Desa Cibarani Kecamatan Cirinten, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten.

(Baca Juga: Urgensi Regenerasi Sektor Pertanian )
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2309 seconds (0.1#10.140)