Bea Masuk Australia Nol Persen, Kemendag Ajak Pelaku Usaha Serbu Pasar Negeri Kanguru

Jum'at, 13 November 2020 - 18:11 WIB
loading...
Bea Masuk Australia...
Foto/Ilustrasi
A A A
JAKARTA - Kementerian Perdagangan (Kemendag) terus memacu peningkatan ekspor barang dan jasa ke Australia. Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Kemendag Kasan mengatakan, peluang ekspor ke Australia semakin terbuka lebar setelah ditandatanganinya Indonesia – Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA) yang berlaku sejak 5 Juli 2020.

"Mari kita serbu pasar Australia karena aksesnya lebih gampang dibuka setelah diselesaikannya perjanjian perdagangan IA-CEPA," ujarnya dalam webinar, Jumat (13/11/2020).

( )

Kasan melanjutkan, IA-CEPA memberikan manfaat bagi pelaku usaha Indonesia melalui penghapusan seluruh tarif bea masuk Australia sehingga seluruh produk Indonesia yang masuk ke pasar Australia akan menikmati tarif 0%.

Namun demikian, penghapusan tarif bea masuk ke pasar Australia dinilai masih belum cukup karena masih ada aspek lain, yaitu aturan non-tariff measures (NTMs).

"Dalam hal ini ada standar yang dibuat pihak Australia agar produk atau barang bisa masuk ke sana, termasuk produk kerajinan," jelasnya.

( )

Dia berharap produk ekspor Indonesia yang bisa masuk ke pasar Australia tidak hanya berasal dari perdagangan barang saja tetapi juga mencakup sektor pendidikan, kesehatan, dan jasa lainnya. Menurut Kasan, perdagangan barang Indonesia dengan Australia sampai saat ini masih mengalami defisit.

"Defisitnya berasal dari produk-produk yang memang dibutuhkan seperti gandum. Gandum dari Australia kita proses sehingga mendapatkan nilai tambah. Namun ekspor hasil olahan gandum kita belum banyak ke Australia," tuturnya.

Pada periode Januari sampai September 2020, Kemendag mencatat ekspor Indonesia ke Australia sebesar USD1,81 miliar atau meningkat 3,23% dibandingkan periode sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar USD1,75 miliar. Komoditas ekspor utama Indonesia ke Australia diantaranya logam, kayu, alat penerima televisi, pupuk.

( )

Sedangkan impor Indonesia dari Australia pada Januari sampai September 2020 tercatat sebesar USD3,36 miliar, turun 17,10% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar USD4,05 miliar. Impor utama Australia dari Indonesia diantaranya minyak bumi, batu bara, ternak, bijih besi, serta konsentrat gandum dan meslin.
(ind)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1756 seconds (0.1#10.140)