Perbankan Syariah Hadapi Sederet Tantangan, Apa Saja?
loading...
A
A
A
JAKARTA - Industri perbankan syariah terus menunjukkan adanya peningkatan kinerja dari tahun ke tahun. Namun demikian, masih ada beberapa tantangan yang dapat mempengaruhi kinerja perbankan syariah ke depannya, terutama mengelola profil keuangan.
Analis Financial Institution Rating Pefindo, Putri Amanda mengatakan, setidaknya ada dua hal terkait tantangan mengelola profil keuangan di perbankan syariah. Pertama, adalah kualitas aset industri perbankan syariah di Tanah Air. "Dalam lima tahun terakhir kami melihat tingkat kualitas aset di industri perbankan syariah ini memang lebih lemah dibandingkan rata-rata industri perbankan secara keseluruhan, ini kami melihat dari rasio pembiayaan bermasalah," ujar Putri dalam acara Market Review IDX Channel, Senin (16/11/2020).
Kedua, Putri menyampaikan adanya perlambatan ekonomi serta dampak dari pandemi Covid-19 juga mempengaruhi kenaikan pembiayaan bermasalah di industri perbankan syariah. "Jadi, kita lihat memang perlu terus ada perbaikan dari sisi operasional seperti analisa kredit, manajemen risiko yang dapat membantu pertumbuhan dari profil keuangan," katanya.
Sementara itu, dari sisi permodalan, Pefindo melihat rasio kecukupan modal yang diukur dari Capital Adequacy Ratio (CAR) industri perbankan syariah cukup moderat di kisaran angka 19-20 persen dan sampai akhir Agustus 2020 ini CAR perbankan syariah di 20,4 persen. Memang sedikit lebih rendah dibandingkan keseluruhan rasio CAR di 22,5 persen. Kami melihat struktur permodalan sangat penting dan critical untuk mendukung pertumbuhan pembiayaan perbankan syariah dan untuk menyediakan bantalan potensi kerugian yang mungkin terjadi di masa depan," jelasnya.
Analis Financial Institution Rating Pefindo, Putri Amanda mengatakan, setidaknya ada dua hal terkait tantangan mengelola profil keuangan di perbankan syariah. Pertama, adalah kualitas aset industri perbankan syariah di Tanah Air. "Dalam lima tahun terakhir kami melihat tingkat kualitas aset di industri perbankan syariah ini memang lebih lemah dibandingkan rata-rata industri perbankan secara keseluruhan, ini kami melihat dari rasio pembiayaan bermasalah," ujar Putri dalam acara Market Review IDX Channel, Senin (16/11/2020).
Kedua, Putri menyampaikan adanya perlambatan ekonomi serta dampak dari pandemi Covid-19 juga mempengaruhi kenaikan pembiayaan bermasalah di industri perbankan syariah. "Jadi, kita lihat memang perlu terus ada perbaikan dari sisi operasional seperti analisa kredit, manajemen risiko yang dapat membantu pertumbuhan dari profil keuangan," katanya.
Sementara itu, dari sisi permodalan, Pefindo melihat rasio kecukupan modal yang diukur dari Capital Adequacy Ratio (CAR) industri perbankan syariah cukup moderat di kisaran angka 19-20 persen dan sampai akhir Agustus 2020 ini CAR perbankan syariah di 20,4 persen. Memang sedikit lebih rendah dibandingkan keseluruhan rasio CAR di 22,5 persen. Kami melihat struktur permodalan sangat penting dan critical untuk mendukung pertumbuhan pembiayaan perbankan syariah dan untuk menyediakan bantalan potensi kerugian yang mungkin terjadi di masa depan," jelasnya.
(nng)