9 Bulan Hadapi Badai Covid-19, Pendapatan Alfamart Justru Naik
loading...
A
A
A
TANGERANG - Pandemi Covid-19 tidak serta merta membuat banyak perusahaan besar buntung. Emiten PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk. (AMRT) masih mampu mencetak kenaikan pendapatan di tengah pandemi.
Perusahaan ritel terbesar di Indonesia yang dikenal dengan brand Alfamart ini, mencatat pendapatan neto selama sembilan bulan berjalan di tahun 2020 meningkat Rp56,4 Triliun. Meski begitu pihaknya mengalami penurunan laba hingga Rp638,4 Miliar atau sekira 1,82%. Dimana pada periode yang sama tahun 2019, mereka berhasil mendapat laba Rp650,2 M.
(Baca Juga: Alfamart Resmikan Gerai ke-1.000 di Filipina )
Corporate Secretary PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk Tomin Widian menerangkan, pendapatan neto konsolidasian dan entitas Rp56,4 Triliun itu, naik sebesar 4,17% dibandingkan periode yang sama tahun 2019 sebesar Rp54,1 T.
"Pertumbuhan pendapatan neto ini, didorong oleh pertambahan pendapatan gerai perseroan dan entitas anak, di samping juga pertumbuhan gerai sepanjang 2020," kata Tomin di Alfa Tower.
Sepanjang 2020 ini, Alfamart memiliki target membuka 1.000 gerai di sejumlah wilayah Indonesia. Hingga saat ini, sudah 800 gerai didirikan. Sementara sebanyak 250 toko tutup, ada juga yang masa kontraknya habis.
"Total gerai perseroan dan entitas anak, pada Kuartal 3 tahun 2020 sebanyak 17.129 gerai yang terdiri dari 15.102 gerai perseroan, dan 2.027 gerai entitas anak," sambung Tomin.
(Baca Juga: Pengunjung Alfamidi Menyusut Saat Pandemi, Laba Minus 2,82% )
Kendati ikut terkena badai pandemi Covid-19, binis Alfamart masih terbilang cukup sehat. Perusahaan ini telah memperkerjakan 130 karyawan. Tidak ada gelombang PHK massal, meski terjadi penutupan ratusan tokonya.
Dengan bisnis yang terbilang cukup sehat ini, PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk membuka dua unit bisnis baru. Pertama Alfaekspres. Toko ini lebih kecil dari toko yang ada pada umumnya dan hanya ada di tempat tertentu.
"Jadi lokasinya kebanyakan di spesifik area, seperti di stasiun, bandara, pelabuhan, perkantoran dan rumah sakit. Produknya hampir sama dengan gerai biasa," paparnya.
Sementara unit bisnisnya yang kedua Alfa X. Berbeda dengan konsep yang sudah ada, Alfa X mengikuti gaya milenial. Di mana ada layanan cafe, bahkan co working. Saat ini gerai Alfa X baru ada tiga toko di Indonesia.
Perusahaan ritel terbesar di Indonesia yang dikenal dengan brand Alfamart ini, mencatat pendapatan neto selama sembilan bulan berjalan di tahun 2020 meningkat Rp56,4 Triliun. Meski begitu pihaknya mengalami penurunan laba hingga Rp638,4 Miliar atau sekira 1,82%. Dimana pada periode yang sama tahun 2019, mereka berhasil mendapat laba Rp650,2 M.
(Baca Juga: Alfamart Resmikan Gerai ke-1.000 di Filipina )
Corporate Secretary PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk Tomin Widian menerangkan, pendapatan neto konsolidasian dan entitas Rp56,4 Triliun itu, naik sebesar 4,17% dibandingkan periode yang sama tahun 2019 sebesar Rp54,1 T.
"Pertumbuhan pendapatan neto ini, didorong oleh pertambahan pendapatan gerai perseroan dan entitas anak, di samping juga pertumbuhan gerai sepanjang 2020," kata Tomin di Alfa Tower.
Sepanjang 2020 ini, Alfamart memiliki target membuka 1.000 gerai di sejumlah wilayah Indonesia. Hingga saat ini, sudah 800 gerai didirikan. Sementara sebanyak 250 toko tutup, ada juga yang masa kontraknya habis.
"Total gerai perseroan dan entitas anak, pada Kuartal 3 tahun 2020 sebanyak 17.129 gerai yang terdiri dari 15.102 gerai perseroan, dan 2.027 gerai entitas anak," sambung Tomin.
(Baca Juga: Pengunjung Alfamidi Menyusut Saat Pandemi, Laba Minus 2,82% )
Kendati ikut terkena badai pandemi Covid-19, binis Alfamart masih terbilang cukup sehat. Perusahaan ini telah memperkerjakan 130 karyawan. Tidak ada gelombang PHK massal, meski terjadi penutupan ratusan tokonya.
Dengan bisnis yang terbilang cukup sehat ini, PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk membuka dua unit bisnis baru. Pertama Alfaekspres. Toko ini lebih kecil dari toko yang ada pada umumnya dan hanya ada di tempat tertentu.
"Jadi lokasinya kebanyakan di spesifik area, seperti di stasiun, bandara, pelabuhan, perkantoran dan rumah sakit. Produknya hampir sama dengan gerai biasa," paparnya.
Sementara unit bisnisnya yang kedua Alfa X. Berbeda dengan konsep yang sudah ada, Alfa X mengikuti gaya milenial. Di mana ada layanan cafe, bahkan co working. Saat ini gerai Alfa X baru ada tiga toko di Indonesia.
(akr)