Paparkan Pencapaian, GMTD Catatkan Pendapatan Rp135,3 Miliar
loading...
A
A
A
Dari sisi aset, GMTD mencatatkan posisi total aset pada sembilan bulan tahun ini Rp1,097 triliun, dari periode yang sama 2019 dikisaran 1,134 triliun. Sedangkan, untuk harga saham masih diposisi wajar dengan harga beli Rp19.325 posisi September 2020 meski turun bila dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp19.836.
“Kami optimitis pertumbuhan aset dan pendapatan bisa bagus di tahun depan, hal itu tentunya tidak berpengaruh pada upaya perseroan menyerahkan aset fasum dan fasos ke pemerintah provinsi dan pemkot sebagai kewajiban untuk kepentingan umum. Karena bisa dipastikan kinerja pendapatan tergantung pada inventory dan infrastuktur pendukung lainnnya dan bukan bagian yang diserahkan ke pemda,”terangnya.
Di sisi lain, terkait pemanfaatan capex atau belanja modal GMTD mencatatkan serapannnya Rp30 miliar itupun lebih banyak dimanfaatkan untuk pengembangan property dalam mendukung pendapatan perseroan.
“Capex Rp30 miliar banyak dimanfaatkan untuk menopang bisnis, kita sangat berhati-hati. Rebound diharapkan meski marginal. Tentunya juga keputusan Bank Indonesia (BI) memangksa suku bunga tentu diharapkan akan mendoron industri property dapat terus berkembang,” paparnya.
Presiden Direktur GMTD Andi Anzhar Cakra Wijaya memaparkan, pengembangan Tanjung Bunga sebagai kawasan hunian dan komersial terpadu terus digenjot dengan menyasar segmen pasar yang memiliki potensi cukup besar, yakni menengah dan menengah kebawah dengan menawarkan produk-produk yang sesuai dengan permintaan pasar serta fokus kepada perbaikan mutu dan layanan.
“Terbukti di tahun 2020 walaupun pandemi Covid-19 melanda, Perseroan masih cukup aktif melakukan penjualan produk properti dan menghasilkan angka penjualan yang cukup memuaskan,”paparnya.
“Kami optimitis pertumbuhan aset dan pendapatan bisa bagus di tahun depan, hal itu tentunya tidak berpengaruh pada upaya perseroan menyerahkan aset fasum dan fasos ke pemerintah provinsi dan pemkot sebagai kewajiban untuk kepentingan umum. Karena bisa dipastikan kinerja pendapatan tergantung pada inventory dan infrastuktur pendukung lainnnya dan bukan bagian yang diserahkan ke pemda,”terangnya.
Di sisi lain, terkait pemanfaatan capex atau belanja modal GMTD mencatatkan serapannnya Rp30 miliar itupun lebih banyak dimanfaatkan untuk pengembangan property dalam mendukung pendapatan perseroan.
“Capex Rp30 miliar banyak dimanfaatkan untuk menopang bisnis, kita sangat berhati-hati. Rebound diharapkan meski marginal. Tentunya juga keputusan Bank Indonesia (BI) memangksa suku bunga tentu diharapkan akan mendoron industri property dapat terus berkembang,” paparnya.
Presiden Direktur GMTD Andi Anzhar Cakra Wijaya memaparkan, pengembangan Tanjung Bunga sebagai kawasan hunian dan komersial terpadu terus digenjot dengan menyasar segmen pasar yang memiliki potensi cukup besar, yakni menengah dan menengah kebawah dengan menawarkan produk-produk yang sesuai dengan permintaan pasar serta fokus kepada perbaikan mutu dan layanan.
“Terbukti di tahun 2020 walaupun pandemi Covid-19 melanda, Perseroan masih cukup aktif melakukan penjualan produk properti dan menghasilkan angka penjualan yang cukup memuaskan,”paparnya.
(agn)