Gaya Hidup Berkelanjutan Demi Menjaga Bumi, Dua Yayasan Kolaborasi Gelar Lokakarya
loading...
A
A
A
Hal senada juga dikatakan oleh Ketua Yayasan Losari, Restu Imansari Kusumaningrum yang berharap acara “Forum Bincang dan Laku Hidup Lestari” dapat menjadi medium bagi masyarakat luas untuk belajar tentang laku hidup lestari dari kearifan lokal dan budaya.
“Dalam keadaan sulit sekarang ini, kita harus berani mengatakan dari mana asal-usul kita dan tetap mengakar pada kebudayaan kita sendiri. Acara ini digelar didasari oleh kesadaran kami dimana Yayasan Merdi Sihombing dan Yayasan Losari untuk berkaca dari laku hidup masyarakat adat dan melihat kedepan demi mengubah laku hidup kita bersama-sama demi melestarikan dan menjaga serta memuliakan peradaban Indonesia," jelas Restu.
Harapan kami papar Restu melalui acara ini setidaknya kita peduli dan mau belajar dari kearifan dan laku hidup yang diamalkan masyarakat adat sejak zaman dahulu. Semoga audiens yang hadir adalah orang-orang yang sudi mendengarkan dengan rendah hati bahwa kehidupan itu harus diubah dan harus cepat dalam mengambil tindakan.
(Baca Juga: Bertahan Saat Pandemi, Theshonet Beri Stimulus ke Pelaku Industri Fashion dan Beauty )
“Forum Bincang dan Laku Hidup Lestari” yang diadakan selama dua hari ini nantinya akan menampilkan berbagai aktivitas seperti diskusi, lokakarya dan pameran serta pemutaran film dokumenter. Para pegiat laku hidup lestari seperti Abdon Nababan dari Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN), Suzy Hutomo (Founder Sustainable Suzy, Climate Reality Leader) serta Komang Sri Mahayuni (IDEP Foundation) nantinya akan tampil dalam forum diskusi dihari pertama.
Kegiatan pada hari ini juga akan diramaikan dengan pemutaran film dokumenter dari AMAN berupa film “Tabob” karya Brian Rayanki dan Film “Sacred and Secret” karya Basil Gelpke yang terinspirasi dari buku berjudul sama karya Gill Marais.
Pada hari kedua ditanggal 22 November 2020 dapat diikuti diskusi dengan pembicara Andar Manik dan Yoyo Yogasmana (Kasepuhan Ciptagelar), I Wayan Sudarsana (Masyarakat Adat Bali Aga) dan Putu Ardana (Tokoh Adat, Pemilik Don Biyu dan Blue Tamblingan Coffee).
Digelar pula lokakarya pembuatan sabun organik oleh Sito Kosmetik, pencelupan warna merah dengan pewarna alam oleh Agus Haerudin dari balai besar kerajinan dan batik.
Pameran wastra nusantara menggelar karya dari Yayasan Merdi Sihombing, Yayasan Losari, Dekranasda Kabupaten Dairi, Kelompok Tentun Tanekavate, Alor, NTT (CSR Pegadaian), Tenun Gringsing dari Masyarakat Adat Bali Aga dan anyaman purun yang didukung Badan Restorasi Gambut, Tetes ASA, serta Tenun Gringsing dari Masyarakat Adat Bali Aga.
“Dalam keadaan sulit sekarang ini, kita harus berani mengatakan dari mana asal-usul kita dan tetap mengakar pada kebudayaan kita sendiri. Acara ini digelar didasari oleh kesadaran kami dimana Yayasan Merdi Sihombing dan Yayasan Losari untuk berkaca dari laku hidup masyarakat adat dan melihat kedepan demi mengubah laku hidup kita bersama-sama demi melestarikan dan menjaga serta memuliakan peradaban Indonesia," jelas Restu.
Harapan kami papar Restu melalui acara ini setidaknya kita peduli dan mau belajar dari kearifan dan laku hidup yang diamalkan masyarakat adat sejak zaman dahulu. Semoga audiens yang hadir adalah orang-orang yang sudi mendengarkan dengan rendah hati bahwa kehidupan itu harus diubah dan harus cepat dalam mengambil tindakan.
(Baca Juga: Bertahan Saat Pandemi, Theshonet Beri Stimulus ke Pelaku Industri Fashion dan Beauty )
“Forum Bincang dan Laku Hidup Lestari” yang diadakan selama dua hari ini nantinya akan menampilkan berbagai aktivitas seperti diskusi, lokakarya dan pameran serta pemutaran film dokumenter. Para pegiat laku hidup lestari seperti Abdon Nababan dari Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN), Suzy Hutomo (Founder Sustainable Suzy, Climate Reality Leader) serta Komang Sri Mahayuni (IDEP Foundation) nantinya akan tampil dalam forum diskusi dihari pertama.
Kegiatan pada hari ini juga akan diramaikan dengan pemutaran film dokumenter dari AMAN berupa film “Tabob” karya Brian Rayanki dan Film “Sacred and Secret” karya Basil Gelpke yang terinspirasi dari buku berjudul sama karya Gill Marais.
Pada hari kedua ditanggal 22 November 2020 dapat diikuti diskusi dengan pembicara Andar Manik dan Yoyo Yogasmana (Kasepuhan Ciptagelar), I Wayan Sudarsana (Masyarakat Adat Bali Aga) dan Putu Ardana (Tokoh Adat, Pemilik Don Biyu dan Blue Tamblingan Coffee).
Digelar pula lokakarya pembuatan sabun organik oleh Sito Kosmetik, pencelupan warna merah dengan pewarna alam oleh Agus Haerudin dari balai besar kerajinan dan batik.
Pameran wastra nusantara menggelar karya dari Yayasan Merdi Sihombing, Yayasan Losari, Dekranasda Kabupaten Dairi, Kelompok Tentun Tanekavate, Alor, NTT (CSR Pegadaian), Tenun Gringsing dari Masyarakat Adat Bali Aga dan anyaman purun yang didukung Badan Restorasi Gambut, Tetes ASA, serta Tenun Gringsing dari Masyarakat Adat Bali Aga.
(akr)