Kemenperin: OVOP Hasilkan Produk IKM Berbasis Kearifan Lokal

Selasa, 24 November 2020 - 21:06 WIB
loading...
Kemenperin: OVOP Hasilkan Produk IKM Berbasis Kearifan Lokal
Dirjen Industri Kecil Menengah dan Aneka Kementerian Perindustrian Gati Wibawaningsih. Foto. Dok. Humas Kemenperin
A A A
JAKARTA – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus memacu pengembangan sektor industri kecil menengah (IKM) agar lebih produktif dan berdaya saing. Salah satu langkah strategisnya adalah menggunakan pendekatan One Village One Product (OVOP) di sentra IKM.

“OVOP merupakan sebuah model pembinaan yang bertujuan untuk meningkatkan ekonomi suatu daerah dengan menghasilkan produk kearifan lokal berkelas global yang menekankan pada pemanfaatan sumber daya local,” kata Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Kemenperin Gati Wibawaningsih di Jakarta, Selasa (24/11/2020).

(Baca juga:Dorong Penggunaan Produk IKM, Pemerintah Kampanyekan #SemuanyaAdaDisini)

Ia menjelaskan, kisah sukses program OVOP telah dimulai sejak tahun 1979 di Prefektur Oita, Jepang. “Saat itu, mereka berhasil mengembangkan produk jamur shitake. Bahkan, model pendekatan OVOP kemudian diadopsi oleh Thailand dengan jargon One Tambon One Product (OTOP) yang berhasil memopulerkan produk olahan buah, kain sutra dan gerabah,” paparnya.

Gati optimistis, model pengembangan IKM di sentra melalui pendekatan OVOP ini akan juga berhasil di tanah air. Sebab, Indonesia memiliki potensi yang sangat luas baik dari sumber daya alam, sumber daya manusia dan kearifan lokalnya.

(Baca juga:Dipicu Pandemi, Penjualan Produk IKM Fesyen Muslim Anjlok 80%)

“Indonesia memiliki keanekaragaman hayati dan budaya mulai dari ujung Pulau Sumatera sampai Papua, yang bila didukung pengelolaannya dengan tepat, IKM kita bisa menjadi motor penggerak ekonomi masyarakat di daerah, khususnya dalam upaya pemulihan ekonomi nasional akibat pandemi Covid-19,” tuturnya.

Tahun ini, program OVOP yang diselenggarakan oleh Kemenperin berfokus pada lima komoditas, yaitu makanan dan minuman, kain tenun, kain batik, anyaman dan gerabah. “Kearifan lokal Indonesia banyak tercermin pada kelima komoditas tersebut, yang begitu kental dan mengakar dalam kehidupan bermasyarakat penduduk Indonesia,” imbuhnya.

(Baca juga:Ajak Masyarakat Beli Produk IKM Fesyen Muslim, Kemenperin Gandeng Shopee)

Menurut Gati, salah satu wilayah yang punya potensi besar adalah di Sumatera. Provinsi ini dinilai sebagai gudangnya IKM berbasis OVOP. Sebab, dari total 112 pelaku IKM yang mendapat penghargaan OVOP pada tahun 2018, sebanyak 67 pelaku IKM (59,82%) berasal dari wilayah Sumatera.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.4889 seconds (0.1#10.140)