Kemenparekraf Harap ICTM Digelar Berkelanjutan di Berbagai Kota
loading...
A
A
A
MALANG - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menggelar Indonesia Corporate Travel and MICE (ICTM) di Kota Batu, Malang Raya, Jawa Timur, 12-14 November 2020. Event seperti ini diharapkan bisa terus digelar di kota-kota lain di Indonesia.
Koordinator Promosi dan Pendukung Wisata, Pertemuan, Insentif, Konvensi, dan Pameran Kemenparekraf Titik Wahyuni mengatakan, pergelaran ICTM bisa berdampak positif dalam menghidupkan lagi wisata Meeting, Incentive, Convention, Exhibition (MICE) yang sempat redup akibat pandemi Covid-19. (Baca: Jangan Lupakan Doa Ini di Pagi hari)
Pergelaran ICTM 2020 seperti di Malang Raya bisa mempertemukan pembeli (buyer) dan penjual (seller) produk wisata sehingga sangat baik jika digelar secara berkelanjutan di kota-kota lain agar ekonomi bisa tumbuh.
“Berharap kegiatan ICTM ini bisa sustainable (berkelanjutan) tumbuh dan bergerak,” katanya, kepada SINDO Media di sela event ICTM di Kota Batu, belum lama ini.
ICTM sudah dua kali digelar dan terbukti dampak positif bagi pelaku wisata, karena mereka bisa saling bertukar pasar dalam event ini.
“Kemarin kopi chat yang kami dengar dari teman-teman buyer, bagi mereka, kegiatan ICTM sesuatu yang baru. Bagi mereka yang biasanya ke mana kita ngobrol tidak ada wadahnya, adanya ICTM bisa mengeksplor pasar kontak baru,” tuturnya. (Baca juga: Bantuan Subsidi Upah Guru Masih Bisa Diambil Sampai Juni 2021)
Begitu pula dari pembeli, ternyata ada banyak produk yang bisa mereka dapatkan untuk mengekspos bisnisnya juga.
Titik yakin ICTM bisa mendorong transaksi lebih banyak sehingga bisa mendongkrak perekonomian mengingat pendekatan ICTM mempertemukan antara para korporasi besar dan pelaku-pelaku usaha.
“Karena ICTM ini punya sesuatu yang berbeda dari be to be, sebelum Covid dari buyer-nya berbagai korporasi dari oil gas, travel, travel hal biasa, ada furnitur, dari mining juga,” ungkapnya.
Namun, pergelaran transaksi lewat ICTM tetap memperhatikan sisi protokol kesehatan Covid-19. “Saat ini yang utama adalah kesehatan. Dibandingkan tadi variabel lain, protokol kesehatan layanan utama, itu skenarionya. Pendorong pendukung untuk kegiatan kita harus disiplin menerapkan protokol CHSE, apakah itu di meeting-nya, di atraksinya, transportasi, bandaranya, semua mengacu ke protokol kesehatan,” tandasnya. (Baca juga: Pesona Jatiluwih Masih Bisa Dinikmati saat Pandemi)
ICTM 2020 merupakan kegiatan kerja sama Kemenparekraf dengan PT Biztrips Teknologi Multimedia Solusi dan MNC Group selaku official media partner. Kegiatan ini digelar dengan harapan mampu mengembalikan lagi sektor pariwisata yang sejak pandemi Covid-19 melanda Indonesia pada awal tahun ini telah membuat sektor pariwisata lumpuh.
Sebelumnya, Ketua Bidang Media dan Komunikasi Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), AB Sadewa, menuturkan, industri hotel sementara bertahan di masa pandemi mengandalkan sektor domestik dengan mengembangkan paket staycation dan weekdays. “Mungkin kita baru bisa real pick up di pertengahan tahun depan, itu strategi kami sambil menunggu border dibuka supaya wisatawan mancanegara bisa datang lagi,” paparnya. (Lihat videonya: KPK Tangkap Menteri KKP Edhy Prabowo di Bandara Sokearno-Hatta)
AB Sadewa menilai gelaran ICTM bisa menjadi stimulasi karena dilakukan secara offline, di mana sellers dan buyers bisa mendapatkan real impact dan akan bergerak lagi. “ICTM sangat positif untuk menormalisasi khususnya pariwisata. Harapan kami kita akan kembali optimis, kita juga sudah melaksanakan protokol CHSE di mana semua anggota kita sudah menerapkan protokol-protokol kesehatan dasar,” ucapnya. (Avirista Midaada)
Koordinator Promosi dan Pendukung Wisata, Pertemuan, Insentif, Konvensi, dan Pameran Kemenparekraf Titik Wahyuni mengatakan, pergelaran ICTM bisa berdampak positif dalam menghidupkan lagi wisata Meeting, Incentive, Convention, Exhibition (MICE) yang sempat redup akibat pandemi Covid-19. (Baca: Jangan Lupakan Doa Ini di Pagi hari)
Pergelaran ICTM 2020 seperti di Malang Raya bisa mempertemukan pembeli (buyer) dan penjual (seller) produk wisata sehingga sangat baik jika digelar secara berkelanjutan di kota-kota lain agar ekonomi bisa tumbuh.
“Berharap kegiatan ICTM ini bisa sustainable (berkelanjutan) tumbuh dan bergerak,” katanya, kepada SINDO Media di sela event ICTM di Kota Batu, belum lama ini.
ICTM sudah dua kali digelar dan terbukti dampak positif bagi pelaku wisata, karena mereka bisa saling bertukar pasar dalam event ini.
“Kemarin kopi chat yang kami dengar dari teman-teman buyer, bagi mereka, kegiatan ICTM sesuatu yang baru. Bagi mereka yang biasanya ke mana kita ngobrol tidak ada wadahnya, adanya ICTM bisa mengeksplor pasar kontak baru,” tuturnya. (Baca juga: Bantuan Subsidi Upah Guru Masih Bisa Diambil Sampai Juni 2021)
Begitu pula dari pembeli, ternyata ada banyak produk yang bisa mereka dapatkan untuk mengekspos bisnisnya juga.
Titik yakin ICTM bisa mendorong transaksi lebih banyak sehingga bisa mendongkrak perekonomian mengingat pendekatan ICTM mempertemukan antara para korporasi besar dan pelaku-pelaku usaha.
“Karena ICTM ini punya sesuatu yang berbeda dari be to be, sebelum Covid dari buyer-nya berbagai korporasi dari oil gas, travel, travel hal biasa, ada furnitur, dari mining juga,” ungkapnya.
Namun, pergelaran transaksi lewat ICTM tetap memperhatikan sisi protokol kesehatan Covid-19. “Saat ini yang utama adalah kesehatan. Dibandingkan tadi variabel lain, protokol kesehatan layanan utama, itu skenarionya. Pendorong pendukung untuk kegiatan kita harus disiplin menerapkan protokol CHSE, apakah itu di meeting-nya, di atraksinya, transportasi, bandaranya, semua mengacu ke protokol kesehatan,” tandasnya. (Baca juga: Pesona Jatiluwih Masih Bisa Dinikmati saat Pandemi)
ICTM 2020 merupakan kegiatan kerja sama Kemenparekraf dengan PT Biztrips Teknologi Multimedia Solusi dan MNC Group selaku official media partner. Kegiatan ini digelar dengan harapan mampu mengembalikan lagi sektor pariwisata yang sejak pandemi Covid-19 melanda Indonesia pada awal tahun ini telah membuat sektor pariwisata lumpuh.
Sebelumnya, Ketua Bidang Media dan Komunikasi Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), AB Sadewa, menuturkan, industri hotel sementara bertahan di masa pandemi mengandalkan sektor domestik dengan mengembangkan paket staycation dan weekdays. “Mungkin kita baru bisa real pick up di pertengahan tahun depan, itu strategi kami sambil menunggu border dibuka supaya wisatawan mancanegara bisa datang lagi,” paparnya. (Lihat videonya: KPK Tangkap Menteri KKP Edhy Prabowo di Bandara Sokearno-Hatta)
AB Sadewa menilai gelaran ICTM bisa menjadi stimulasi karena dilakukan secara offline, di mana sellers dan buyers bisa mendapatkan real impact dan akan bergerak lagi. “ICTM sangat positif untuk menormalisasi khususnya pariwisata. Harapan kami kita akan kembali optimis, kita juga sudah melaksanakan protokol CHSE di mana semua anggota kita sudah menerapkan protokol-protokol kesehatan dasar,” ucapnya. (Avirista Midaada)
(ysw)