Raih Sertifikasi Los Angeles, GRP Jadi Produsen Baja Indonesia Pertama
loading...
A
A
A
JAKARTA - PT Gunung Raja Paksi Tbk (GRP) secara resmi telah mendapatkan sertifikasi Los Angeles Department of Building and Safety (LADBS). Keberhasilan tersebut, menjadikan PT GRP Tbk sebagai satu-satunya produsen baja di Indonesia yang memperoleh sertifikasi tersebut.
“Setelah melalui proses panjang dengan uji mutu yang sangat ketat, akhirnya kami mendapatkan sertifikasi tersebut pada November ini. Lisensi tipe fabrikasi High Strength Steel ini sekaligus bukti bahwa baja-baja PT GRP Tbk memang berkualitas tinggi. Kami adalah produsen baja Indonesia pertama yang memperoleh pengakuan tersebut,” jelas Presiden Komisaris PT GRP Tbk Tony Taniwan, dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Jumat (27/11/2020).
(Baca Juga: Kantongi Sertifikasi Los Angeles, GRP Berpeluang Ekspor Baja ke AS )
Sertifikasi tersebut, lanjut Tony, merupakan modal penting bagi PT GRP Tbk, yang memang menargetkan untuk merebut pangsa pasar di Amerika. Sertifikasi LADBS juga mempertegas komitmen perusahaan untuk bisa bersaing di pasar global.
Terlebih, sebelumnya PT GRP Tbk juga sudah melakukan ekspor ke berbagai negara, termasuk Kanada. “Melihat kualitas baja kami, kami optimistis bisa semakin bersaing di pasar dunia,” ungkap Tony.
(Baca Juga: Pandemi Tidak Buat Gunung Raja Paksi Kendor, Ekspor Baja Dilepas ke Kanada )
Proses sertifikasi LDABS memang tidak mudah. Head of Quality and Assurance PT GRP Tbk Charis Afianto menambahkan, sertifikasi dilakukan melalui uji mutu yang sangat ketat. Dan sebelum sertifikasi turun, PT GRP Tbk harus terlebih dahulu menjalani proses initial certification LADBS pada 29 September–6 Oktober 2020.
“Dengan turunnya sertifikat, nama PT GRP Tbk telah tercantum pada website LADBS. Website tersebut adalah salah satu referensi bagi user baja di Amerika untuk mencari produsen baja berkualitas,” kata Charis.
Ekonom senior Universitas Indonesia (UI) Aviliani, menyambut baik sertifikasi LADBS yg diberikan kepada PT GRP Tbk. Terlebih melalui sertifikasi tersebut, perusahaan membuka peluang ekspor ke AS.
“(Ekspor) Itu bagus agar menjaga posisi neraca perdagangan kita ke depan. Dengan begitu, kita bisa berharap recovery pertumbuhan ekonomi nasional juga bisa lebih cepat,” tutur Aviliani.
(Baca Juga: Ekspansi Pasar, Produsen Baja GRP Tambah Investasi Rp12 Triliun )
Sejauh ini lanjut Aviliani, kontribusi komoditas baja terhadap kinerja ekspor memang masih belum terlalu besar. Artinya, penetrasi ekspor baja yang akan digarap GRP, diharapkan dapat memperkuat kinerja ekspor baja nasional secara keseluruhan.
“Saya rasa bagus. Artinya, sejauh ini kan kontribusi baja terhadap ekspor itu masih di empat besar dengan nilai yang belum terlalu besar. Jadi kalau ada penambahan di sana, tentu dampaknya terhadap pemulihan ekonomi selama pandemi ini semakin bagus,” tegas Aviliani.
“Setelah melalui proses panjang dengan uji mutu yang sangat ketat, akhirnya kami mendapatkan sertifikasi tersebut pada November ini. Lisensi tipe fabrikasi High Strength Steel ini sekaligus bukti bahwa baja-baja PT GRP Tbk memang berkualitas tinggi. Kami adalah produsen baja Indonesia pertama yang memperoleh pengakuan tersebut,” jelas Presiden Komisaris PT GRP Tbk Tony Taniwan, dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Jumat (27/11/2020).
(Baca Juga: Kantongi Sertifikasi Los Angeles, GRP Berpeluang Ekspor Baja ke AS )
Sertifikasi tersebut, lanjut Tony, merupakan modal penting bagi PT GRP Tbk, yang memang menargetkan untuk merebut pangsa pasar di Amerika. Sertifikasi LADBS juga mempertegas komitmen perusahaan untuk bisa bersaing di pasar global.
Terlebih, sebelumnya PT GRP Tbk juga sudah melakukan ekspor ke berbagai negara, termasuk Kanada. “Melihat kualitas baja kami, kami optimistis bisa semakin bersaing di pasar dunia,” ungkap Tony.
(Baca Juga: Pandemi Tidak Buat Gunung Raja Paksi Kendor, Ekspor Baja Dilepas ke Kanada )
Proses sertifikasi LDABS memang tidak mudah. Head of Quality and Assurance PT GRP Tbk Charis Afianto menambahkan, sertifikasi dilakukan melalui uji mutu yang sangat ketat. Dan sebelum sertifikasi turun, PT GRP Tbk harus terlebih dahulu menjalani proses initial certification LADBS pada 29 September–6 Oktober 2020.
“Dengan turunnya sertifikat, nama PT GRP Tbk telah tercantum pada website LADBS. Website tersebut adalah salah satu referensi bagi user baja di Amerika untuk mencari produsen baja berkualitas,” kata Charis.
Ekonom senior Universitas Indonesia (UI) Aviliani, menyambut baik sertifikasi LADBS yg diberikan kepada PT GRP Tbk. Terlebih melalui sertifikasi tersebut, perusahaan membuka peluang ekspor ke AS.
“(Ekspor) Itu bagus agar menjaga posisi neraca perdagangan kita ke depan. Dengan begitu, kita bisa berharap recovery pertumbuhan ekonomi nasional juga bisa lebih cepat,” tutur Aviliani.
(Baca Juga: Ekspansi Pasar, Produsen Baja GRP Tambah Investasi Rp12 Triliun )
Sejauh ini lanjut Aviliani, kontribusi komoditas baja terhadap kinerja ekspor memang masih belum terlalu besar. Artinya, penetrasi ekspor baja yang akan digarap GRP, diharapkan dapat memperkuat kinerja ekspor baja nasional secara keseluruhan.
“Saya rasa bagus. Artinya, sejauh ini kan kontribusi baja terhadap ekspor itu masih di empat besar dengan nilai yang belum terlalu besar. Jadi kalau ada penambahan di sana, tentu dampaknya terhadap pemulihan ekonomi selama pandemi ini semakin bagus,” tegas Aviliani.
(akr)