Tahun Depan, Wisatawan Nusantara Masih Jadi Tumpuan
loading...
A
A
A
Sebelumnya, UNWTO mencatat selama delapan bulan pertama 2020 terjadi penurunan 70% dalam kedatangan wisatawan internasional, di mana penurunan tertinggi terjadi di Asia Pasifik mencapai 79%.
Data terbaru UNWTO World Tourism Barometer mengungkap jumlah kedatangan wisatawan international anjlok 81% pada Juli and 79% pada Agustus, di mana normalnya dua bulan ini merupakan puncak musim liburan.
“Penurunan yang belum pernah terjadi sebelumnya ini memiliki dampak sosial dan ekonomi yang dramatis, dan menempatkan jutaan pekerjaan dan bisnis dalam risiko,” kata Sekjen UNWTO Zurab Pololikashvili dalam keterangannya pada Oktober lalu.
Berkaca pada hal tersebut, Zurab pun menekankan bahwa pembukaan kembali perjalanan wisata internasional harus mempertimbangkan waktu yang tepat, aman, dan didukung kerja sama yang baik antar negara.
Panel Ahli UNWTO memperkirakan rebound dalam pariwisata internasional pada tahun 2021, yaitu sekitar kuartal ketiga. Bahkan, sebagian kecil ahli memprediksi pemulihan baru terjadi di 2022.
Beberapa kendala yang bisa menghambat pemulihan adalah pembatasan perjalanan (travel restriction), progres penanganan virus yang lambat, dan kepercayaan konsumen yang rendah. Selain itu, kurangnya koordinasi antar negara untuk memastikan protokol yang selaras, serta kondisi ekonomi yang memburuk, juga diidentifikasi oleh para ahli sebagai hambatan penting untuk pemulihan.
( )
Terkait kepercayaan konsumen, Wamenparekraf menegaskan bahwa pariwisata merupakan bisnis kepercayaan dan bisnis pengalaman. Menurut dia, tantangan di tengah pandemi ini adalah bagaimana konsumen bisa percaya bahwa destinasi, usaha dan pekerja pariwisata bisa menyediakan produk dan servis yang aman.
"Tidak hanya itu, kita perlu memberikan pengalaman yang nyata dan positif terhadap konsumen tersebut. Jadi, kalau aman memang kita harus betul-betul pastikan aman sehingga konsumen tersebut akhirnya bisa memberikan testimoni kepada konsumen lainnya bahwa pariwisata Indonesia aman," papar Angela.
Dengan begitu, lanjut dia, dalam rangka pemulihan pariwisata Indonesia di tahap awal dan untuk mendapatkan kepercayaan konsumen kembali, penerapan protokol kesehatan yang baik merupakan kunci utama.
Data terbaru UNWTO World Tourism Barometer mengungkap jumlah kedatangan wisatawan international anjlok 81% pada Juli and 79% pada Agustus, di mana normalnya dua bulan ini merupakan puncak musim liburan.
“Penurunan yang belum pernah terjadi sebelumnya ini memiliki dampak sosial dan ekonomi yang dramatis, dan menempatkan jutaan pekerjaan dan bisnis dalam risiko,” kata Sekjen UNWTO Zurab Pololikashvili dalam keterangannya pada Oktober lalu.
Berkaca pada hal tersebut, Zurab pun menekankan bahwa pembukaan kembali perjalanan wisata internasional harus mempertimbangkan waktu yang tepat, aman, dan didukung kerja sama yang baik antar negara.
Panel Ahli UNWTO memperkirakan rebound dalam pariwisata internasional pada tahun 2021, yaitu sekitar kuartal ketiga. Bahkan, sebagian kecil ahli memprediksi pemulihan baru terjadi di 2022.
Beberapa kendala yang bisa menghambat pemulihan adalah pembatasan perjalanan (travel restriction), progres penanganan virus yang lambat, dan kepercayaan konsumen yang rendah. Selain itu, kurangnya koordinasi antar negara untuk memastikan protokol yang selaras, serta kondisi ekonomi yang memburuk, juga diidentifikasi oleh para ahli sebagai hambatan penting untuk pemulihan.
( )
Terkait kepercayaan konsumen, Wamenparekraf menegaskan bahwa pariwisata merupakan bisnis kepercayaan dan bisnis pengalaman. Menurut dia, tantangan di tengah pandemi ini adalah bagaimana konsumen bisa percaya bahwa destinasi, usaha dan pekerja pariwisata bisa menyediakan produk dan servis yang aman.
"Tidak hanya itu, kita perlu memberikan pengalaman yang nyata dan positif terhadap konsumen tersebut. Jadi, kalau aman memang kita harus betul-betul pastikan aman sehingga konsumen tersebut akhirnya bisa memberikan testimoni kepada konsumen lainnya bahwa pariwisata Indonesia aman," papar Angela.
Dengan begitu, lanjut dia, dalam rangka pemulihan pariwisata Indonesia di tahap awal dan untuk mendapatkan kepercayaan konsumen kembali, penerapan protokol kesehatan yang baik merupakan kunci utama.