Digebuki Corona, OJK: Likuditas Perbankan Masih Aman
loading...
A
A
A
JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebut likuiditas perbankan hingga saat ini masih berada di level aman. Meskipun hingga saat ini pandemi Covid-199 masih belum reda juga di seluruh dunia termasuk Indonesia.
Deputi Komisioner Pengawas Perbankan II Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Bambang Widjanarko mengatakan masih amannya likuditas perbankan terlihat dari angka kemampuan bank membayar utang atau loan deposite ratio yang masih cukup memadai. Hal ini tidak terlepas dari kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah, Bank Indonesia mauoun OJK lewat dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).
"Perkembangan terakhir kondisi perbankan sampai akhir Oktober, likuiditas perbankan kita berada di level masih memadai. Jadi kalau kita melihat dengan beberapa kebijakan dari Bank Indonesia maupun pemerintah lewat dana PEN ini likuiditas menjadi lebih baik," ucajarnya dalam acara Financial Stability Review IDX Channel, Senin (7/12/2020).
Bambang memaparkan beberapa kebijakan yang sudah dilakukan OJK untuk menjaga likuditas perbankan. Misalnya adalah dengan menjaga fundamental sektor ril dengan mengeluarkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) nomor 11 tahun 2020 tentang Stimulus Perekonomian Nasional Sebagai Kebijakan Countercyclical Dampak Penyebaran Corona Virus Disease 2019.
Dengan adanya aturan ini diharapkan bisa membantu sektor ril untuk tumbuh. Di sisi lain, juga memberikan kesempatan kepada perbankan untuk bisa melakukan tugasnya. "Ada beberapa kebijakan untuk menjaga stabilitas sistem keuangan. Misalnya, POJK terkait konsolidasi bank umum, perintah tertulis, penerapan PSAK," jelasnya.
Selain itu, OJK juga mengeluarkan beberapa kebijakan lainnya. Seperti misalnya penyesuaian batas laporan untuk menjaga kondisi perbankan di saat pandemi. “Sementara ketiga kebijakan lainya yang diperlukan untuk dalam rangka kondisi pandemi saat ini. Antara lain penyesuaian batas laporan. Saya rasa itu yang menjaga kondisi perbankan di saat pandemi,” kata Bambang
Deputi Komisioner Pengawas Perbankan II Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Bambang Widjanarko mengatakan masih amannya likuditas perbankan terlihat dari angka kemampuan bank membayar utang atau loan deposite ratio yang masih cukup memadai. Hal ini tidak terlepas dari kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah, Bank Indonesia mauoun OJK lewat dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).
"Perkembangan terakhir kondisi perbankan sampai akhir Oktober, likuiditas perbankan kita berada di level masih memadai. Jadi kalau kita melihat dengan beberapa kebijakan dari Bank Indonesia maupun pemerintah lewat dana PEN ini likuiditas menjadi lebih baik," ucajarnya dalam acara Financial Stability Review IDX Channel, Senin (7/12/2020).
Bambang memaparkan beberapa kebijakan yang sudah dilakukan OJK untuk menjaga likuditas perbankan. Misalnya adalah dengan menjaga fundamental sektor ril dengan mengeluarkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) nomor 11 tahun 2020 tentang Stimulus Perekonomian Nasional Sebagai Kebijakan Countercyclical Dampak Penyebaran Corona Virus Disease 2019.
Dengan adanya aturan ini diharapkan bisa membantu sektor ril untuk tumbuh. Di sisi lain, juga memberikan kesempatan kepada perbankan untuk bisa melakukan tugasnya. "Ada beberapa kebijakan untuk menjaga stabilitas sistem keuangan. Misalnya, POJK terkait konsolidasi bank umum, perintah tertulis, penerapan PSAK," jelasnya.
Selain itu, OJK juga mengeluarkan beberapa kebijakan lainnya. Seperti misalnya penyesuaian batas laporan untuk menjaga kondisi perbankan di saat pandemi. “Sementara ketiga kebijakan lainya yang diperlukan untuk dalam rangka kondisi pandemi saat ini. Antara lain penyesuaian batas laporan. Saya rasa itu yang menjaga kondisi perbankan di saat pandemi,” kata Bambang
(nng)