Survei Membuktikan: Belanja Online di RI Makin Ngetren

Jum'at, 18 Desember 2020 - 00:11 WIB
loading...
Survei Membuktikan: Belanja Online di RI Makin Ngetren
FOTO/Ilustrasi/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Pandemi Covid-19 telah menyebabkan berbagai pergeseran perilaku konsumen dan pelaku bisnis selama lebih dari sembilan bulan tahun ini. Adaptasi konsumen di Indonesia terhadap teknologi digital dinilai telah melampaui ekspektasi sehingga membuat brand actions menjadi sangat penting dalam masa pandemi untuk dapat menumbuhkan kepercayaan konsumen.

Berdasarkan survei terhadap 314 konsumen Indonesia yang dilakukan oleh Qualtrics, pemimpin dalam sistem kategori pengalaman pelanggan dan pelopor kategori manajemen pengalaman, pada bulan September 2020 lalu menunjukan sebesar 57% konsumen mengaku lebih banyak berbelanja secara daring di kala pandemi, hal ini termasuk dalam berbelanja kebutuhan makanan sebesar 58%. Selain itu sebanyak 51% konsumen juga lebih sering mengakses digital banking.

"Tidak diragukan lagi bahwa telah terjadi pergeseran besar-besaran ke arah digital, sehingga sangat penting bagi para merek untuk memastikan mereka dapat memberikan pengalaman yang optimal di saluran digital mereka termasuk aplikasi seluler," kata Kepala Strategi CX untuk Asia Tenggara Harish Argarwal, di Jakarta, Kamis (17/12/2020).



Menurut dia Qualtric melihat disrupsi yang terjadi selama berbulan-bulan telah memunculkan perilaku dan preferensi baru yang kemungkinan besar akan terus berlanjut di era pasca pandemi. Secara umum, meski mayoritas 91% konsumen masih khawatir terhadap pandemi, mereka memiliki tendensi untuk kembali berperilaku seperti normal sebelumnya. Hampir 42% berniat secara rutin bepergian ke mal dalam 6 bulan ke depan. Selain itu, 41% konsumen juga berniat untuk mengunjungi taman dan 40% berniat untuk makan di restoran.

Ia mengatakan agar dapat mengatasi ambiguitas ini, pelaku bisnis dapat menggunakan tool seperti Qualtrics untuk mendapatkan pemahaman yang always-on dan pemahaman yang terintegrasi terkait pengalaman pelanggan mereka di seluruh aktivitas, melengkapi mereka dengan informasi yang end-to-end untuk terus memberikan pengalaman pelanggan yang unggul.

"Pergeseran perilaku dan preferensi konsumen ini akan terus berlanjut di era pasca pandemi. Itulah mengapa bisnis yang sangat penting, menggunakan teknologi seperti Qualtrics untuk dapat selalu mengikuti perilaku dan sentimen konsumen," imbuhnya.

Di sisi survei kepercayaan merek yang dilakukan oleh Qualtrics menunjukan bahwa hampir 8 dari 10 responden 78% mengatakan brand actions di saat krisis berdampak besar terhadap kepercayaan mereka terhadap merek. Hasil survei tersebut menjadi bukti bahwa pergeseran digital perlu direspons oleh merek untuk memastikan pengalaman yang mereka tawarkan dapat dinikmati konsumen di aplikasi digital. Di saat bersamaan, bisnis juga harus memahami dan merespons lingkungan yang dinamis.

Kepala Riset dan Brand Experience Qualtrics untuk Asia Pasifik dan Jepang (APJ) Lisa Khatri menambahkan bahwa konsumen yang merupakan salah satu kunci dari empat inti bisnis yakni konsumen, karyawan, produk dan merek mengalami perubahan yang cukup signifikan dari segi preferensi dan perilaku selama enam bulan terakhir di Asia Pasifik dan Jepang, dan brand action tetap menjadi sangat penting.

Berdasarkan Survei Kepercayaan Merek Qualtrics, agar pelaku usaha bisa meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap merek mereka, setidaknya ada 3 hal yang bisa dilakukan yaitu: mempertahankan harga yang wajar 40%, menaikkan level rekomendasi dan standar keamanan dan melakukan umpan balik terhadap komunitas 39%, serta menyediakan produk baru dan layanan yang sesuai dengan kebutuhan saat ini 36%.

Selain itu, pelaku usaha juga perlu mengidentifikasi pesan dan medium yang tepat. Terkait dengan komunikasi merek, masyarakat di Indonesia memiliki ketertarikan dengan dampak Covid-19. Informasi teratas yang ingin didengar konsumen adalah bagaimana bisnis menanggapi krisis 76%, pemberitahuan terkini mengenai protokol keselamatan dan kebersihan 74%, dan informasi mengenai produk dan layanan 54%.



Adapun yang paling tidak efektif adalah informasi penjualan dan promosi 40% lewat e-mail dan informasi tentang bagaimana pelaku usaha memperlakukan karyawannya 32%. Dari sisi medium komunikasi merek yang paling efektif, Qualtrics mengungkapkan ada 5 channel komunikasi yang paling sering diakses konsumen, antara lain Instagram 61%, Whatsapp 57%, Facebook 56%, iklan TV 59% dan e-mail 43%.

Menurut Khatri, kecepatan dalam memperoleh informasi merupakan hal mendasar bagi merek untuk berkembang di masa yang tidak pasti ini. Bisnis membutuhkan platform yang kuat dan gesit untuk dapat menangkap keinginan dan kebutuhan pelanggan serta karyawan secara real-time, dan kemudian melibatkan diri dengan mengambil tindakan yang disesuaikan dengan cara dan momen yang tepat. "Pendekatan secara aktif tersebut menunjukkan nilai yang dibawa oleh merek supaya tetap menjaga perhatian konsumen di tengah pasar yang cepat berubah," jelasnya.

Sebagai informasi, apa yang disampaikan Qualtrics membantu pelaku bisnis untuk mengidentifikasi indikator utama yang dibutuhkan untuk memberikan pengalaman dan komunikasi merek yang diinginkan konsumen, dan pada akhirnya meningkatkan kepercayaan konsumen untuk kesuksesan bisnis.
(nng)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.7443 seconds (0.1#10.140)