Pemenuhan Hak Tenagakerja Difabel Butuh Usaha Ekstra

Senin, 21 Desember 2020 - 23:39 WIB
loading...
A A A
Begitupula dengan, Asdep Perlindungan Hak Perempuan dalam Rumah Tangga dan Rentan - Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA), Valentina Ginting, menyatakan Kementerian PPPA telah menyusun rencana aksi nasional perlindungan khusus dan lebih kepada para penyandang disabilitas yang disebut sebagai peta jalan perlindungan perempuan penyandang disabilitas. Hal ini seperti yang diamanatkan oleh Presiden Joko Widodo agar bersama-sama menurunkan angka kekerasan terhadap perempuan dan anak-anak termasuk angka perempuan dan laki-laki penyandang disabilitas.

Diharapkan nantinya bisa menggambarkan secara lebih luas lagi bagaimana kondisi perempuan disabilitas serta rencana aksi seluruh kementerian lembaga yang bersinergi memastikan program kegiatan yang mendukung perlindungan terhadap hak perempuan, khususnya penyandang disabilitas termasuk layanan kebutuhan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.


“Kami mengapresiasi Yayasan Perempuan Tangguh Mandiri Indonesia yang telah memberikan penghargaan kepada para penyandang disabilitas inspiratif dan ibu tangguh, mengajak kita semua bahwa perempuan disabilitas harus menjadi perhatian kita. Memastikan betapa pentingnya memberikan perlindungan kepada mereka dan bagaimana mereka memastikan hak mereka untuk dapat berdaya dan berperan dalam pembangunan. Lebih meningkatkan wawasan kita bersama tentang peran penting perempuan khususnya peran perempuan disabilitas di semua bidang untuk mewujudkan perempuan berdaya Indonesia maju,” jelas Valentina.

Ketua Umum Yayasan Perempuan Tangguh Mandiri Indonesia, Myra Winarko, menegaskan ada tiga aspek yang menjadi latar belakang penghargaan ini, yakni diskriminasi, minimnya pendidikan, dan penyediaan infrastruktur. Menurut Myra, penyandang difabel masih sering mendapatkan stigma negatif atau perlakukan diskriminatif dari masyarakat. Padahal banyak difabel yang memiliki kemampuan tak kalah dengan masyarakat yang tidak memiliki kekurangan fisik.

Selanjutnya, masih minimnya pendidikan soft skill dan profesi untuk difabel di Indonesia, sehingga berpengaruh kepada keadaan sosial dan ekonomi mereka. Ditambah lagi tantangan terbesar yang harus dihadapi dalam penyediaan infrastruktur yang masih kurang memadai.

“Penghargaan ini bertujuan untuk memberikan apresiasi pada penyandang difabel yang tangguh dan inspiratif sehingga dapat membangkitkan semangat penyandang difabel lainnya agar dapat terwujudnya masyarakat inklusif,” kata Myra Winarko.
(her)
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1256 seconds (0.1#10.140)