Defisit APBN Melebar, Pengamat: Kurangi Belanja Enggak Penting
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kementrian Keuangan (Kemenkeu) mencatat defisit APBN hingga November 2020 mencapai Rp883,7 triliun atau 85% dari patokan dalam APBN 2020 senilai Rp1.039,2 triliun. Realisasi defisit anggaran itu setara dengan 5,6% terhadap produk domestik bruto (PDB).
Peneliti dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Nailul Huda mengatakan defisit APBN kali ini yang sangat melebar memang sudah diprediksi oleh beberapa kalangan, termasuk ekonom.
“Saat ini memang penggunaan angaran perlu besar untuk penanggulangan pandemi namun penyerapan perpajakan masih sangat seret dan tertekan,” kata Huda saat dihubungi SINDOnews di Jakarta, Selasa (22/12/2020).
Meskipun telah diprediksi, hanya saja yang paling penting dilakukan adalah defisit anggaran bisa ditekan apabila pemerintah serius merealokasi dari belanja pemerintah yang tidak perlu seperti perjalanan dinas, rapat di hotel, dan lain lain yang efeknya tidak signifikan sama sekali.
“Paling tidak tunjukkan kalo pemerintah serius merealokasi belanja tidak penting,” sebut dia.
Selanjutnya adalah bagaimana pemerintah mengurangi defisit ini di tahun depan. Penerimaan perpajakan mungkin akan sedikit membaik namun tidak signifikan namun belanja untuk penanggulanan Covid-19 masih akan tetap besar.
Menurut Huda, hal tersebut yang harus diperhatikan pemerintah untuk menjaga keuangan negara pada tahun 2021 mendatang.
Peneliti dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Nailul Huda mengatakan defisit APBN kali ini yang sangat melebar memang sudah diprediksi oleh beberapa kalangan, termasuk ekonom.
“Saat ini memang penggunaan angaran perlu besar untuk penanggulangan pandemi namun penyerapan perpajakan masih sangat seret dan tertekan,” kata Huda saat dihubungi SINDOnews di Jakarta, Selasa (22/12/2020).
Meskipun telah diprediksi, hanya saja yang paling penting dilakukan adalah defisit anggaran bisa ditekan apabila pemerintah serius merealokasi dari belanja pemerintah yang tidak perlu seperti perjalanan dinas, rapat di hotel, dan lain lain yang efeknya tidak signifikan sama sekali.
“Paling tidak tunjukkan kalo pemerintah serius merealokasi belanja tidak penting,” sebut dia.
Selanjutnya adalah bagaimana pemerintah mengurangi defisit ini di tahun depan. Penerimaan perpajakan mungkin akan sedikit membaik namun tidak signifikan namun belanja untuk penanggulanan Covid-19 masih akan tetap besar.
Menurut Huda, hal tersebut yang harus diperhatikan pemerintah untuk menjaga keuangan negara pada tahun 2021 mendatang.
(her)