Kekhawatiran Terhadap Perkembangan Covid-19 Bikin IHSG Tertekan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup melemah 14,58 poin atau 0,24% ke level 6.008,70 pada perdagangan hari ini (23/12/). Level ini melanjutkan pelemahan di akhir perdagangan sesi pertama, IHSG turun 0,44% ke 5.996,71.
Analis saham dari MNC Sekuritas M. Rudy Setiawan menilai penyebab pelemahan IHSG akibat ada kekhawatiran dari investor domestik yang kini mendominasi pasar modal Indonesia. Sentimen negatif yang dikhawatirkan investor lokal adalah perkembangan pandemi Covid-19 yang juga menekan bursa di AS dan Eropa. ( Baca juga:Sempat Menguat, IHSG Turun 14,58 Poin di Akhir Sesi )
"Ada sentimen global untuk perkembangan Covid-19 dan momen libur panjang akhir tahun ini sehingga menekan indeks kita dalam dua hari belakangan," ujar Rudy dalam siaran live penutupan perdagangan sesi dua di IDX Channel hari ini di Jakarta.
Menurut Rudy, kenaikan IHSG sudah cukup tinggi sepanjang Desember ini sebesar 7%. Jadi, dia melihat wajar bila investor melakukan aksi ambil untung. Selanjutnya investor akan menantikan laporan kinerja keuangan emiten untuk kuartal empat tahun 2020.
"Sedangkan hasil reshuffle kabinet akan positif untuk market ke depannya karena nama yang diangkat sudah dikenal publik," tambahnya.
Sentimen positif yang harus diperhatikan menurutnya adalah data dari Bank Indonesia (BI) dalam survei Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) November 2020 terlihat keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi yang membaik pada November 2020. Hal ini tecermin dari yang meningkat menjadi sebesar 92,0, dibandingkan dengan 79,0 pada bulan sebelumnya. ( Baca juga:Uji Coba Vaksin Sinovac di Brasil Diklaim Efektif 50% )
Secara umum perdagangan hari ini mencatat pergerakan 173 saham yang menguat, 309 saham melemah, dan 227 saham stagnan. Secara sektoral, dilihat enam sektor melemah sedangkan sisanya menguat. Sektor konsumer, aneka industri, dan pertambangan menjadi pemberat indeks.
Analis saham dari MNC Sekuritas M. Rudy Setiawan menilai penyebab pelemahan IHSG akibat ada kekhawatiran dari investor domestik yang kini mendominasi pasar modal Indonesia. Sentimen negatif yang dikhawatirkan investor lokal adalah perkembangan pandemi Covid-19 yang juga menekan bursa di AS dan Eropa. ( Baca juga:Sempat Menguat, IHSG Turun 14,58 Poin di Akhir Sesi )
"Ada sentimen global untuk perkembangan Covid-19 dan momen libur panjang akhir tahun ini sehingga menekan indeks kita dalam dua hari belakangan," ujar Rudy dalam siaran live penutupan perdagangan sesi dua di IDX Channel hari ini di Jakarta.
Menurut Rudy, kenaikan IHSG sudah cukup tinggi sepanjang Desember ini sebesar 7%. Jadi, dia melihat wajar bila investor melakukan aksi ambil untung. Selanjutnya investor akan menantikan laporan kinerja keuangan emiten untuk kuartal empat tahun 2020.
"Sedangkan hasil reshuffle kabinet akan positif untuk market ke depannya karena nama yang diangkat sudah dikenal publik," tambahnya.
Sentimen positif yang harus diperhatikan menurutnya adalah data dari Bank Indonesia (BI) dalam survei Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) November 2020 terlihat keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi yang membaik pada November 2020. Hal ini tecermin dari yang meningkat menjadi sebesar 92,0, dibandingkan dengan 79,0 pada bulan sebelumnya. ( Baca juga:Uji Coba Vaksin Sinovac di Brasil Diklaim Efektif 50% )
Secara umum perdagangan hari ini mencatat pergerakan 173 saham yang menguat, 309 saham melemah, dan 227 saham stagnan. Secara sektoral, dilihat enam sektor melemah sedangkan sisanya menguat. Sektor konsumer, aneka industri, dan pertambangan menjadi pemberat indeks.
(uka)