Prediksi Ancaman Siber Finansial di 2021, Dari Pemerasan, Skimming Hingga Pencurian Bitcoin

Jum'at, 25 Desember 2020 - 23:03 WIB
loading...
Prediksi Ancaman Siber Finansial di 2021, Dari Pemerasan, Skimming Hingga Pencurian Bitcoin
Foto/Ilustrasi
A A A
JAKARTA - Pada tahun 2021 banyak pelaku kejahatan siber finansial cenderung menargetkan Bitcoin lebih sering dari sebelumnya, sementara kelompok lainnya akan beralih ke mata uang kripto transit ketika menuntut pembayaran dari korban.

Selain itu, praktik pemerasan akan menjadi lebih luas, baik itu sebagai bagian dari serangan DDoS atau ransomware, dengan operator sebagai pihak terakhir akan mengkonsolidasikan dan menggunakan eksploitasi tingkat lanjut untuk menargetkan korban.

Peneliti keamanan di Kaspersky Dmitry Bestuzhev mengatakan prediksi keuangan adalah bagian dari Prediksi Ancaman Vertikal Kaspersky untuk tahun 2021.

( )

"Ini adalah prediksi utama dari Kaspersky terkait potensi perubahan dalam lanskap ancaman sektor keuangan," katanya dalam siaran pers di Jakarta, Jumat (25/12/2020).

Menurut dia ancaman siber finansial termasuk yang paling berbahaya karena secara langsung berdampak pada kesejahteraan keuangan para korban, baik itu individu maupun organisasi.

Berikut beberapa ringkasan prediksi utama. Pertama, MageCarting, atau biasa disebut JS-skimming (metode mencuri data kartu pembayaran dari platform e-commerce), serangan akan berpindah ke sisi server.

Bukti menunjukkan bahwa dari hari ke hari semakin sedikit pelaku ancaman yang mengandalkan serangan sisi klien yang menggunakan JavaScript. Peneliti Kaspersky memprediksi tahun depan serangan akan bergeser ke sisi server.

Kedua, mata uang transisi (Transition currencies). Kemampuan berupa teknis khusus untuk memantau, menghapus nama pengguna, dan menyita akun Bitcoin akan menjadi metode yang digunakan oleh banyak pelaku kejahatan siber untuk meminta pembayaran.

"Mata uang privasi lain yang ditingkatkan seperti Monero kemungkinan akan digunakan sebagai mata uang transisi pertama, dengan dana yang kemudian dikonversi ke mata uang kripto lainnya, termasuk Bitcoin, untuk menutupi jejak pelaku kejahatan siber," jelas dia.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1385 seconds (0.1#10.140)