IHSG di Akhir Tahun Rawan Aksi Ambil Untung

Rabu, 30 Desember 2020 - 11:20 WIB
loading...
IHSG di Akhir Tahun Rawan Aksi Ambil Untung
Ilustrasi IHSG. Foto/Dok SINDOphoto/Yorri Farli
A A A
JAKARTA - Founder and CEO Finvesol Consulting, Fendi Susiyanto menyebut Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan akhir tahun berpeluang terkena aksi ambil untung (profit taking). Hal ini terlihat dari perkembangan windows dressing yang sudah terjadi pada bulan November-Desember 2020.

Fendi melihat kecenderungan market global pada akhir tahun dalam posisi yang siap untuk mengalami profit taking karena memang kenaikannya sudah sangat signifikan.

Dia menyontohkan indeks Dow Jones yang telah mencapai level tertinggi dalam dua hari terakhir meskipun seputar informasi positif juga banyak di Amerika Serikat seperti ditandatanganinya Undang-Undang tentang bantuan dana 2,3 triliun dolar AS.

( )

"Sehingga yang terjadi adalah pengaruhnya indeks Dow Jones terhadap IHSG cukup besar di samping IHSG juga sudah mengalami peningkatan signifikan, sehingga di dua hari ini nampaknya kecenderungannya akhir tahun terjadi koreksi karena memang beberapa sektor saham sudah dalam posisi cukup tinggi kenaikannya," ujar Fendi dalam acara Market Opening IDX Channel, Rabu (30/12/2020).

Fendi menambahkan, investor juga saat ini akan mencermati kondisi varian baru dari Covid-19 yang akan berimplikasi adanya pengetatan atau dilakukan lockdown di beberapa negara di kota-kota besar termasuk di Jakarta pada 1-14 Januari 2021, dimana ada penutupan penerbangan dari luar negeri ke Indonesia

"Itu juga akan direspon cukup negatif oleh pasar sehingga pasar refleksinya pada hari ini, kemarin kecenderungannya lebih wait and see sampai dengan kondisi-kondisi terbaru akan muncul," kata dia.

( )

Untuk skenario hari ini, dia menyebut akan terjadi perbedaan pada dua sesi perdagangan. Menurutnya, perdagangan sesi I hari ini IHSG cenderung tertekan karena akan mengalami profit taking dan akan menguji di level 6.000. Namun, ada peluang di akhir sesi 2 indeks akan bertahan karena mungkin ada beberapa investor akan belanja saham pada akhir tahun.

"Dengan kondisi Covid-19 mereka nampaknya sudah melihat fase pertama sudah cukup baik mengatasinya dan mereka lebih adaptif dengan kondisi Covid-19 yang terbaru maka dia akan melakukan akumulasi secara perlahan di akhir-akhir sesi kedua," ucapnya.
(ind)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1884 seconds (0.1#10.140)