Harga Kedelai Naik, Kata Mentan karena Kontraksi Global
loading...
A
A
A
JAKARTA - Beberapa hari terakhir, pasokan tempe dan tahu menjadi langka di pasaran. Hal ini karena pengrajin tahu dan tempe di seluruh Jabodetabek memutuskan untuk berhenti melakukan penjualan selama 3 hari. Dilakukan mulai tanggal 1 Januari hingga 3 Januari 2021, mogok massal ini tak lepas dari kenaikan harga kedelai secara drastis.
(Baca Juga: Kementan Bongkar Penyebab Kedelai Lokal Langka )
Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo menerangkan, kenaikan harga kedelai ini karena adanya kontraksi global. Salah satunya akibat pandemi virus corona atau Covid-19.
"Jadi mengenai kedelai yang ada adalah masalah kontraksi global. Ini juga mungkin saja lebih banyak karena bagian dari Pandemi global dan membuat harga kedelai yang ada secara global itu terpengaruh khususnya dari Amerika Serikat (AS), dan itu yang kita rasakan di Indonesia," ujar Mentan di Gedung Ditjen Tanaman Pangan Jakarta, Senin (4/1/2021).
Kemudian, lanjut dia, kenaikkan tidak hanya Indonesia yang mengalami kontraksi ini tetapi di beberapa negara juga. Seperti di Argentina misalnya juga terjadi polemik-polemik seperti ini.
"Tapi kami sudah bertemu jajaran pertanian, melibatkan integrator dan juga unit-unit kerja lain dari kementerian dan pemerintah daerah untuk mempersiapkan kedelai kita lebih cepat," ungkap dia.
(Baca Juga: Mau Pedagang Tahu dan Tempe Berjualan Lagi, Penuhi 3 Permintaan Ini )
Sebelumnya, salah satu pengrajin tahu dan tempe Agus Tolle mengatakan, mogok massal ini dilakukan agar pemerintah cepat tanggap dan masyarakat mengetahui harga kacang kedelai yang semakin mahal. "Jadi harga awalnya kacang kedelai Rp7.000 sampai sekarang menjadi Rp9.500 per kg," ujar dia dalam acara INews Siang.
(Baca Juga: Kementan Bongkar Penyebab Kedelai Lokal Langka )
Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo menerangkan, kenaikan harga kedelai ini karena adanya kontraksi global. Salah satunya akibat pandemi virus corona atau Covid-19.
"Jadi mengenai kedelai yang ada adalah masalah kontraksi global. Ini juga mungkin saja lebih banyak karena bagian dari Pandemi global dan membuat harga kedelai yang ada secara global itu terpengaruh khususnya dari Amerika Serikat (AS), dan itu yang kita rasakan di Indonesia," ujar Mentan di Gedung Ditjen Tanaman Pangan Jakarta, Senin (4/1/2021).
Kemudian, lanjut dia, kenaikkan tidak hanya Indonesia yang mengalami kontraksi ini tetapi di beberapa negara juga. Seperti di Argentina misalnya juga terjadi polemik-polemik seperti ini.
"Tapi kami sudah bertemu jajaran pertanian, melibatkan integrator dan juga unit-unit kerja lain dari kementerian dan pemerintah daerah untuk mempersiapkan kedelai kita lebih cepat," ungkap dia.
(Baca Juga: Mau Pedagang Tahu dan Tempe Berjualan Lagi, Penuhi 3 Permintaan Ini )
Sebelumnya, salah satu pengrajin tahu dan tempe Agus Tolle mengatakan, mogok massal ini dilakukan agar pemerintah cepat tanggap dan masyarakat mengetahui harga kacang kedelai yang semakin mahal. "Jadi harga awalnya kacang kedelai Rp7.000 sampai sekarang menjadi Rp9.500 per kg," ujar dia dalam acara INews Siang.
(akr)