Mau Pedagang Tahu dan Tempe Berjualan Lagi, Penuhi 3 Permintaan Ini
loading...
A
A
A
JAKARTA - Koperasi Produsen Tahu Tempe Indonesia (KOPTI) menerangkan, pedagang akan melakukan aksi mogok berjualan tempe dan tahu selama tiga hari yang sudah dimulai Sabtu ini. Adapun Sekretaris Puskopti DKI Jakarta, Handoko Mulyo mengatakan, aksi mogok ini agar pemerintah mengabulkan permintaan para pedagang.
Terdapat tiga permintaan yang diajukan para pedagang tempe dan tahu untuk pemerintah. "Ada tiga yang kita ajukan jika pemerintah mau pedagang tahu dan tempe bisa berjualan lagi," ujar Handoko saat dihubungi SINDOnews di Jakarta, Sabtu (2/1/2021).
(Baca Juga: Perajin Tahu-Tempe Mau Mogok, Kemendag Pastikan Stok Kedelai Cukup )
Adapun permintaan pertama yaitu tata niaga kedelai yang dipegang pemerintah agar bisa menjaga stabilitas harga. Karena harga yang melonjak terang dia bisa membenani keuntungan pedagang.
"Kita ingin kesejahteraan UKM tempe dan tahu itu agar lebih besar," jelasnya.
Lalu sambung Handoko, pemerintah diminta agar swasembada kedelai bisa menggunakan produk lokal. Hal ini dikarenakan impor kedelai ini membuat pedagang kesulitan menerapkan harga serta merugikan petani kedelai di Indonesia. "Ya bukannya kita anti impor ya. Karena kalau pakai kedelai lokal itu produksi tempenya lebih bagus dan banyak," terang dia.
(Baca Juga: Impor Tinggi, Perajin Tempe-Tahu Minta Produksi Kedelai Lokal Digenjot )
Selain itu, pemerintah diminta evaluasi hasil produksi kedelai lokal yang selama ini masih rendah. Hal ini tentunya merugikan petani kedelai juga dan pedagang.
"Karena jumlah produksi kedelai lokal lebih rendah. Padahal prouduk kita lebih bagus. Produk lokal produksinya ini jauh api dari panggang," tandasnya.
Terdapat tiga permintaan yang diajukan para pedagang tempe dan tahu untuk pemerintah. "Ada tiga yang kita ajukan jika pemerintah mau pedagang tahu dan tempe bisa berjualan lagi," ujar Handoko saat dihubungi SINDOnews di Jakarta, Sabtu (2/1/2021).
(Baca Juga: Perajin Tahu-Tempe Mau Mogok, Kemendag Pastikan Stok Kedelai Cukup )
Adapun permintaan pertama yaitu tata niaga kedelai yang dipegang pemerintah agar bisa menjaga stabilitas harga. Karena harga yang melonjak terang dia bisa membenani keuntungan pedagang.
"Kita ingin kesejahteraan UKM tempe dan tahu itu agar lebih besar," jelasnya.
Lalu sambung Handoko, pemerintah diminta agar swasembada kedelai bisa menggunakan produk lokal. Hal ini dikarenakan impor kedelai ini membuat pedagang kesulitan menerapkan harga serta merugikan petani kedelai di Indonesia. "Ya bukannya kita anti impor ya. Karena kalau pakai kedelai lokal itu produksi tempenya lebih bagus dan banyak," terang dia.
(Baca Juga: Impor Tinggi, Perajin Tempe-Tahu Minta Produksi Kedelai Lokal Digenjot )
Selain itu, pemerintah diminta evaluasi hasil produksi kedelai lokal yang selama ini masih rendah. Hal ini tentunya merugikan petani kedelai juga dan pedagang.
"Karena jumlah produksi kedelai lokal lebih rendah. Padahal prouduk kita lebih bagus. Produk lokal produksinya ini jauh api dari panggang," tandasnya.
(akr)