Babi di China Biang Kerok Bikin Harga Kedelai Naik Tinggi

Senin, 11 Januari 2021 - 15:25 WIB
loading...
Babi di China Biang Kerok Bikin Harga Kedelai Naik Tinggi
Harga kedelai saat ini mencetak rekor tertinggi dalam kurum waktu 6 tahun terakhir, salah satunya disebabkan oleh China yang sudah mulai ternak babi lagi. Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lufti mengungkapkan, harga kedelai saat ini mencetak rekor tertinggi dalam kurum waktu 6 tahun terakhir. Saat ini harga kedelai global mencapai USD13 per rumpum.

"Jadi, sekarang ini harga kedelai itu USD13 per rumpumnya. Ini adalah harga tertinggi dalam 6 tahun terakhir," katanya dalam konferensi pers , Senin (11/1/2021).

(Baca Juga: Mendag Sebut Harga Kedelai Akan Terus Naik Sampai Mei )

Ia menjelaskan, tingginya harga kedelai saat ini dipengharuhi oleh nainknya permintaan di pasar global, namun waktu yang bersamaan kapasitas produksi menurun.

"Ada gangguan cuaca La Nina yang menyebabkan basah di Brazil. Kedua diperparah dengan Argentina yang mengalami aksi mogok. Jadi yang satu berhenti yang satu mulai. Yang satu mulai, yang satu berhenti. Ini yang menjadi gangguan tersendiri,” jelasnya.

Tak hanya itu, permintaan akan kacang kedelai yang cukup tinggi dari China juga menjadi salah satu penyebab naiknya harga. Kacang kedelai digunakan untuk memenuhi kebutuhan pakan ternak babi.

(Baca Juga: Berkat Kesepakatan dengan Importir, Harga Kedelai 100 Hari ke Depan Stabil )

Sebelumnya, China diserang oleh swine flu atau flu babi. Sehingga seluruh ternak babi yang ada di China ini dimusnahkan.

“China sudah mulai ternak babi lagi, karena makanan babinya diatur, tiba-tiba permintaan kacang kedelai naik dua kali lipat. Jadi hampir kali dua permintaan kedelai dalam kurun waktu yang singkat. Dari 15 juta biasanya permintaan disana naik menjadi 28 juta permintaan. Ini menyebabkan harga yang tinggi," sambung Lutfi.

Namun, lutfi memastikan, meski harga tinggi tapi pasokan kacang kedelai di Indonesia sudah aman untuk 3-4 bulan ke depan. "Ini adalah suatu keniscayaan yang memang harus kita pahami karena Indonesia tidak mempunyai kacang kedelai yang cukup, karena 90% adalah impor. Kita harus bisa mengerti kenaikan harga tersebut," tandasnya.
(akr)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2412 seconds (0.1#10.140)