Ekspor Pertanian Naik Ditopang Sawit Bukan yang Disubsidi, Jokowi: Hati-hati
loading...
A
A
A
JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan untuk berhati-hati, meskipun ekspor pertanian menunjukkan tren peningkatan. Menurutnya ekspor produk pertanian naik ditopang oleh komoditas sawit, sedangkan komoditas lain yang mendapat subsidi malah tidak memberikan kontribusi terhadap kinerja ekspor pertanian.
“Saya sangat menghargai ini adalah pertumbuhan yang baik di sektor pertanian, terutama ekspornya. Tetapi juga ingat, ekspor kelihatan tinggi itu berasal dari yang banyak, berasal dari sawit, betul Pak Menko? Hati-hati, bukan dari tadi, bukan dari komoditas-komoditas lain yang sudah kita suntik dengan subsidi-subsidi yang ada,” kata Presiden Jokowi saat membuka rakernas pembangunan pertanian di Istana Negara, Senin (11/1/2021).
(Baca Juga: Ekspor Pertanian dan Perkebunan Tembus Rp300 Triliun )
Karenanya, Jokowi meminta seluruh menteri mengevaluasi pemberian subsidi pupuk. Termasuk juga mengevaluasi kinerja sektor pertanian. Pada kesempatan itu Jokowi juga sempat mempertanyakan hasil dari subsidi pupuk yang besar mencapai Rp.33 triliun. “Rp33 triliun. Saya tanya kembaliannya apa? 5 tahun berapa? 10 tahun berapa triliun? Kalau 10 tahun sudah Rp330 triliun,” ujarnya.
Dia mengatakan, bahwa angka itu besar sekali sehingga menurutnya perlu ada evaluasi terkait hal ini. “Bapak dan ibu angka itu besar sekali. Artinya tolong ini dievaluasi ini ada yang salah. Saya sudah berkali-kali meminta ini,” ungkapnya.
(Baca Juga: Ini Jurus Jokowi Tekan Impor Jutaan Ton Kedelai hingga Jagung )
Jokowi menyebutkan, bahwa pembangunan pertanian perlu lebih serius secara detail. Terutama berkaitan dengan komoditas pertanian yang masih impor. “Kedelai hati-hati, jagung hati-hati, gula hati-hati. Ini yang masih jutaan-jutaan, jutaan ton. Bawang putih, beras. Meskipun ini sudah hampir 2 tahun kita enggak impor beras, saya mau lihat betul di lapangannya apakah bener bisa konsisten di tahun-tahun mendatang,” tuturnya.
“Tapi yang tadi saya sampaikan barang-barang ini harus diselesaikan urusan, bawang putih, gula, jagung, kedelai dan komoditas lain yang masih impor tolong jadi catatan dan segera dicarikan desain yang baik agar bisa kita selesaikan,” pungkasnya.
Lihat Juga: Prabowo Janji RI Swasembada Pangan 5 Tahun Lagi, Pakar Sarankan Genjot Komoditas non-Padi
“Saya sangat menghargai ini adalah pertumbuhan yang baik di sektor pertanian, terutama ekspornya. Tetapi juga ingat, ekspor kelihatan tinggi itu berasal dari yang banyak, berasal dari sawit, betul Pak Menko? Hati-hati, bukan dari tadi, bukan dari komoditas-komoditas lain yang sudah kita suntik dengan subsidi-subsidi yang ada,” kata Presiden Jokowi saat membuka rakernas pembangunan pertanian di Istana Negara, Senin (11/1/2021).
(Baca Juga: Ekspor Pertanian dan Perkebunan Tembus Rp300 Triliun )
Karenanya, Jokowi meminta seluruh menteri mengevaluasi pemberian subsidi pupuk. Termasuk juga mengevaluasi kinerja sektor pertanian. Pada kesempatan itu Jokowi juga sempat mempertanyakan hasil dari subsidi pupuk yang besar mencapai Rp.33 triliun. “Rp33 triliun. Saya tanya kembaliannya apa? 5 tahun berapa? 10 tahun berapa triliun? Kalau 10 tahun sudah Rp330 triliun,” ujarnya.
Dia mengatakan, bahwa angka itu besar sekali sehingga menurutnya perlu ada evaluasi terkait hal ini. “Bapak dan ibu angka itu besar sekali. Artinya tolong ini dievaluasi ini ada yang salah. Saya sudah berkali-kali meminta ini,” ungkapnya.
(Baca Juga: Ini Jurus Jokowi Tekan Impor Jutaan Ton Kedelai hingga Jagung )
Jokowi menyebutkan, bahwa pembangunan pertanian perlu lebih serius secara detail. Terutama berkaitan dengan komoditas pertanian yang masih impor. “Kedelai hati-hati, jagung hati-hati, gula hati-hati. Ini yang masih jutaan-jutaan, jutaan ton. Bawang putih, beras. Meskipun ini sudah hampir 2 tahun kita enggak impor beras, saya mau lihat betul di lapangannya apakah bener bisa konsisten di tahun-tahun mendatang,” tuturnya.
“Tapi yang tadi saya sampaikan barang-barang ini harus diselesaikan urusan, bawang putih, gula, jagung, kedelai dan komoditas lain yang masih impor tolong jadi catatan dan segera dicarikan desain yang baik agar bisa kita selesaikan,” pungkasnya.
Lihat Juga: Prabowo Janji RI Swasembada Pangan 5 Tahun Lagi, Pakar Sarankan Genjot Komoditas non-Padi
(akr)