Menguak Persaingan Bisnis Tidak Sehat dengan Memakai Buzzer
loading...
A
A
A
Namun oknum buzzer tersebut juga tidak mau terlibat lebih jauh dalam persaingan usaha yang tidak sehat begini. Apalagi oknum buzzer tersebut juga mendengar bahwa ada akun-akun Instagram yang dibeli secara khusus untuk menyebarkan informasi negatif tentang produk AFC sambil terus memprovokasi BPOM.
"Menurut kami, ya kalau mau menggunakan buzzer, pergunakanlah untuk mempromosikan produk-produknya dengan cara menjelaskan keunggulan-keunggulannya. Bukan dengan menjegal kompetitor dengan cara-cara yang tidak etis dan curang, seperti melaporkannya ke BPOM. Bersainglah yang sehat," tambahnya.
Pada akhirnya, kalau persaingan usaha dengan serta merta menggunakan jasa buzzer dan menghalalkan segala cara, pasti akan berdampak buruk kedepannya. Seperti ketika kampanye Pilpres 2019 yang lalu. Para buzzer menghalalkan segala cara apapun untuk membela yang bayar, bahkan ada yang sampai memberikan perintah untuk menyebarkan berita-berita hoax.
“Ini sangat tidak benar. Kami tidak mau kejadian Pilpres 2019 terulang kembali dimana berita-berita hoax dengan masifnya merajalela di media sosial. Hasilnya bisa dilihat sendiri, Indonesia menjadi terpecah belah. Ini yang tidak kami harapkan. Jika mau bersaing, bersainglah yang dengan cara yang jujur dan adil,” tutupnya.
"Menurut kami, ya kalau mau menggunakan buzzer, pergunakanlah untuk mempromosikan produk-produknya dengan cara menjelaskan keunggulan-keunggulannya. Bukan dengan menjegal kompetitor dengan cara-cara yang tidak etis dan curang, seperti melaporkannya ke BPOM. Bersainglah yang sehat," tambahnya.
Pada akhirnya, kalau persaingan usaha dengan serta merta menggunakan jasa buzzer dan menghalalkan segala cara, pasti akan berdampak buruk kedepannya. Seperti ketika kampanye Pilpres 2019 yang lalu. Para buzzer menghalalkan segala cara apapun untuk membela yang bayar, bahkan ada yang sampai memberikan perintah untuk menyebarkan berita-berita hoax.
“Ini sangat tidak benar. Kami tidak mau kejadian Pilpres 2019 terulang kembali dimana berita-berita hoax dengan masifnya merajalela di media sosial. Hasilnya bisa dilihat sendiri, Indonesia menjadi terpecah belah. Ini yang tidak kami harapkan. Jika mau bersaing, bersainglah yang dengan cara yang jujur dan adil,” tutupnya.
(akr)