Survei: Mayoritas Konsumen Indonesia Ingin Vape Tersedia Legal

Senin, 18 Januari 2021 - 23:16 WIB
loading...
A A A
Jika kedua hal ini terpenuhi, produk alternatif tembakau bisa berkontribusi untuk mengurangi beban kesehatan masyarakat terkait tembakau.

Ini adalah ajakan untuk bertindak (call-to-action) yang menuntut kolaborasi pemangku kepentingan terkait agar bergandengan tangan dalam memberikan bukti ilmiah kredibel, demi pengaturan produk yang tepat dan berbasis ilmiah.

"Barulah kita akan benar-benar paham bagaimana produk-produk ini dapat mencegah penyakit terkait rokok dan kematian dini di Indonesia. Sederhananya, perokok berhak atas kesempatan beralih ke produk yang berpotensi lebih rendah risiko demi mendapatkan kualitas hidup yang lebih baik," tutup Delon.

Terpisah, Analis Kebijakan Publik Universitas Trisakti, Trubus Rahadiansyah menilai, masih banyak masyarakat Indonesia yang belum mengenal dengan baik tentang HTPL karena kurangnya edukasi "Edukasinya di kita minim sekali soal HTPL," ujar Trubus saat dikontak, Senin (18/1).

Padahal, HTPL bisa menjadi alternatif bagi para perokok di Tanah Air yang ingin mendapatkan nikotin, dengan risiko kesehatan yang lebih rendah.

Trubus bilang, kebanyakan masyarakat menganggap nikotin sebagai biang kerok penyebab penyakit. Padahal sebenarnya, tidak begitu. Nikotin hanya menyebabkan kecanduan. Yang membahayakan untuk kesehatan adalah tar.

"Ada salah persepsi di sini. Nikotin hanya membuat kecanduan, tapi tidak mematikan. Ada alternatif mendapatkan nikotin dari HTPL," tutur Trubus.

Banyak perokok memanfaatkan HTPL, terutama vape, sebagai alat yang dapat membantu mereka mengurangi konsumsi tembakau setelah gagal dalam menggunakan metode lainnya. HPTL bisa berperan efektif dalam smoking reduction and smoking cessation.

Para perokok dewasa ini beralih ke HTPL karena tembakau sudah menjadi bagian dari budaya yang mengakar di kalangan masyarakat Indonesia. "Budaya ini tidak ada di negara lain," ucap Trubus.

Namun karena kurangnya edukasi dan sosialisasi HTPL, masyarakat masih menganggapnya berbahaya. "HTPL selalu dilekatkan dengan rokok, dianggap membahayakan kesehatan. Ini merusak citra HTPL," tegasnya.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2475 seconds (0.1#10.140)