Penggunaan GeNose, Pengusaha Bus: Dari Sisi Sains yang Kompeten Menilai Prof. Lang Ling Lung
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kalangan operator bus angkutan kota antar-provinsi (AKAP) mengatakan, penerapan alat pendeteksi virus Covid-19 lewat hembusan nafas GeNose seharusnya bisa dterapkan dari kemarin. Ketua Umum Pengusaha Otobus Muda Indonesia, Kurnia Lesani Adnan, mengatakan, keterlambatan penerapan alat pendeteksi GeNose dimungkinkan karena para ilmuwan Indonesia butuh waktu. ( Baca juga:Pak Nadiem! Penghentian Tunjangan Guru Swasta Dinilai Tidak Adil )
“Ini alat dari UGM itu ya, harusnya dari dulu sudah diterapkan. Tapi seperti kata Prof. Lang Ling Lung, penemuan itu butuh waktu, karenanya kita sangat mendukung karena dari harganya cukup murah,” ujarnya saat dihubungi MNC Portal di Jakarta, Senin (25/1/2021).
Menurut dia, penerapan GeNose merupakan jalan keluar sekaligus terobosan yang dilakukan pemerintah dalam memastikan perjalanan transportasi lebih baik dan aman serta sesuai standar. “Ini solusi, mengapa baru sekarang. Dengan biaya Rp20 ribu per sekali tes GeNose saya kira bisa diakomodasi di seluruh terminal. Tapi kalau dari sisi sains saya tidak berkompeten menilai hanya Ilmuwan yang bisa seperti Prof Lang Ling Lung di serial Donald Bebek,” ungkapnya.
Kementerian Perhubungan akan menerapkan penggunaan alat deteksi Covid-19 bernama GeNose pada moda transportasi bus per 5 Februari 2021. Saat ini pengurusannya sedang dilakukan oleh rehgulator dalam hal ini Direktorat Jenderal Perhubungan Darat. “Ini sudah mendapatkan persetujuan edar dari Kemenkes dan Satgas Penanganan Covid-19. Untuk bus tidak akan wajib, tapi akan dilakukan secara random dengan mandatori per tanggal 5 Februari,” ucap Menhub Budi Karya.
Menhub Budi Karya sudah meminta jajarannya di Direktorat Perhubungan Darat berkoordinasi dengan para Kepala Dinas Perhubungan di daerah jika pengecekan dilakukan secara acak atau random. Menhub menghimbau kepada masyarakat yang akan bepergian menggunakan transportasi bus dan tidak memaksakan diri untuk berangkat jika merasa tidak enak badan atau sakit, karena di terminal-terminal bus dilakukan pengecekan secara acak. ( Baca juga:Jalani Sidang Vonis, Cathrine Wilson Pakai Masker Kain Seharga Rp2,5 Juta )
“Keinginan dari Bapak Presiden yaitu untuk memastikan konektivitas itu tetap berjalan, tetapi protokol kesehatan juga dijalankan secara baik. Kita ingin semua masyarakat tertib dan membantu pemerintah untuk menjaga protokol kesehatan dengan baik,” jelas Menhub.
“Ini alat dari UGM itu ya, harusnya dari dulu sudah diterapkan. Tapi seperti kata Prof. Lang Ling Lung, penemuan itu butuh waktu, karenanya kita sangat mendukung karena dari harganya cukup murah,” ujarnya saat dihubungi MNC Portal di Jakarta, Senin (25/1/2021).
Menurut dia, penerapan GeNose merupakan jalan keluar sekaligus terobosan yang dilakukan pemerintah dalam memastikan perjalanan transportasi lebih baik dan aman serta sesuai standar. “Ini solusi, mengapa baru sekarang. Dengan biaya Rp20 ribu per sekali tes GeNose saya kira bisa diakomodasi di seluruh terminal. Tapi kalau dari sisi sains saya tidak berkompeten menilai hanya Ilmuwan yang bisa seperti Prof Lang Ling Lung di serial Donald Bebek,” ungkapnya.
Kementerian Perhubungan akan menerapkan penggunaan alat deteksi Covid-19 bernama GeNose pada moda transportasi bus per 5 Februari 2021. Saat ini pengurusannya sedang dilakukan oleh rehgulator dalam hal ini Direktorat Jenderal Perhubungan Darat. “Ini sudah mendapatkan persetujuan edar dari Kemenkes dan Satgas Penanganan Covid-19. Untuk bus tidak akan wajib, tapi akan dilakukan secara random dengan mandatori per tanggal 5 Februari,” ucap Menhub Budi Karya.
Menhub Budi Karya sudah meminta jajarannya di Direktorat Perhubungan Darat berkoordinasi dengan para Kepala Dinas Perhubungan di daerah jika pengecekan dilakukan secara acak atau random. Menhub menghimbau kepada masyarakat yang akan bepergian menggunakan transportasi bus dan tidak memaksakan diri untuk berangkat jika merasa tidak enak badan atau sakit, karena di terminal-terminal bus dilakukan pengecekan secara acak. ( Baca juga:Jalani Sidang Vonis, Cathrine Wilson Pakai Masker Kain Seharga Rp2,5 Juta )
“Keinginan dari Bapak Presiden yaitu untuk memastikan konektivitas itu tetap berjalan, tetapi protokol kesehatan juga dijalankan secara baik. Kita ingin semua masyarakat tertib dan membantu pemerintah untuk menjaga protokol kesehatan dengan baik,” jelas Menhub.
(uka)